Fatulotu, detakpasifik.com – Gerbang Desa Fatulotu, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, pukul 09.00 Wita, 26 Juli 2022 silam, sejuk nian. Pohon perdu dan mahoni tumbuh rimbun melindungi desa itu. Namun, justru di desa ini pulalah, kripik nano-nano hasil kreasi inovasi anggota kelompok UMKM dikembangkan setelah mereka mendapat kredit merdeka Bank NTT, sambil pemerintah desa mendandan gereja tertua di Pulau Timor demi destinasi rohani di desa itu.
Tim juri Desa Binaan Bank NTT, Pius Rengka dan Dewa Putra didampingi dua staf Bank NTT Belu, Frans Neonbeni (Kepala Cabang Pembantu Bank NTT Atapupu) dan Martha Bani Tabelak (Staf Analisis Mikro Bank NTT Cabang Belu) memasuki halaman gereja tertua di Pulau Timor itu, tepat pukul 09.15 Wita.
Tim juri dan tim Bank NTT Belu disambut aparat desa di gereja tertua di Pulau Timor itu. Gereja tertua di Pulau Timor itu dibangun 136 tahun silam.
Gereja inilah rencananya bakal didandan pemerintah desa setempat sebagai salah satu objek wisata rohani menyusul kesepakatan kerja sama Bank NTT Cabang Belu dengan UMKM setempat melalui intervensi kredit merdeka.
Desa Fatulotu, Kecamatan Lasiolat, merupakan pemekaran dari Kecamatan Tasifeto Timur. Terbentuk tahun 2007 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Belu Nomor 3 Tahun 2007. Perda itu memekarkan sejumlah desa yaitu Desa Lasiolat, Desa Maneikun, Desa Fatulotu, Desa Lakanmau, Desa Raiulun, Desa Dualasi, dan Desa Baudoak.
Desa Fatulotu merupakan salah satu desa di Kecamatan Lasiolat yang berbatasan langsung dengan Negara Demokratik Timor Leste. Pada 20 Agustus 2020, Desa Fatulotu Kecamatan Lasiolat, merupakan desa kedua yang dideklarasikan sebagai desa sanitasi total berbasis masyarakat. Program desa sanitasi total ini dicanangkan Yayasan Pijar Timur Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Plan Internasional dan Pemerintah Kabupaten Belu.
Tampak hutan perdu dan kayu jenis mahoni menyelimuti desa itu sejak di gerbang desa, tetapi jauh dari riuh polusi sebagaimana di kota-kota di NTT.
Fatulotu merupakan sentra pemerintahan ke-nai-an di Lasiolat. Awal terbentuknya menjadi sentra kegiatan pemerintahan adalah melalui pemindahan pemerintahan saat itu di Dulkasi-Lasiolat oleh Raja Besi Berek ke Fatulotu. Alasannya karena raja membangun tempat tinggal kerajaan di Fatulotu. Mudah dimengerti, karena Fatulotu terletak di daerah pegunungan berudara sejuk karena ditumbuhi aneka jenis pohon perdu dan mahoni.
Di situ pula dibangun banteng pertahanan pada masa itu. Maka Desa Fatulotu adalah desa dengan beraneka kisah masa silam tentang heroik sejarah raja dan perkembangan agama Katolik di Pulau Timor. Di kawasan ini pulalah sedikitnya ada 145 ketua suku yang ritual pengukuhannya dibungkus melalui upacara adat Kaba Tusi. Kaba Tusi merupakan prosesi adat pengukuhan para ketua suku sebagai simbol kewibawaan para pemangku adat tertinggi.

Kepala Desa Fatulotu Markes Talo Pacheocho (52 th) menuturkan sejak intervensi dan kerja sama dengan Bank NTT Belu, April 2022, pihaknya berpikir untuk mengembangkan wisata rohani dan wisata kultural untuk pengembangan pendapatan dan memobilisasi kemakmuran rakyatnya.
Bukan hanya itu, para generasi muda yang tergabung dalam Orang Muda Katolik (OMK) di desa itu digerakkan untuk terlibat dalam usaha-usaha ekonomi kecil menengah produktif, karena telah ada fasilitas kredit merdeka dari bank NTT.
Para anggota OMK digalang kekuatannya berkreasi untuk memproduksi abon pepaya, kripik salak, seperti nano-nano. Jumlah anggota OMK di wilayah itu 211 orang. Mereka menyebut diri sebagai OMK St Petrus Lahurus.
Maka kripik nano-nano merupakan inovasi unggulan di Desa Fatulotu. Anggota OMK bergiat dan menggabungkan diri melalui UMKM yang barusan terbentuk karena kerja sama dengan Bank NTT belum berlangsung lama.
Komposisi penduduk di Desa Binaan Bank NTT itu amat timpang. Jumlah pria jauh lebih banyak dibanding perempuan karena perempuan umumnya lebih memilih merantau menjadi tenaga kerja ilegal ke Malaysia, Kalimantan dan ke tempat lain yang mungkin. Semua TKI illegal ini dikerjakan oleh para penjahat kaki tangan perusahaan tenaga kerja.

Problem TKI illegal ini, menurut kepala desa, mesti segera dituntaskan mulai dari problem di desa. Itulah alasan mengapa dia merasa sangat pentingnya intervensi Bank NTT melalui kredit merdeka. Kredit merdeka Bank NTT, merdeka dari agunan, merdeka dari bunga dan merdeka dari ulah rentenir.
Untuk membendung lajunya arus TKI illegal, kepala desa kini giat membangun aneka kelompok UMKM baik yang diintrodisur melalui dana desa, alokasi dana desa dan juga intervensi Bank NTT.
(dp/pr)