Bank NTT Merambah Stroberi di Desa Dualasi Kabupaten Belu

whatsapp image 2022 08 15 at 14.37.20
Pius Rengka dan Dewa Putra, tim juri Desa Binaan Bank NTT diterima masyarakat Desa Dualasi Raiulun, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu.

Dualasi, detakpasifik.comMeski terik mentari pukul 12.30 Wita membakar ubun-ubun perjalanan Pius Rengka dan Dewa Putra, tim juri Desa Binaan Bank NTT menuju Desa Dualasi Raiulun, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, tiga pekan silam (26/7/2022), tetapi toh angin darat dari lekuk lembah air terjun Mau Halek berhembus seolah membelai sirna semua jenis kepenatan perjalanan. Bagaimana tidak.

Tim juri dan staf Bank NTT Cabang Belu, diterima dengan sapaan adat oleh Kepala Desa Dualasi Raiulun tiga periode, Sebastiana Malo (58 th). Dia bersama stafnya menerima tim juri dan rombongan Bank NTT Cabang Belu, Frans Neonbeni Kepala Cabang Pembantu Bank NTT, Ibu Ata Bani Tabelak, persis di tepi pelataran parkir di lokasi air terjun Mau Halek.

Kepdes Sebastiana kepada tim juri menjelaskan rinci tentang bagaimana peran positif Bank NTT tatkala Bank NTT melakukan intervensi melalui kredit merdeka. Kredit merdeka artinya para anggota UMKM dapat mengajukan kredit di Bank NTT, tanpa agunan, tanpa bunga dan terutama merdeka dari ulah para rentenir dan tengkulak.

Inisiasi kredit merdeka Bank NTT ini telah populer sejak pertama kali diserukan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Dirut Bank NTT, Alex Riwu Kaho, di Kupang tiga tahun silam.

Sejak saat itu, kelompok UMKM di Desa Dualasi bergeliat. Para anggota UMKM menyambut program kredit merdeka ini dengan sigap. Mereka mulai sanggup mengatur jadwal untuk kepentingan kelompok masing-masing. Para anggota kelompok ibu tani, bahkan berkembang dengan ragam jenis jualan seperti kacang telur, kacang balik gula, dan stroberi.

Menyusul introdusir kredit merdeka Bank NTT Atambua itu, kini, wajah para petani dan para ibu yang tergabung dalam UMKM di Desa Dualasi, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, boleh tersenyum renyah.

Kepala Bumdes, Johanes Dominggus Tes (27), misalnya, mengakui arti pentingnya keterlibatan Bank NTT Atambua dalam skema mobilisasi kemakmuran rakyat di Desa Dualasi Raiulun. “Kami berharap, kredit merdeka itu jalan terus karena kami telah merasakan kegunaannya,” ujar pemuda yang baru ditunjuk menjadi Kepala Bumdes belum lama berselang.

Klik dan baca juga:  Memburu Purba di Dusun Tua: Sebuah Perjalanan Mengarungi Masa Lalu

Senada dengan Dominggus Tes, Melianan Abuk (54) Ketua Kelompok Tani Air Terjun Mau Halek yang beranggotakan 15 orang mengemukakan pihaknya sangat terbantu dengan program kredit merdeka Bank NTT Cabang Belu. “Ke depannya kami minta ada pelatihan olahan di dusun kami,” ujar perempuan paruh baya yang pandai berbicara ini.

whatsapp image 2022 08 15 at 14.35.25
Pius Rengka dan Dewa Putra, tim juri Desa Binaan Bank NTT diterima masyarakat Desa Dualasi Raiulun, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu.

Kelompoknya antara lain fokus mengurusi kebun stroberi. Mengapa? Karena kini harga stroberi merangkak naik dengan harga Rp25.000/mika seiring dengan kian banyaknya kunjungan wisatawan lokal ke air terjun Mau Halek. Ke depannya anggota kelompok akan memasifkan kebun stroberi karena tampaknya kebun sejenis hanya dapat mekar di sekitar air terjun Mau Halek itu. Di tempat lain tampaknya sulit. Apalagi citra rasanya memang khas, pujinya mempromosi.

Tiap anggota kelompok kini masih berkutat di bedeng mereka masing-masing sepanjang 20 meter. Hasil panen stroberi Mau Halek, laku keras. Meski amat kerap persediaan terbatas tatkala permintaan konsumen sangat tinggi pada hari-hari tertentu tiap pekan.

Tiap anggota kadang hanya sanggup menyiapkan 8 mika stroberi sekali panen. Semuanya laku terjual. Ludes. Kepala Desa Dualasi, Sebastiana menambahkan, gejala ini kian serius diperhatikan seiring arus kunjungan ke destinasi pariwisata air terjun Mau Halek saban pekan naik.

Rerata 200 orang wisatawan perpekan berkunjung ke sana, terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Umumnya wisatawan lokal dari Kupang, Malaka, TTU dan TTS. Karena itu rerata jumlah mobil tidak kurang dari 60an tiap pekan.

