Baun, detakpasifik.com – Dusun Baun, tak hanya dikenal sebagai tempat sejarah awal produksi se’i babi di Kupang, Timor. Tetapi, seiring perjalanan waktu, dusun kecil di bukit nan sejuk itu, kini berhasil memproduksi bir jahe Zonafreno sebagai branding terbaru selain se’i babi.
Bir jahe Zonafreno menjadi tanda baru perubahan ekonomi peternak dan petani Baun. Dinamika ekonomi Baun diakui telah berkembang sejak masif intervensi Kredit Merdeka Bank NTT, 2019 silam.
Menyusul langkah itu, para petani dan peternak menyambutnya dengan membentuk formasi gerakan sosial baru dengan tindakan kolektif.
Disebut gerakan baru karena nyatanya intervensi Kredit Merdeka terhadap sejumlah Desa Binaan Bank NTT telah membangkitkan kesadaran rakyat dan meluasnya tindakan kolektif organisasi kelompok UMKM terutama di Baun, Kelurahan Teunbaun, Desa Merbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang. Buktinya, 500 kepala keluarga telah mengambil Kredit Merdeka rerata Rp 5 juta/kk.
Semua kredit digunakan untuk pengembangan produksi dan inovasi hasil pertanian dan peternakan. Kredit dikembalikan tepat waktu, tidak macet, meski Kredit Merdeka tanpa agunan, tanpa bunga. Terutama membebaskan petani dan peternak dari kelakuan rentenir atau tengkulak.
Gerakan sosial baru itu diakui Lurah Teunbaun Yeri A Otemusu (47 th), tokoh utama penggerak UMKM Desa Merbaun Aprianus Adoe, pelaku bisnis Anacy Korroh (54 th), dan Pimpinan Cabang Bank NTT Simon Ndoen, saat pertemuan tim juri Desa Binaan Bank NTT, Pius Rengka dan Dewa Putra, di Baun, Rabu, 16 November 2022.
Hadir pada kesempatan itu, para anggota komunitas pelaku UMK, dan staf Bank NTT, Cornelio Mario Kendjam dan Ale Sihasale. Dua tokoh yang disebut belakangan ini menyaksikan dari dekat perubahan di lapangan menyusul introdusir Kredit Merdeka di Desa Binaan Bank NTT.
Baun adalah satu dari lima Desa Binaan Bank NTT yang diikutkan dalam festival Desa Binaan Bank NTT yang hasilnya bakal diumumkan awal Desember 2022.
Simon Ndoen, salah satu tokoh kunci penggerak kolaborasi di Baun, mengatakan, banyak potensi ekonomi yang patut digarap serius oleh masyarakat petani dan peternak di Kecamatan Amarasi Barat dan sekitarnya.
Potensi itu tidak terbatas pada ternak dan pertanian, tetapi juga tradisi kolaborasi secara kultural telah ada dalam urat nadi adat-istiadat orang Timor.
Tiga bulan belakangan, ujar Simon Ndoen, 500 kk telah mengambil Kredit Merdeka di Bank NTT. Perkembangan itu patut disyukuri karena 500 kk itu tidak mengalami kredit macet. Perkembangan tiga bulan belakangan ini cenderung tajam menyusul sosialisasi Kredit Merdeka Bank NTT terhadap warga di Desa Binaan Bank NTT yang dilakukan dan melibatkan semua unsur terkait di dalam tubuh masyarakat.
Simon memberi kesaksian bahwa dirinya pernah melakukan sosialisasi kepada 100 warga petani dan peternak di Desa To’o Baun.
“Saya menjelaskan rinci makna dan filosofi alasan Gubernur NTT bersama Bank NTT menggelontorkan program Kredit Merdeka kepada rakyat NTT. Kredit Merdeka sesungguhnya adalah pertolongan pertama kepada kaum lemah agar rakyat sanggup mengembangkan usaha mikro dengan modal secukupnya, tanpa dibebani agunan, dan bunga. Cita-cita kredit ini, ialah membebaskan petani dan peternak dari pagutan para lintah darat seperti para rentenir yang mendulang bunga kredit sangat tinggi,” jelas Simon Ndoen yang dikenal sangat komunikatif ini.
Bir jahe
Anacy Korroh adalah pelaku usaha bir jahe. Sejak usai pelatihan dari sejumlah pihak, dan sejak mekarnya Kredit Merdeka Bank NTT, dirinya kian kreatif dan giat memproduksi bir jahe dengan racikan dari sejumlah ramuan lokal, seperti gula lokal, tetapi anti bahan kimia.
