detakpasifik.com – Tak terduga dan bahagia, adalah kata yang menggambarkan suasana hati Geri Tanggah. Bagaimana tidak, dia berhasil masuk program studi Teknik Industri, prodi jurusan IPA paling diminati di Universitas Indonesia (UI) tanpa tes. UI saat ini, menjadi universitas terbaik pertama di Indonesia versi Webometrics 2022.
Geri, begitu ia disapa, tak pernah membayangkan bahwa dia akan lulus melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2022, bersama 1.115 orang mahasiswa baru. Dari total pendaftar SNMPTN di Universitas Indonesia sebanyak 18.550 peserta.
Geri adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Lelak. Dia menjadi orang pertama di sekolah yang terletak di Desa Bangka Lelak, Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai itu, yang masuk di universitas 5 besar di Indonesia sejak sekolah itu berdiri pada tahun 2011.
Dia menjadi orang pertama masuk ke Universitas Indonesia karena SMAN 1 Lelak terus bertekad menumbuhkan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kompetensi dan mampu bersaing masuk universitas pilihan dengan bidang studinya masing-masing.
Geri lahir di Lentang, Desa Lentang, Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai – Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 4 Juni 2002 silam.
Secara historis, wilayah ini, terutama di Lelak adalah wilayah yang melahirkan tidak sedikit para intelektual. Mereka memiliki kompetensi yang handal di berbagai bidang keilmuan. Mereka kini menyebar ke berbagai daerah di tanah air, bahkan lainnya mengembara di luar negeri karena tugas.
Selain itu, banyak pula kelompok profesional berasal dari daerah ini yang bekerja di berbagai bidang pekerjaan. Seperti menjadi profesional penting di jajaran pimpinan Gudang Garam, grup bank, dosen, peneliti, serta banyak pula yang menjadi pastor dan jurnalis.
Mereka adalah orang-orang yang hidup bukan tanpa keterbatasan dan tantangan kehidupan yang berat. Karena wilayah ini tidak ditakdirkan wilayah subur dan makmur seperti wilayah lain di Manggarai.
Sebagaimana pula Geri, penuh tantangan. Dia lahir dalam keluarga petani yang sederhana dan terbatas.
Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Dia buah hati pasangan Leo Tatut dan Eti Lemo yang berasal dari Lentang, Desa Lentang – Lelak. Sehari-hari, ayah Geri, bekerja sebagai buruh tani dengan pendapatan yang cukup untuk tidak terbilang kurang dalam menghidupi keluarganya.

Keadaan keluarga tersebut sempat membuat orangtua Geri gelisah di tengah kabar kelulusannya di perguruan tinggi terbaik nomor 1 di Indonesia itu.
Ibu Geri, Eti Lemo menjatuhkan air mata. Dia menangis bukan sepenuhnya bahagia atas kabar itu. Tetapi ia sadar dan khawatir tidak mampu membayar biaya kuliah dan biaya hidup Geri di sana. Di Jakarta, yang dikenal biaya hidupnya cukup mahal.
Geri tahu kondisi keluarganya. Karena itu, sejak awal dia pun telah mengajukan diri untuk mendapatkan bantuan kuliah bagi siswa seperti dirinya (dari keluarga terbatas secara ekonomi) untuk mendapatkan jaminan pembiayaan pendidikan, dan bantuan biaya hidup agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi melalui KIP Kuliah 2022. Kini, ia tengah memenuhi persyaratan penerimaan KIP sesuai ketentuan yang berlaku.
Saat ditanyai detakpasifik.com, apa yang membuatnya lulus tanpa tes di universitas terbaik itu, Geri mengakui, kegigihan, tekun dan berani memulai adalah tekad yang menyulutkan semangatnya melangkah maju.
“Saya berani memulai saja kaka. Memulai dari hal-hal kecil.” Begitu kata Geri.
Prinsip itu membuat Geri mendapatkan nilai rapor yang baik. Ia pun meraih prestasi di kelasnya dan beberapa kali dipilih menjadi utusan sekolah mengikuti perlombaan di tingkat kabupaten.
Kini, Geri merintis nasib hidupnya. Tak sedikit keluarga, teman dan kenalannya mengharapkan dia meraih mimpi dan menggapai cita-citanya. Mengikuti jejak pendahulunya di dunia pendidikan.
Riwayat pendidikan
SD: Sekolah Dasar Inpres (SDI) Watu Weri
SMP: Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMPK) St. Stefanus Ketang
SMA: Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Lelak
(irfan/kristo)