Kupang, detakpasifik.com – Stunting adalah salah satu masalah pembangunan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Karenanya, Gubernur NTT terus menggerakkan pemda kabupaten/kota untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak demi menurunkan prevalensi stunting yang masih di atas 30 persen.
Pada Senin (12/9/22, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat memberikan apresiasi kepada pemerintah Kabupaten Ende atas perannya dalam menurunkan angka stunting. Apresiasi tersebut diungkapnya dalam Rapat Kerja Gubernur bersama Camat, Lurah dan Kepala Desa Se-Kabupaten Ende di Lapangan Bola Kecamatan Wewaria, Ende.
“Kita apresiasi dan limpah terima kasih kepada pemerintah Kabupaten Ende serta jajarannya dengan peran menurunkan angka stunting yang awalnya 14,3 persen kini sudah turun menjadi 1 digit,” kata Viktor.
Dia mengatakan ini merupakan hal baik dan mesti terus dilakukan. Juga di kabupaten lain. Semua harus kerja fokus dalam pola desain penanganan yang benar dan tepat sasaran.
Menurutnya untuk memperoleh sasaran yang tepat penanganan stunting, maka bupati, camat, lurah dan kepala desa harus cek kondisi riil masyarakatnya.
“Saya minta untuk terus aktif dalam kerja nyata di lapangan. Bupati, camat, lurah dan kepala desa harus sering turun cek kondisi stunting dan kemiskinan yang ada. Sehingga bisa dapat data yang benar dan akurat untuk stunting dan kemiskinan agar nantinya dapat kita intervensi dengan baik,” katanya.
Gubernur juga meminta bupati, camat, lurah dan kepala desa untuk mengembangkan komoditi sorgum, jagung, dan kelor.
Hal ini untuk menjalankan amanat presiden yang menginginkan setiap kepala daerah untuk mengembangkan pangan lokal sebagai bentuk antisipasi terhadap krisis pangan dunia yang diprediksi oleh Bank Dunia dan IMF akan terjadi pada tahun 2023 dan 2024 mendatang.
(dp/apm)