Bank NTT di Titik Balik, Merayakan 62 Tahun dengan Fokus pada Inovasi dan Pengembangan Ekosistem

Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT. Foto/kontan.

KUPANG, DETAKPASIFIK.COM- Bank NTT merayakan usia ke-62, menandai perjalanan panjang sebagai pilar keuangan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak berdiri pada 17 Juli 1962, Bank NTT telah mengalami transformasi signifikan, dari layanan perbankan konvensional hingga menjadi bank digital yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan nasabah.

Di bawah kepemimpinan Plt. Dirut Yohanis Landu Praing, Bank NTT tidak hanya fokus pada peningkatan layanan, tetapi juga berkomitmen untuk memenuhi Modal Inti Minimum (MIM) sebesar Rp 3 triliun pada akhir tahun 2024, sesuai dengan amanat regulator. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah melalui skema Kelompok Usaha Bank (KUB) bersama Bank DKI.

Ini merupakan upaya untuk memperkuat struktur permodalan dan ekspansi bisnis, yang diharapkan dapat memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada November 2024. Dengan semangat “Bertumbuh dalam Kebersamaan”, Bank NTT terus berinovasi dan berkolaborasi untuk membangun fondasi bisnis yang kokoh demi kemajuan dan kesejahteraan perekonomian masyarakat NTT.

Bertumbuh dalam Kebersamaan

Tema “Bertumbuh dalam Kebersamaan” dipilih untuk memperingati hari ulang tahun ke-62 Bank NTT tahun ini, mencerminkan filosofi dan komitmen bank untuk terus berkembang bersama masyarakat. Yohanis Landu Praing menjelaskan bahwa tema ini diilhami oleh perjalanan panjang Bank NTT yang dibangun atas dasar kepercayaan, sinergi yang kuat, dan semangat kolektif untuk mencapai kesejahteraan bersama.

“Bank NTT telah melalui berbagai tantangan dan perubahan, namun selalu berpegang pada prinsip kebersamaan untuk membangun fondasi bisnis yang kokoh dan berkelanjutan,” kata Landu Praing saat merayakan HUT Bank NTT pada 17 Juli 2024. Perayaan tahun ini dilakukan dengan sederhana namun bermakna, menekankan pentingnya kerjasama dan solidaritas di antara seluruh pemangku kepentingan, termasuk nasabah, karyawan, dan mitra kerja.

Melalui kebersamaan ini, Bank NTT terus berupaya memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat NTT, menghadapi era digitalisasi dengan optimisme dan inovasi yang berkelanjutan.

Selama 62 tahun berdiri, Bank NTT telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Bank ini terus bertransformasi, dari layanan konvensional ke layanan perbankan digital yang canggih dan responsif terhadap kebutuhan nasabah modern. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, Bank NTT telah meluncurkan berbagai produk digital banking yang tidak hanya mempermudah transaksi perbankan, tetapi juga mendukung inklusi keuangan di daerah terpencil.

Inovasi produk menjadi fokus utama, seperti pengembangan aplikasi mobile banking yang memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi kapan saja dan di mana saja, serta layanan e-commerce yang terintegrasi dengan berbagai platform digital. Bank NTT juga telah memperkenalkan fitur-fitur keamanan terbaru untuk melindungi data dan transaksi nasabah dari ancaman siber.

Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Mei 2024, yang menyetujui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) antara Bank NTT dan Bank DKI, merupakan langkah strategis lainnya. Sepanjang tahun 2024, kedua bank telah aktif berkoordinasi dan mengadakan berbagai pertemuan untuk mempercepat proses pembentukan KUB ini. Pada bulan Juni, tahapan due diligence dimulai dengan dukungan dari konsultan profesional untuk menilai kelayakan dan potensi kerjasama ini.

Klik dan baca juga:  Potensi Berlimpah, Tetapi Desa Compang Congkar Merana di Akses Jalan Raya

Dalam proses due diligence yang melibatkan PT Kinarya Lima Capital sebagai konsultan keuangan, akuntan, dan pajak, serta Umbra Lawfirm sebagai konsultan hukum, Bank NTT memastikan bahwa setiap langkah diambil dengan hati-hati dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Hasil due diligence ini nantinya akan diajukan kepada Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank DKI untuk persetujuan lebih lanjut, yang mencakup valuasi saham dan penyertaan modal.

Transformasi ini menunjukkan betapa seriusnya Bank NTT dalam mengukuhkan posisinya sebagai bank terdepan di NTT, sekaligus membangun fondasi yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan masa depan. Dengan berbagai inovasi produk dan layanan, Bank NTT berkomitmen untuk terus memberikan nilai tambah bagi nasabah dan masyarakat luas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di NTT melalui kemajuan teknologi perbankan.

