Muda  

Antusias Mozza Cafe dalam Persiapan Lomba Tari Kreasi Daerah NTT di Kupang Tahun 2025

IMG 20250315 WA0011

Kupang, detak-pasifik.com – Perlombaan Tari Kreasi Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali digelar sebagai salah satu program tahunan dari Dinas Pariwisata Kota Kupang. Kegiatan ini bertujuan untuk menampilkan keunikan budaya lokal sekaligus memberikan wadah bagi komunitas untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Puncak acara dijadwalkan berlangsung pada 11-12 April 2025 di Kota Kupang.

Salah satu komunitas yang menunjukkan antusiasme tinggi dalam persiapan acara ini adalah Mozza Cafe. Komunitas ini dikenal aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Kupang, khususnya di bidang kebudayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Frans Tio Keban, salah satu pemilik Mozza Cafe, mengungkapkan motivasi di balik keikutsertaan tim dalam perlombaan ini.

“Motivasi kami untuk mengikuti lomba ini karena sebelumnya Mozza Cafe dan Rumah EINA baru saja menyelenggarakan Lomba Tari Kreasi Tradisional Daerah Manggarai pada Festival Leso Momang di bulan Februari lalu. Sebagai tindak lanjut, kami ingin mempromosikan juara 1 dan 2 dari ajang tersebut di tingkat yang lebih besar melalui Festival Tari Kreasi Daerah NTT ini,” ujar Frans.

DETAK PASIFIK GUBERNUR NTT 1

Frans juga menambahkan bahwa partisipasi Mozza Cafe bukan hanya di lomba tari, tetapi juga dalam lomba stand UMKM.

“Pada Koepan Festival 2024 tahun lalu, kami berhasil meraih juara 1 untuk kategori stand terbaik UMKM se-Kota Kupang. Jadi, tahun ini kami juga berkomitmen untuk ikut serta. Apapun hasilnya, kami akan mempersiapkan diri sebaik mungkin karena ada dua mata lomba yang kami ikuti, yaitu Tari Kreasi dan Lomba Stand Terbaik UMKM,” tambah Frans dengan semangat.

Aleks Saputra, pelatih tim tari dari Mozza Cafe, menjelaskan bahwa tarian yang akan dibawakan adalah Tarian Kreasi Daerah Alor yang berjudul “Taramiti Tominiku.” Tarian ini mengangkat filosofi budaya Alor tentang pentingnya kebersamaan dan kesatuan hati di tengah perbedaan.

“Alasan kami memilih tarian ini karena gerakan dan koreografinya yang unik dan penuh makna. Selain itu, tarian ini masih terbilang baru di ajang lomba tari kreasi daerah NTT, sehingga kami berharap dapat memberikan warna baru dalam kompetisi ini,” jelas Aleks.

Aleks menegaskan bahwa latihan intensif telah dimulai untuk mempersiapkan penampilan yang maksimal. “Kami sudah memulai latihan rutin setiap sore. Ini adalah event besar, dan tim yang ikut juga pasti memiliki kualitas tinggi, jadi kami harus serius dan disiplin dalam latihan,” tandasnya.

Cindy, salah satu penari dari tim Mozza Cafe, mengungkapkan rasa bangganya bisa terlibat dalam ajang ini. “Kami sangat berterima kasih kepada Mozza Cafe yang telah menyediakan ruang dan dukungan bagi anak muda untuk berkreasi. Pengalaman ini sangat berharga karena tidak hanya untuk menampilkan kemampuan, tapi juga untuk mempererat solidaritas tim,” kata Cindy.

IMG 20250219 WA0020

Cindy juga menyadari tantangan besar dalam membawakan tarian dari daerah lain. “Membawakan tarian dari berbagai daerah di NTT dalam satu tim itu tidak mudah. Tapi kami akan berusaha menampilkan tarian dengan gerakan yang lincah dan emosional, seolah-olah tarian itu adalah milik kami sendiri,” pungkasnya penuh antusias.

Tim Mozza Cafe terdiri dari 9 orang penari, yang terdiri dari 6 perempuan dan 3 laki-laki. Formasi tim merupakan kolaborasi dari OKP Manggarai Raya, mahasiswa asal Ndoso, Himapel, Tim Moza Kreatif dan Jokam Dance. Sedangkan publik relations  diisi Melan Bahas.* (Arsen Setiawan)