Ende, detakpasifik.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat mengunjungi sebuah kampung adat di Desa Koanara, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Kunjungan Viktor ini adalah bagian dari agenda sepekannya di daratan Flores, NTT.
Gubernur Viktor ditemani Bupati Ende, Djafar Achmad, Direktur Utama Bank NTT, Alex Riwu Kaho dan sejumlah pejabat teras Provinsi NTT.
Memasuki mulut kampung, Viktor disambut Wanda Pala, tarian yang lazim dilakukan masyarakat Ende Lio dalam menyambut tamu penting.
Di tengah kampung, seorang tokoh adat telah menanti Viktor dengan sebuah keris tua di tangannya.
Tua adat itu menyampaikan tutur adat. Sesekali keris tua itu ia tunjuk ke arah Viktor. Sedangkan Gubernur Viktor terlihat menikmati upacara adat itu.
Viktor selanjutnya diarahkan masuk ke rumah adat yang oleh masyarakat Ende Lio menyebutnya Ndeto Peto Au Olo Bo.
“Setelah Bapa Gubernur diarahkan masuk di rumah adat Ndeto Peto Au Olo Bo dan dikenakan pakaian adat itu berarti ia sudah diterima sebagai anak dan dinobatkan sebagai Ulu Beu Eko Bewa,” ujar Piter Mau, salah satu tokoh adat kampung Koanara kepada detakpasifik.
Ulu Beu Eko Bewa adalah gelar yang diberikan mosa laki atau tetua adat di Kampung Koanara kepada Gubernur NTT.
“Gelar itu diberikan kepada Pa Viktor sesuai jabatannya sebagai Gubernur. Gelar itu adalah untuk mosa laki yang mengepalai suatu wilayah, seperti Pa Viktor sebagai Gubernur,” ujar Piter.
Kepada Gubernur NTT, masyarakat di Kampung Koanara ini juga meminta agar pemerintah turut membantu rencana pembangunan rumah adat Koanara.
Mendengar itu, Viktor Laiskodat mempersilahkan masyarakat setempat untuk segera membuat rumah adatnya.
“Kalau bisa rumah adat jangan dibangun di bagian bawah teras kampung. Dia (rumah adat) posisinya harus lebih tinggi dari halaman kampung,” ungkap Viktor.
Usai menyempatkan diri berpose dengan warga kampung, Viktor berpamitan lalu melanjutkan kunjungannya di Bukit Watu Buru.* (JP)