Landu Praing menekankan pentingnya pemenuhan Modal Inti Minimum (MIM) sebesar Rp 3 triliun sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.03/2020. Peraturan ini mengatur bahwa setiap bank umum wajib memenuhi modal inti minimum paling lambat 31 Desember 2024. Bank NTT, sebagai bagian dari upayanya untuk mematuhi regulasi ini, terus bergerak cepat dalam pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) bersama Bank DKI. Apabila Bank NTT tidak berhasil memenuhi MIM tersebut, maka sesuai regulasi, statusnya akan berubah menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang tentunya memiliki keterbatasan dalam operasional dan laya   nan perbankan.

Sejak awal tahun 2024, Bank NTT dan Bank DKI telah melakukan berbagai koordinasi intensif untuk memastikan pembentukan KUB berjalan sesuai rencana. Pada 20-21 Mei 2024, kedua bank mengadakan pertemuan konsinyering, yang diikuti dengan tahapan due diligence pada bulan Juni. Proses due diligence ini dimulai dengan rapat kick-off melalui Zoom Meeting pada 6 Juni 2024, melibatkan konsultan keuangan PT Kinarya Lima Capital, serta konsultan hukum dari Umbra Lawfirm. Proses ini bertujuan untuk menilai kelayakan dan kesiapan kedua bank dalam menjalankan skema KUB.

Landu Praing menjelaskan bahwa hasil due diligence akan diajukan kepada Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank DKI. Jika disetujui, langkah selanjutnya adalah valuasi saham dan penyertaan modal, yang merupakan tahap krusial dalam pembentukan KUB. Proses ini menunjukkan komitmen Bank NTT dalam memenuhi kewajiban regulasi sekaligus memperkuat struktur permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis.

Dengan sisa waktu kurang dari lima bulan untuk memenuhi kewajiban MIM, Bank NTT bersama Bank DKI terus melakukan akselerasi proses pembentukan KUB. Melalui komunikasi dan koordinasi yang intensif, serta penyelarasan timeline yang ketat, diharapkan pada bulan November 2024, persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat tercapai. Langkah ini tidak hanya penting untuk memenuhi regulasi, tetapi juga untuk memastikan bahwa Bank NTT dapat terus beroperasi sebagai bank umum yang mampu bersaing dan memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.

Klik dan baca juga:  Muhammad Ikshan Darwis Siap Rebut Posisi Ketua HIPMI NTT

Pemenuhan MIM ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Bank NTT untuk mempertahankan statusnya sebagai bank terkemuka di wilayah Nusa Tenggara Timur. Dengan modal yang kuat dan struktur permodalan yang sehat, Bank NTT dapat lebih leluasa dalam mengembangkan produk dan layanan inovatif, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperluas jangkauan layanan perbankan kepada seluruh lapisan masyarakat.

Strategi dan Inovasi Masa Depan

Untuk menjaga daya saing dan relevansi di industri perbankan yang terus berkembang, Bank NTT telah merumuskan berbagai strategi dan inovasi masa depan yang komprehensif. Salah satu fokus utama adalah beralih pada bisnis transaksional berbasis ekosistem, yang mengintegrasikan berbagai layanan perbankan dengan kebutuhan sehari-hari nasabah secara lebih fokus, optimal, modern, mudah, dan murah. Pendekatan ini dirancang untuk lebih adaptif terhadap perubahan perilaku konsumen dan tren pasar.

Dalam menjaga kesehatan keuangan, Bank NTT menempatkan prioritas tinggi pada manajemen aliran kas (cashflow) positif sepanjang tahun 2024. Hal ini dicapai melalui kebijakan keuangan yang efisien dan prudent, memastikan stabilitas dan keberlanjutan operasional bank. Digitalisasi layanan juga menjadi pilar utama dalam strategi Bank NTT. Upaya ini mencakup peningkatan kualitas layanan transaksi yang cepat, aman, dan akurat, serta pengembangan pelayanan perbankan digital yang beroperasi 24 jam.

Optimalisasi layanan perbankan di berbagai sektor seperti pendidikan, ritel, pemerintahan, dan kesehatan menjadi prioritas. Bank NTT mengadopsi sistem pembayaran non-tunai dengan jaringan merchant yang luas di seluruh wilayah NTT, mendukung transaksi modern dan efisien. Selain itu, digitalisasi produk dan layanan—meliputi informasi, transaksi, komunikasi, dan distribusi berbasis digital—terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin dinamis.

