Kupang, detak-pasifik.com- Dalam upaya mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) mulai mempersiapkan langkah-langkah strategis yang berorientasi pada transformasi digital. Strategi ini dipandang sebagai pilar utama dalam mengoptimalkan penerimaan daerah, khususnya dari sektor perpajakan dan sumber pendapatan lainnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank NTT, Yohanes Landu Praing, menegaskan bahwa digitalisasi bukan hanya merupakan tuntutan zaman, tetapi juga solusi konkret dalam menjawab tantangan pengelolaan keuangan daerah yang efisien dan transparan.
“Semua sekarang bergerak ke arah digital. Inilah peluang besar untuk meningkatkan PAD, baik dari sektor pajak maupun sektor lainnya. Arah kebijakan memang sudah jelas ke sana,” ujar Yohanis di Kupang.
Yohanis menjelaskan, percepatan digitalisasi akan memberikan dampak langsung terhadap transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah. Melalui sistem digital, seluruh transaksi dan proses pelaporan akan terekam secara otomatis dan real-time, sehingga potensi kebocoran anggaran dapat diminimalisasi. Hal ini pada akhirnya akan mendukung efisiensi birokrasi dan pengambilan kebijakan berbasis data.
“Digitalisasi akan memberikan data real-time, sehingga monitoring dan evaluasi penerimaan daerah bisa lebih akurat dan responsif. Ini akan membantu pemerintah membuat kebijakan yang lebih tepat sasaran,” tambahnya.
Selain itu, Bank NTT juga berkomitmen mendukung visi dan misi kepala daerah se-Nusa Tenggara Timur dalam berbagai sektor strategis. Dukungan ini terutama diarahkan pada penguatan ketahanan pangan, hilirisasi komoditas unggulan, serta program-program yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
“Kami siap mendukung visi-misi gubernur, wali kota, dan bupati. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi menyentuh langsung kepentingan masyarakat. Dan itu yang utama bagi kami,” tegasnya.
Bank NTT menaruh perhatian khusus agar transformasi digital tidak hanya dinikmati oleh kota-kota besar, tetapi juga menjangkau wilayah pedalaman dan kepulauan di seluruh provinsi. Pendekatan inklusif ini penting untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat, termasuk pelaku UMKM, dapat mengakses layanan keuangan digital dengan mudah dan terjangkau.
“Ini bukan hanya bicara tentang kota, tetapi tentang seluruh wilayah NTT. Kami ingin kehadiran teknologi ini bisa dirasakan sampai ke desa-desa dan pulau-pulau terluar. Di situlah letak keberpihakan kami,” lanjutnya.
Transformasi ini akan diwujudkan dalam bentuk sistem pembayaran elektronik daerah, integrasi digital dengan sistem perpajakan dan retribusi, serta dukungan teknologi kepada pelaku usaha lokal agar dapat naik kelas melalui digitalisasi.
Dengan target jangka menengah hingga panjang, Bank NTT berharap kontribusi sektor digital terhadap PAD dapat meningkat signifikan. Strategi ini juga diharapkan menjadi fondasi kokoh dalam membangun kemandirian fiskal dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di NTT.
Dalam konteks ini, digitalisasi bukan sekadar alat bantu administratif, melainkan motor penggerak ekonomi daerah yang lebih inklusif, efisien, dan transparan. Dan Bank NTT, dengan segala sumber daya dan komitmennya, telah menempatkan diri sebagai mitra utama dalam perjalanan transformasi besar ini.**(JP)