Manajer Lelak FC Sesali Keputusan Wasit: Kita Kecewa

Screenshot 2022 11 20 02 44 53 570 Com.google.android.youtube
Penyerang utama Lelak FC Mainar Rengka melakukan selebrasi setelah memasukkan bola di gawang Purang FC. Tangkapan layar Nusantara Bola.

Kupang, detakpasifik.comManajer Lelak FC, Heri Ebat menyesali keputusan wasit atas aksi penjaga gawangnya yang melanggar lawan dalam pertandingan melawan Purang FC di perebutan juara ketiga turnamen Bupati Cup U-21 di Stadion kenamaan Manggarai, Golo Dukal, Sabtu, 19 November 2022.

Kekecewaan itu diungkapkan Heri ketika pada menit 83, penjaga gawang Lelak melanggar penyerang utama Purang. Wasit yang memimpin pertandingan memutuskan dan memberi kartu kuning serta menunjukkan titik putih atas aksinya.

Kapten kesebelasan Lelak, Edi, menolak keputusan itu. Pasalnya, dia melihat aksi penyerang yang dilanggar itu “merangkak” dan menjatuhkan badannya di dalam kotak 16 agar mendapatkan penalti.

“Pada menit ke 83 penjaga gawang Lelak merebut bola dengan pemain depan Purang. Itu persisnya di luar garis 16. Ketika wasit memutuskan dan mengeluarkan kartu kuning dan tunjuk titik penalti, kapten kesebelasan Lelak protes,” kata Heri. “Itu karena kapten melihat pemain depan itu berada di luar garis 16, cuman dia mencoba merangkak ke dalam garis 16.”

Klik dan baca juga:  Masyarakat di Pongmeleng Bentuk Komunitas Peduli Disabilitas, Kelompok Rentan dan Perempuan

Selain itu, posisi penyerang Purang FC dilihat dalam posisi offside. Hal itu kata dia dibenarkan hakim garis yang sempat mengangkat bendera. Perubahan keputusan pun terjadi dan mulai muncul perdebatan.

“Terjadilah saling tarik ulur sebuah keputusan. Sehingga keputusan wasit waktu itu ada dua. Pertama, keputusan wasit itu kartu kuning dan penalti. Keputusan kedua, kartu merah, tendangan bebas tidak langsung,” jelas Heri. Dia pun tak berkesudahan pertanyakan ‘dasar hukum’ dari dua keputusan tersebut.

Atas dua keputusan itu, inspektur pertandingan dan panitia menetapkan penalti. “Kami tidak terima. Kami walk out, kami sudah mempertimbangkan konsekuensinya,” ungkapnya. Dia menilai sudah menyimpang.

Klik dan baca juga:  TNI Kodim 1612 Manggarai Buka Akses Air Bersih bagi Warga Beokina di HUT RI Ke-76

Heri mengatakan pihaknya kecewa. “Kita kecewa dengan keputusan wasit itu, karena tidak sesuai dengan apa yang kami lihat.”

Catatan

Menurut Heri, pertandingan ini mesti menjadi catatan penting bagi panitia penyelenggara dan inspektur yang juga di bawah naungan asosiasi dan PSSI.

Bahwa perlu ada evaluasi dan pembenahan. Sebab ia menilai sepak bola Manggarai tidak pada koridornya. Masih ada unsur-unsur kepentingan dan keberpihakan kelompok. Seperti memasukkan pemain dari wilayah luar dalam waktu yang singkat. Dan itu melanggar kesepakatan.

“Kita berharap sepak bola Manggarai ke depan ini akan lebih baik. Dan tidak ditunggangi kepentingan apa pun dari kelompok-kelompok tertentu,” kata dia.

Klik dan baca juga:  Pengembangan Sorgum: Salah Satu Aksi Ketahanan Iklim

Heri mengakui Kabupaten Manggarai memiliki pemain muda yang potensial untuk memajukan sepak bola ke depan. Kaderisasi diperlukan.

“Pada prinsipnya, kami sebagai peserta turnamen menjunjung tinggi tujuan mulia dari Bupati Cup. Kami sudah menunjukkan yang terbaik dengan masuk dalam perebutan juara ketiga ini,” tutup Heri.

Sementara itu, Ketua Panitia Bupati Cup 2022 Yohanes Ndahur mengatakan peristiwa ini merupakan dinamika yang sering terjadi dalam dunia sepak bola. Semua keputusan kata dia, didasarkan pada ketentuan tentang sistem pertandingan sepak bola Bupati Cup.

Dia berharap ini juga menjadi pelajaran untuk semua pihak ke depan dalam membangun persepakbolaan di Manggarai.

“Yang pasti kita gerak bersama dalam harmoni mewujudkan sepak bola Manggarai yang lebih bermartabat,” kata Yohanes mengutip medialabuanbajo, Sabtu.

 

(dp)