“Jadi, bir jahe murni diproduksi anggota kelompok tani jahe. Sesungguhnya ada 370 anggota kelompok yang bergerak di sejumlah jenis produksi. Saya sendiri memproduksi bir jahe, karena bir jahe memiliki nilai gunanya. Bahan baku pun diperoleh secara lokal karena dapat ditanam sendiri oleh petani warga anggota kelompok. Harga jual bir jahe pun terjangkau. Kami jual Rp 30.000/botol. Sedangkan manfaatnya ialah menyegarkan tubuh karena capek atau sejenisnya, dan dapat meringankan pinggang sakit,” ujar Anacy mempromosi.
Menurut Anacy, bir jahe telah mulai mendapatkan pasaran. Dijual dengan sistem dari mulut ke mulut atau dijual melalui media online, Facebook dan Instagram.
Bir jahe, kini cenderung menjadi branding terbaru dari Baun. “Jadi Baun bukan hanya dikenal karena ada se’i babi, tetapi Baun dikenal karena bir jahe yang sangat berguna untuk kesehatan manusia,” kata Anacy.
Hal senada diakui Lurah Teunbaun, Yeri A Otemusu. Kata dia, sejak Oktober hingga medio November tahun ini, tampaknya, jumlah pengambil kredit di Bank NTT cenderung naik. Banyak di antara warganya mengajukan Kredit Merdeka di Bank NTT. Tandanya gampang. Banyak orang meminta surat keterangan ke kantor lurah.
Fakta ini masuk akal terjadi. Urusan atau prosedur Kredit Merdeka simple. Tambahan lagi, Kredit Merdeka Bank NTT sangat menggiurkan karena kredit tanpa bunga dan tidak ada agunan. Uang pun segera cair jika surat keterangan dari lurah dilampiri KTP dan kartu keluarga pengambil kredit telah ada. Cukup.
“Urusan pun sangat cepat. Pagi masukkan dokumen. Beberapa menit berselang uang sudah keluar. Jadi, petani dan peternak suka itu. Uang diperoleh cepat, tanpa bunga tanpa jaminan lain yang ruwet itu,” ujar Yeri.
Meski belum dicatat berapa kiranya pendapatan asli desa atau lurah menyusul dinamika ekonomi rakyat ini, tetapi Yeri Otemusu dapat menduga bahwa pendapatan asli desa/lurah pasti akan naik karena fenomena perubahan ekonomi dan tingkah laku ekonomi rakyat di daerah kekuasaannya kian bergeliat.
Apri Adoe menambahkan, Pemerintah NTT, Viktor Laiskodat dan Bank NTT telah menembak pada titik yang tepat, yaitu memberi Kredit Merdeka.
“Kredit ini murah dan urusannya pun sederhana,” ujarnya. Karena itu, program Kredit Merdeka ini telah sangat membantu menggampangkan melakukan konsolidasi gerakan perubahan dan tindakan kolektif anggota kelompok di bawah binaannya.
Apri Adoe mengakui, Kredit Merdeka Bank NTT sangat positif bagi rakyat menengah bawah, terutama bagi para ibu dan petani peternak kecil. Bagi peternak, kini mereka mengambil kredit Bank NTT untuk memelihara sapi. Dua anggota kelompok peternak, Absolom Bureni dan Antoneta Bureni, dari hanya memelihara tiga ekor sapi, kini berkembang menjadi 11 ekor sapi berkat Kredit Merdeka Bank NTT.
Sementara itu, ujar Apri Adoe menjelaskan, di Desa Merbaun, Kecamatan Amarasi Barat, telah terbentuk kelompok yang anggotanya mencapai 378 anggota dan memproduksi 22 jenis produk hasil inovasi menyusul sejumlah pelatihan yang diberikan berbagai pihak.
Bahkan, hingga kunjungan tim juri festival Desa Binaan Bank NTT, telah ada 200 rekomendasi yang diberikannya untuk mengajukan Kredit Merdeka di Bank NTT.
Begitu pun para anggota kelompok para ibu yang bergerak di produksi jahe dan bir jahe. Jadi, sejak dikenalkan Kredit Merdeka Bank NTT, banyak anggota kelompoknya yang mengajukan kredit di Bank NTT. Sedangkan anggota yang sudah berkembang pesat, dianjurkan untuk memanfaatkan kredit mikro yang pagu anggaran kreditnya dapat mencapai Rp 50 juta/orang.
Pendamping aktif komunitas pelaku usaha mikro di Baun, Bernadus Otemusu (39 th) memperkirakan, animo konsumen berbagai jenis produk dari kawasan Baun kian bertambah menyusul makin banyak orang belanja di gerai sekretariat komunitas pelaku usaha mikro di Baun.
Menurut dia, konsumen peminat bir jahe kian bertambah justru karena manfaat bir jahe yang sangat berguna bagi kesehatan manusia. Konsumsi bir jahe dapat menghambat pilek, bahkan virus Corona, katanya berpromosi.
(dp/pr)