detakpasifik.com – Persentase ketimpangan ekonomi di Kota Kupang mencapai angka 64,3 persen. Persentase itu diketahui dari hasil survei Program Studi Ilmu Politik Fisip Universitas Nusa Cendana terkait kinerja Pemerintah Kota Kupang di bawah kepemimpinan Wali Kota Jefirstson R Kore dan Wakil Wali Kota Hermanus Man.
Ketua tim survei Program Studi Ilmu Politik Riyoan Jacob mengatakan, pada pertanyaan terkait ketimpangan ekonomi di Kota Kupang, masyarakat menilai ada ketimpangan ekonomi antara golongan kaya dan miskin sebesar 64,3 persen (sangat timpang 23,3 persen, timpang 41 persen).
Sedangkan yang menilai tidak ada ketimpangan sebesar 28 persen. Adapun masyarakat yang menjawab tidak tahu/tidak jawab sebesar 4,7 persen.
Hasil survei itu menunjukkan, terdapat lima masalah yang menyebabkan ketimpangan ekonomi di Kota Kupang, yaitu kurangnya pengendalian harga bahan pokok, penyediaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan serta pemberdayaan dan pendampingan UMKM.
“Selanjutnya, survei menunjukkan lima besar masalah ekonomi yang paling perlu untuk mendapatkan penanganan dari Pemerintah Kota Kupang antara lain yaitu pengendalian harga bahan pokok dengan 27,8 persen, disusul penyediaan lapangan pekerjaan (21,8 persen), pengentasan kemiskinan (18 persen), penanganan ketimpangan ekonomi (15,8 persen), serta pemberdayaan dan pendampingan UMKM (13,3 persen),” tulis Riyoan dalam keterangan yang diterima detakpasifik.com pada Senin (21/2/2022).
Meskipun demikian, di tengah adanya ketimpangan ekonomi, hasil survei yang sama memperlihatkan 77 persen masyarakat menilai puas terhadap kinerja Pemkot Kupang.
Sedangkan, persentase masyarakat yang menyatakan tidak puas terhadap kepemimpinan Jefirstson R Kore-Hermanus Man sebesar 14,3 persen.
Masyarakat yang menjawab biasa saja terhadap kinerja Pemerintah Kota Kupang sebesar 6,3 persen dan yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab sebesar 2,4 persen.
Survei itu dilakukan pada tanggal 7 hingga 15 Februari dengan cara wawancara tatap muka kepada 400 responden oleh pewawancara yang sudah terlatih. Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling), mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan, rukun tetangga, hingga anggota keluarga pada kepala keluarga terpilih.
Dengan asumsi pengacakan sederhana, margin of error (MoE) diperkirakan sebesar ± 4,90 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Proporsi jenis kelamin ditentukan imbang 50:50 antara laki-laki dan perempuan yang berusia 17 tahun atau lebih atau yang sudah menikah.
(dp)