Bank NTT juga berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan digitalisasi pada semua unit operasional. Langkah ini termasuk modernisasi transaksi pemerintah melalui penerbitan Kartu Kredit Pemerintah Daerah (KKPD) dan optimalisasi layanan digital lainnya. Fokus pada kualitas layanan transaksi menjadi kunci, dengan penekanan pada kecepatan, keamanan, dan ketepatan transaksi.

Dalam bidang pembiayaan dan pinjaman, Bank NTT berusaha menciptakan sinergi melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Hubungan kemitraan yang luas dengan nasabah, pemerintah, dan sektor swasta diharapkan dapat mendukung pertumbuhan dan pengembangan ekonomi di Nusa Tenggara Timur. Strategi penghimpunan dana masyarakat difokuskan pada efisiensi dan pencarian sumber dana murah, sementara pertumbuhan kredit baru ditargetkan pada segmen UMKM serta segmen mikro dan ultra mikro.

Melalui berbagai strategi dan inovasi ini, Bank NTT menunjukkan komitmennya untuk tetap relevan dan kompetitif, sambil terus memberikan nilai tambah bagi nasabah dan masyarakat luas. Dengan demikian, Bank NTT tidak hanya berusaha memenuhi kewajiban regulasi, tetapi juga berusaha memperkuat posisinya sebagai bank yang inovatif dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Klik dan baca juga:  Bank NTT Tegaskan Tidak Ada Akuisisi dalam Skema Kerjasama dengan Bank DKI

Di samping strategi inovatif, Bank NTT juga menekankan pentingnya kolaborasi dan peningkatan budaya kerja sebagai elemen kunci untuk mencapai visi dan misinya. Sinergi melalui kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk nasabah, pemerintah, dan sektor swasta, merupakan bagian integral dari upaya Bank NTT untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan ekonomi di Nusa Tenggara Timur. Kolaborasi ini tidak hanya membantu bank dalam mengembangkan produk dan layanan yang relevan, tetapi juga memperluas jaringan dan meningkatkan kepercayaan di kalangan masyarakat.

Bank NTT berfokus pada hubungan kemitraan yang luas dan saling menguntungkan, terutama dengan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta segmen mikro/ultra mikro. Melalui pendekatan ini, Bank NTT berusaha menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan bisnis di berbagai sektor ekonomi. Strategi penghimpunan dana masyarakat difokuskan pada efisiensi dan peningkatan dana murah, yang merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan keuangan dan meningkatkan daya saing bank.

Peningkatan budaya kerja juga menjadi prioritas utama. Bank NTT mengimplementasikan nilai inti baru “Bintang” yang bertujuan untuk memperkuat disiplin kerja, meningkatkan kualitas prosedur internal, dan mengembangkan kompetensi karyawan. Dengan mengadopsi sistem Key Performance Indicators (KPI), Bank NTT memastikan bahwa semua aktivitas kerja sejalan dengan budaya perusahaan dan kode etik yang ditetapkan. Program manajemen talenta dirancang untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi karyawan, memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan bank.

Sebagai bagian dari strategi pengembangan, Bank NTT juga berfokus pada pengembangan produk dan layanan bank devisa. Upaya ini mencakup revitalisasi produk dana dan kredit, peningkatan sinergi layanan transaksi, dan kemudahan akses layanan keuangan digital. Dengan meningkatkan kualitas layanan bank devisa, Bank NTT berusaha memperluas pangsa pasarnya dan mendukung pertumbuhan bisnis yang lebih luas.

Landu Praing menekankan bahwa keberhasilan Bank NTT tidak terlepas dari kontribusi seluruh karyawan, dari kantor pusat hingga kantor cabang terkecil. Kolaborasi yang erat dan semangat kebersamaan di antara seluruh staf menjadi fondasi yang kuat untuk mencapai tujuan bank. Dengan kerja keras dan dedikasi semua pihak, Bank NTT terus bertransformasi dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat NTT.

Menghargai peran seluruh pemangku kepentingan, Landu Praing menyampaikan terima kasih kepada para pemegang saham, pejabat pemerintah, mitra kerja, dan masyarakat yang telah mendukung Bank NTT selama ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pegawai negeri sipil se-NTT yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan bisnis bank. Dengan dukungan yang berkelanjutan, Bank NTT optimis dapat terus berkembang dan menjadi bank kebanggaan masyarakat NTT, melayani dengan lebih sungguh-sungguh untuk masa depan yang lebih baik.***(min-koin)