Kupang, detakpasifik.com – Dalam upaya mempercepat pembangunan di Nusa Tenggara Timur (NTT), calon gubernur nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi, mengemukakan pentingnya inovasi dan pengembangan teknologi. Pernyataan tersebut disampaikan saat bertemu dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) NTT di Sekretariat PBNU, Jalan Oematan, Kompleks Tamnos, Wali Kota Kupang, Selasa (29/10/2024).
Simon Petrus menyoroti pentingnya teknologi berbasis energi matahari, khususnya melalui sistem panel surya atau fotovoltaik. Sistem ini berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi energi listrik, yang sangat berguna dalam mendukung sektor-sektor vital, termasuk perikanan. Dengan kondisi cuaca yang sering berubah, nelayan membutuhkan solusi untuk menjaga rantai pasokan ikan agar tetap stabil.
Penjelasan Teknologi Panel Surya
Panel surya terdiri dari sel-sel fotovoltaik yang terbuat dari bahan semikonduktor, biasanya silikon. Ketika cahaya matahari mengenai panel, sel-sel ini menghasilkan arus listrik melalui efek fotovoltaik. Ada dua jenis utama panel surya: monokristalin dan polikristalin.
Simon menjelaskan, sistem ini juga akan diintegrasikan dengan fasilitas penyimpanan dingin (cold storage) yang direncanakan guna membantu para nelayan. Fasilitas ini sangat penting untuk menyimpan hasil tangkapan ikan dalam kondisi segar, sehingga dapat mengurangi kerugian pascapanen. Cold storage yang akan dibangun akan dilengkapi dengan kompresor yang didukung oleh sumber energi dari panel surya. Daya listrik akan diperoleh dari meteran exim, yang merupakan alat pengukur khusus untuk pelanggan yang menggunakan pembangkit tenaga surya dengan sistem on grid. Ini memungkinkan penggunanya untuk menjual kelebihan energi yang dihasilkan kembali ke jaringan listrik.
Proses Kerja dan Penjelasan Sistem On Grid
Dalam sistem on grid, energi yang dihasilkan oleh panel surya terintegrasi langsung dengan jaringan listrik umum. jurnalis detakpasifik merangkum proses kerja sistem tersebut berdasarkan penjelasan Simon Petrus Kamlasi yang meliputi beberapa langkah:
1. Produksi Energi: Panel surya menghasilkan listrik DC saat terkena sinar matahari, yang kemudian diubah menjadi listrik AC oleh inverter.
2. Penggunaan Energi: Energi AC ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga. Jika ada kelebihan, energi tersebut tidak terbuang.
3. Meteran Exim: Meteran exim mencatat jumlah energi yang dihasilkan dan digunakan. Jika ada surplus, pengguna dapat menjual kembali energi tersebut ke jaringan, sehingga mengurangi tagihan listrik.
4. Keterhubungan dengan Jaringan: Sistem ini tetap terhubung dengan jaringan listrik, memungkinkan pengguna untuk mengambil listrik saat produksi panel surya tidak mencukupi.
Simon menegaskan, keuntungan dari sistem on grid ini termasuk efisiensi biaya, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan stabilitas pasokan energi. Dengan memanfaatkan teknologi ini, Simon berharap dapat menjaga rantai pasokan ikan dan stabilitas harga di pasar.
Ketua PBNU NTT, KH Pua Monto Umbu Nai, menekankan harapan agar Simon Petrus Kamlasi dapat membawa NTT keluar dari permasalahan kemiskinan dan stunting.
“Kami yakin Paket Siaga sangat mampu menjalankan misi ini,” katanya.
Mantan Ketua DPRD Provinsi NTT, Anwar Pua Geno, juga mengapresiasi pendekatan inovatif yang diusung oleh Simon.
“Saya telah mengenal banyak gubernur NTT, tetapi baru kali ini ada calon yang menawarkan konsep dengan inovasi teknologi. Apalagi, beliau memiliki latar belakang sebagai teknokrat dan tentara,” jelas Anwar.
Acara silaturahmi ini juga dihadiri oleh Tim Koalisi Paket Siaga dan Ketua Tim Relawan Keluarga Manggarai Raya, Ali Antonius. Keseluruhan diskusi mencerminkan semangat kolaborasi untuk mengatasi tantangan pembangunan di NTT melalui pemanfaatan teknologi yang berkelanjutan.***
Laporan: Hendra Jasmin dan Juan Pesau