Siswa SMAK St. Stefanus Ketang Keluhkan Pendidikan Pasca Covid-19

screenshot 20210316 153905[1]
Foto: Screenshot video Videlis Roy Maleng.

Kupang, detakpasifik.com – Siswa Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) St. Stefanus Ketang mengeluhkan pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal itu disampaikan melalui video berdurasi 2:58 menit yang diterima media detakpasifik.com, Selasa (16/03).

Videlis Roy Maleng. Demikian nama siswa itu mengatakan, ia mewakili orang muda di Desa Ketang, Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai yang mengalami langsung dampak Covid-19 dari aspek pendidikan.

Menurut Videlis, dalam situasi sekarang ini memang serba rumit. Kita dihadapkan pada wabah Covid-19 yang merambat setiap bidang kehidupan termasuk pendidikan.

“Kita sedang menghadapi wabah virus mematikan. Wabah yang merambah masuk di setiap aspek kehidupan. Tak luput aspek pendidikan di Nusa Tenggara Timur, yang dikenal sebagai wilayah dengan tingkat pendidikan rendah. Oleh karena itu, penguatan terhadap kualitas pendidikan di masa ini mesti dilakukan,” ungkap Videlis.

Klik dan baca juga:  Peran Orang Tua dan Motivasi Belajar Anak

Videlis menyampaikan, turut merasakan langsung tragedi pendidikan saat ini yang dianggapnya telah terjadi perubahan pada prosesnya.

Pertama, pendidikan berbasis teknologi. Ini menjadi tantangan serius bagi orang tua ataupun siswa. Tantangan diantaranya jaringan internet kurang memadai, biaya pembelian gawai yang mencekik ekonomi keluarga, dan penguasaan iptek yang rendah oleh siswa.

Kedua, pengajaran dalam bentuk pemberian tugas. Miris bahwa proses pendidikan sekarang dipahami dengan pemberian tugas tanpa penjelasan dari para pendidik.

Klik dan baca juga:  Humanisme UKSW Tidak Boleh Pudar Meski Diterpa Teknologi AI

Ketiga, ketimpangan teknologi antara pendidik dan siswa. Penggunaan teknologi yang tidak seimbang antara guru dan siswa menghambat proses pengajaran sehingga kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan masih terbelakang.

Penjelasan tiga poin penting itu disampaikan dengan tegas oleh Videlis dalam video itu.

Siswa kelas XII itu juga menekankan bahwa ini adalah hal yang ironis karena ekspektasi untuk keluar dari ketertinggalan cukup sulit direalisasi.

Quo vadis pendidikan, mau dibawa ke mana kiblat pendidikan kita? Timpal Videlis dalam video.

img 20210316 154426[1]
Foto: Gedung SMAK St. Stefanus Ketang, Desa Ketang, Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai.
Ia juga memproposalkan ide penguatan pendidikan di masa pandemi ini. Antara lain, pemerintah hendaknya membuat dan membangun infrastruktur telekomunikasi yang merata di setiap wilayah, menjalankan pedagogi kritis dengan merevitalisasi peran keluarga dalam pendidikan formal maupun non formal, menjalankan kerja sama dengan stakeholder pendidikan dan institut terkait, dan memperkuat kerja sama lembaga kemasyarakatan desa dalam memberdayakan peserta didik.* (chelni p)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *