Fakultas Hukum Undana Krisis Guru Besar

Para Guru Besar: Prof. Dr. Drs. Edy Suprapto, M.P., Prof. Dr. Ir. I Gusti B. Adwita Arsa, M.P., dan Prof. Dr. Ir. Damianus Adar, M.Ec. Ketiga profesor ini menyampaikan orasi ilmiah yang memperkaya wawasan di bidang pendidikan dan pertanian, membawa angin segar bagi masa depan akademik UNDANA. Dok. Undana.

Kupang, detakpasifik.com Fakultas Hukum adalah salah satu fakultas cukup tua di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. Tetapi, fakultas tersebut mengalami krisis guru besar karena hingga kini Fakultas Hukum hanya sanggup menghasilkan satu guru besar.

Informasi ini diperoleh detakpasifik.com ketika Rektor Universitas Nusa Cendana, Kupang, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, menyampaikan pidato pengukuhan tiga guru besar baru di auditorium, Jl. Adisucipto-Penfui-Kupang, Kamis, 23 Januari 2025.

Tiga Guru Besar baru tersebut masing-masing, Prof. Dr. Drs. Edy Suprapto, M.P., (Kepakaran Strategi Belajar Mengajar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan),  Prof. Dr. Ir. Damianus Adar, M.Ec., (Kepakaran Ekonomi Sumberdaya Pertanian pada Fakultas Pertanian), dan Prof. Dr. Ir. I Gusti Bagus Adwita Arsa, M.P., (Kepakaran Pemuliaan Adaptasi Varietas/Genotip Tanaman Pangan pada Fakultas Pertanian).

Dari semua fakultas yang ada di Undana, tampak beberapa fakultas telah melahirkan banyak Guru Besar, khususnya di bidang keilmuan eksakta. Sedangkan ilmu sosial, seperti Fakultas Hukum dan Ilmu Politik, masih minim. Fakultas Hukum hanya memiliki satu Guru Besar, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, hanya ada dua Guru Besar yaitu Prof. Dr. Alo Liliweri dan Prof. Dr. Frans Gana. Karenanya, Rektor mengimbau agar fakultas yang telah melahirkan banyak sarjana hukum dan sarjana ilmu sosial itu ke depan mesti fokus memikirkan untuk menambah jumlah Guru Besar dari sekadar seorang menjadi lebih banyak lagi.

Kata Rektor Prof. Maxs, dengan hadirnya 3 Guru Besar (Gubes) ini maka Universitas Nusa Cendana sejak berdirinya telah melakukan pengukuhan 68 Guru Besar. Dari total ini, 22 orang Guru Besar telah memasuki purnabakti ataupun meninggal dunia, 1 orang pindah, sehingga tersisa 45 Guru Besar aktif.

Klik dan baca juga:  SMPK Frateran Ndao Telah Memulai Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Jumlah ini masih jauh dari angka ideal yakni 10 -15% dari total jumlah dosen yang dimiliki suatu universitas. Jika jumlah dosen Undana saat ini 1000 orang maka jumlah profesor-nya minimal 100 hingga 150 orang. Sebagai gambaran, kekuatan dan perbandingan dengan universitas lain di Indonesia, UGM memiliki 523 Guru Besar atau 15,57% dari total dosennya; Universitas Hasanuddin, Makassar 420 Guru Besar; Universitas Udayana Bali,  221 orang, Universitas Pattimura 84 orang, Unram 110 orang, Uncen 30 Guru Besar aktif.

Saat ini, seiring dengan perbaikan regulasi dan penataan sistem usulan jabatan fungsional dosen oleh Kemendikbudristek dan Kemenpan RB maka Undana sedang mengusulkan kenaikan pangkat 70-an orang ke Lektor Kepala dan 12 orang ke Guru Besar. Universitas menerapkan berbagai strategi percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen, antara lain penyediaan dana penelitian dan insentif publikasi ilmiah serta pembentukan gugus percepatan Guru Besar.

“Menjadi seorang Guru Besar tidak sekadar dituntut capaian keilmuan, tetapi juga dituntut adanya kematangan jiwa, serta integritas baik sebagai pendidik maupun sebagai manusia. Dengan gelar akademik tertinggi sudah sepatutnya memiliki dan memupuk pula jiwa kepedulian kepada umat manusia dan alam semesta, serta berani dalam menegakkan kebenaran dilandasi kejujuran dan integritas,” ujarnya.

Klik dan baca juga:  Startup Bakal Jadi Mata Kuliah Wajib di 2022

Prof. Maxs Sanam mengutip Bruce McFarlan (2010) yang menyebutkan bahwa professors as intellectual leaders: formation, identity and role. Menemukan ada 2 kelompok peran profesor yaitu kelompok Managerial Leader dan kelompok Academic atau Intelectual Leader. A number of qualities are identified which may be associated with the role of a professor as an intellectual leader: role model, mentor (membimbing mahasiswa dan doktor-doktor muda), advocate (penganjur, rekomendasi) guardian (penjaga nilai2 integritas moral dan academic standard & values), acquisitor (penemu, peneliti dan innovator) and ambassador (duta universitas).

Selain itu, para profesor juga harus mampu berperan aktif dalam pengembangan riset dan inovasi, yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Pengembangan riset dan inovasi juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Universitas Nusa Cendana, sehingga dapat membawa nama Undana di dunia internasional, memenuhi visinya sebagai “Universitas Berwawasan Global”.

Menurut Rektor Maxs, pidato pengukuhan dan penerimaan jabatan profesor merupakan tradisi akademik, yang harus dipenuhi oleh seorang dosen yang telah memperoleh SK pengangkatannya sebagai profesor sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah seorang profesor yang telah menguasai dan mendalami bidang ilmu tertentu.

Pidato pengukuhan dan penerimaan jabatan profesor bertujuan agar masyarakat akademik dan masyarakat luas dapat mengetahui kompetensi dan kepakaran profesor melalui pengungkapan kristalisasi pemikiran dengan nuansa ilmiah sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya.

Pidato ilmiah yang disampaikan mencerminkan pola pemikiran baru berdasarkan hasil penelitian yang lebih aplikatif bagi perwujudan gagasan baru sebagai sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya serta bermanfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan.

Klik dan baca juga:  UKSW Kembali Meraih 6 Prestasi Prestisius

Pengukuhan ketiga Guru Besar hari ini tidak hanya menjadi kebahagiaan dan kebanggaan pribadi, dan keluarga tetapi juga kebahagiaan dan kebanggaan Universitas Nusa Cendana dalam menyumbangkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan berkompeten di bidangnya. “Saya berharap keberhasilan para profesor ini dapat memotivasi dan meningkatkan semangat para dosen dan mahasiswa dalam mengembangkan potensi dan kapasitas akademik yang dimiliki,” tandas Rektor Maxs.

Pengukuhan Guru Besar menjadi momentum yang dapat memotivasi seluruh civitas academica Undana untuk terus berkarya dan berinovasi. Prof. Maxs mengajak semua pihak di lingkungan Undana untuk bersama-sama membangun sebuah lingkungan akademik yang inspiratif, kondusif, dan berintegritas, untuk mewujudkan visi dan misi Universitas Nusa Cendana dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berkontribusi atau berdampak positif bagi kemajuan bangsa dan negara bahkan dunia.

 

(dp/pr)