“Kami mulai terapkan uang parkir untuk mengatur dan menata areal parkir di lokasi destinasi pariwisata air terjun Mau Halek. Pungutan cukup Rp5.000/motor, Rp15.000/mobil. Ke depannya urusan parkir akan diurus Bumdes. Masukkan untuk meningkatkan pendapatan asli desa dan seterusnya,” ujar Kepdes Sebastiana. Di desa yang dipimpinnya itu, penduduk berjumlah 220 KK. Jumlah penduduk 922. Laki-laki 452 dan perempuan 470 orang.

Klik dan baca juga:  Bank NTT, Alex Riwu Kaho dan Keberpihakan Terhadap Kaum Papa

Kepala Desa berencana agar ke depan pihaknya membangun dua unit home stay di sekitar lokasi air terjun dengan menggunakan dana desa. Tetapi, kepala desa meminta dukungan pemerintah untuk membantu listrik untuk dusun Fatara dan Fatumuti.

“Jika bantuan pemerintah ini lekas diwujudkan, dipastikan arus wisatawan ke lokasi wisata air terjun Mau Halek akan mendorong pertumbuhan ekonomi di desa,” ujar Kepala Desa Sebastiana.

Pemberian Ilahi

Camat PLT Lasiolat, Mindo Reis Mali Leto (53) menyebutkan, kekayaan alam yang ada di kecamatannya ada pemberian Ilahi karena air terjun adalah terberi (given Ilahi). Air terjun Mau Halek seperti bercurah sepanjang tahun dari gunung.

Air terjun yang dikunjungi ratusan wisatawan domestik saban pekan itu, mengakui nyaris melupakan semua jenis beban hidup tatkala sampai di lembah tempat di mana air terjun Mau Halek mengalir.

air terjun mauhalek
Air terjun Mau Halek/gotravelly.

Air terjun setinggi kurang lebih 25 meter itu mendaraskan air bercabang yang pecah banyak ke arah lembah. Desahan percikan air, seperti sebuah nyanyian alam penghibur duka lara para wisatawan yang didera penat atau diterpa aneka masalah di kota. Tanah di sekitar lokasi air terjun pun subur. Hijau, hutan perdu tumbuh subur dan nyanyian burung mencicit dari nun jauh.

Tanah di sekitar lokasi air terjun potensial ditanami tomat, lombok cabe rawit. Rencananya, ke depan pun rakyat di situ akan memproduksi  bumbu pecel.

Itulah pentingnya bantuan kredit merdeka Bank NTT Cabang Belu karena kredit merdeka telah terbukti mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi kecil di masyarakat di Kecamatan Lasiolat.

Kecuali itu, inovasi yang hendak dikembangkan ialah pembangunan kolam ikan nila merah dan ikan mas yang mungkin di tempat lain di Belu belum banyak. Nah, desa yang dipimpin perempuan itu akan memberi warna baru dalam dinamika pertumbuhan ekonomi di desa tak jauh dari air terjun Mau Halek itu.

Klik dan baca juga:  Asosiasi Ilmu Politik Indonesia NTT Prihatin Terhadap Kondisi Politik di Tanah Air

Dia pun mengundang para pembaca untuk berkunjung ke air terjun Mau Halek. Waktu tempuh 45 menit perjalanan dari Kota Atambua. Jalan menuju ke sana mulus setelah Bupati Belu dr Agustinus Taolin memberi perhatian serius.

Bupati Belu, dr Agus Taolin digelar masyarakat setempat sebagai Ahoknya Kabupaten Belu. Hal itu disebabkan dr Agus Taolin fokus mengurusi kesehatan gratis yang pada hakekatnya menjadi kebutuhan riil masyarakat.

Salah satu problem rakyat Belu adalah masalah kesehatan. Itu kunci kebutuhan riil. Jika kebutuhan riil ini dapat diatasi rakyat Belu, maka pemimpinnya disebut Ahoknya Belu, ujar seorang pemuda anggota UMKM.

Mereka pun berharap agar sekali kelak, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat sekali lagi berkenan datang ke lokasi air terjun Mau Halek, untuk melihat perubahan kondisi lapangan.

Ditambahkan, agar pemerintah dan rakyat secara bersama menjaga dan melindungi lingkungan hutan di sekitar lokasi air terjun, agar air terjun Mau Halek tetap mencurahkan pesonanya bagi para wisatawan.

Udara sejuk, dan di pelataran parkir kian mempesona ketika dari tempat itu wisatawan dapat memandang jauh dengan view pemandangan alam yang elok permai yang dirias bebukitan nun jauh di sana.

Selamat datang ke Mau Halek, ujar Camat Mindo Reis Mali Leto. Dia pun berjanji untuk merawat hutan dan menambah pohon-pohon produksi air di bagian lereng bukit tempat dari mata sumber mata air Mau Halek.

 

(dp/pr)