Ruteng, detakpasifik.com – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap pelaksanaan program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) di Kabupaten Manggarai pada Jumat, 17 Desember 2021.
Pelaksanaan program TEKAD, yang merupakan implementasi kebijakan strategis yang berkaitan peningkatan dan transformasi ekonomi pada tingkat keluarga itu menyasar 5 kecamatan, yakni Kecamatan Cibal, Kecamatan Ruteng, Kecamatan Satar Mese, Kecamatan Satar Mese Barat dan Kecamatan Satar Mese Utara dengan jumlah sasaran sebanyak 20 desa.
Peningkatan dan transformasi itu dilakukan dengan memberdayakan kelompok pemuda, kaum perempuan dan kaum difabel. Mereka didorong mengidentifikasi potensi yang ada di desa. Setelah dilakukan pemetaan potensi desa, nantinya, akan menjadi masukan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun anggaran 2022.
Dalam melaksanakannya, kelompok ini melibatkan unsur yang terdiri dari Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi, Dinas PMD Provinsi NTT, Dinas PMD Kabupaten Manggarai: tim koordinasi dan fasilitator TEKAD, para camat dan kepala desa pada sasaran program TEKAD: fasilitator kecamatan hingga kader desa.
Koordinator Tim Monev TEKAD Provinsi NTT, Niko Ratulangi mengatakan, monitoring dan evaluasi ini untuk melihat secara langsung proses tahapan rancangan TEKAD. Selain itu, mencari informasi dari pendamping dan masyarakat terhadap pelaksanaannya.
“Mendapatkan informasi di desa-desa yang sudah melaksanakan tahap persiapan yang tidak sempat kami ikuti,” katanya.
Ia menambahkan dalam monitoring ini, dia bersama timnya melakukan evaluasi terhadap progres atau hasil kerja tim pendamping TEKAD yang bertugas di Manggarai.
“Intinya adalah tahap persiapan ini pendamping dan masyarakat sudah melaksanakan tugas sesuai prosedur yang berlaku,” lanjutnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Manggarai, Yos Jehalut menyampaikan, sekarang, program TEKAD di Manggarai memasuki tahapan persiapan. Dalam tahap ini, mereka melakukan analisis sosial yang bertujuan untuk memetakan permasalahan yang ada di tingkat desa melalui pendekatan keluarga.
“Momentum ini pun menjadi satu kesatuan, di mana di desa tengah mempersiapkan penyusunan RKPDes dan APBDes. Diharapkan bahwa, di dalam penyusunan RKPDes itu mesti disiasati dan dipersiapkan anggaran (alokasi TEKAD), khusus pada 20 desa ini,” katanya.
Dia berharap, proses pelatihan dan pembekalan oleh para pendamping-koordinator TEKAD dan tenaga ahli yang telah dilakukan dapat merubah dan meningkatkan pendapatan bagi keluarga ke depan.
(dp)