Oleh Juan Pesau
Dalam konteks pemilihan gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), hubungan dekat antara calon gubernur Simon Petrus Kamlasi (SPK) dan Presiden Prabowo Subianto menarik untuk dicermati. Kedekatan ini berakar dari latar belakang keduanya sebagai lulusan akademi militer, yang memberikan landasan kuat dalam membangun komunikasi dan kolaborasi di bidang pembangunan daerah.
Latar Belakang Akademi Militer
Akademi militer di Indonesia dikenal sebagai lembaga yang tidak hanya menghasilkan prajurit yang terlatih, tetapi juga pemimpin yang memiliki integritas dan komitmen terhadap bangsa. Keunggulan akademi ini terletak pada pelatihan yang komprehensif, penekanan pada disiplin, dan pemahaman mendalam tentang strategi pertahanan. Keduanya, Prabowo dan Kamlasi, mendapatkan pendidikan yang sama di lembaga ini, yang memperkuat ikatan profesional dan emosional di antara mereka.
Kedekatan hubungan ini terlihat jelas ketika Prabowo, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan, memanggil SPK yang masih aktif di TNI dengan pangkat kolonel. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas isu krusial terkait masalah air di NTT. Dalam pertemuan empat mata yang berlangsung di kediaman Prabowo di Jakarta, keduanya berbagi pandangan dan solusi untuk menangani permasalahan yang sudah lama mengganggu masyarakat NTT.
Prabowo mengetahui bahwa SPK adalah pencetus Pompa Hidram, yang telah terpasang di ribuan titik di seluruh Indonesia. Hal ini menjadi bukti kepercayaan Prabowo kepada SPK untuk menyelesaikan masalah air bersih, khususnya di Kabupaten Belu dan wilayah lainnya di NTT.
Program SIAGA AIR
Saat ini, menjelang pemilihan gubernur, SPK mengusung program SIAGA AIR sebagai bagian dari visi misi bersama wakilnya, Adrianus Garu. Program ini bukan hanya sekadar janji politik, tetapi merupakan kelanjutan dari inisiatif yang telah dilaksanakan sebelumnya. SPK mengungkapkan komitmennya untuk menyelesaikan masalah air bersih dengan cepat dan tepat, sesuai dengan perintah Prabowo.
Dengan hubungan emosional yang kuat sebagai senior dan junior di TNI, SPK meyakini bahwa keberhasilannya sebagai calon gubernur akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Prabowo.
Ia berharap hubungan ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong perhatian dan dukungan lebih besar dari pemerintah pusat terhadap kebutuhan masyarakat NTT.
Jika terpilih, kedekatan SPK dengan Prabowo diharapkan dapat menjadi angin segar bagi NTT. Dengan mengusulkan program-program yang relevan dan efektif, SPK berambisi untuk membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat. Ia meyakini bahwa hubungan ini bukan hanya tentang dukungan politik, tetapi juga tentang kerja sama yang tulus untuk kemajuan daerah.
Kedekatan ini menggambarkan ikatan yang lebih dalam daripada sekadar relasi politik. Ini adalah hubungan kakak dan adik, senior dan junior, yang berkomitmen untuk bekerja bersama demi kesejahteraan rakyat NTT.
Dengan fondasi yang kuat ini, harapan untuk NTT yang lebih baik semakin membara.