Menggapai Mimpi Kota Kupang: George Hadjoh dan Amanah Dokter Herman Man

George Hadjoh, calon Wali Kota Kupang, berbagi visi dan misinya untuk menjadikan Kota Kupang Bersinar. Dalam perjalanan ke Sikumana, ia mengungkapkan amanah dari almarhum Dokter Herman Man dan komitmennya untuk memperkuat pendidikan, UMKM, dan pelayanan berbasis RT.

George Hadjo saat bertemu pendukungnya di Sikumana, Kota Kupang
George Hadjoh hadir saat bertemu pendukungnya di Sikumana, Kota Kupang.

KUPANG, DETAKPASIFIK.COM- Langit masih cerah ketika saya melihat jam di ponsel menunjukkan pukul 16.30 WITA. Setibanya di Gedung Serba Guna KONI, saya disambut oleh George Hadjoh, calon Wali Kota Kupang. Pria berkumis tebal itu mengenakan baju putih dengan sarung Manggarai di bawahnya, dilengkapi topi Songke di kepala dan selendang di bahunya.

Tanpa banyak bicara, kami langsung menuju mobil Innova Silver, kendaraan operasional yang baru dipinjamkan oleh salah satu rekan George. Tidak seperti calon lainnya, George tidak memiliki mobil pribadi, sebuah kenyataan yang mungkin terdengar lucu namun menggambarkan kesederhanaannya.

Bersama tiga orang tim relawan GACOR, kami bergerak menuju Sikumana. Sepanjang perjalanan, baliho calon wali kota dan gubernur menghiasi sisi jalan, namun tak satu pun baliho GACOR terlihat. “Hanya Bapa dengan Ibu Walde saja yang balihonya belum ada,” ungkap saya, membuka percakapan di dalam mobil. “Kita tunggu saja, uang belum ada mau cetak bagaimana,” jawab George dengan nada datar.

Diskusi pun berkembang, membahas baliho dan mimpi-mimpi untuk membangun Kota Kupang. Mengandalkan Google Maps, kami akhirnya sampai di rumah Bapak Edi Latu, seorang tokoh Manggarai yang rumahnya berada di belakang Gereja Katolik Santa Familia Sikumana. Dari kejauhan, relawan GACOR dalam balutan busana adat Manggarai sudah menanti dengan setia.

Klik dan baca juga:  Ismail Bahudin Siap Rebut Kursi Ketua Demokrat Lembata

Setibanya di depan rumah Bapak Edi Latu, kami disambut dengan sapaan adat Manggarai, sebuah ritual yang begitu khusyuk. Salah satu relawan bahkan mendendong seekor ayam jantan merah, simbol adat dalam acara Kepok. Setelah sapaan adat, George Hadjoh langsung dipersilakan masuk dan berdiskusi dengan masyarakat yang sudah menunggu.

Dalam pertemuan itu, George mengungkapkan pesan sakral dari almarhum Dokter Herman Man, mantan Wakil Wali Kota dua periode. “Sebelum datang ke sini, saya baru dari rumahnya Bapak Dokter Herman Man. Beliau memiliki pesan khusus sebelum meninggal. Pak Dokter sudah buat catatan-catatan tentang mimpi besar membangun Kota Kupang. Dan pesan beliau kepada istri dan anak-anak bahwa semua dokumen itu diberikan hanya kepada saya untuk melanjutkan mimpi-mimpi beliau,” ungkap George.

George merasa terhormat mendapat amanah dari Bapak Dokter dan berkomitmen melanjutkan harapan beliau untuk menjadikan Kupang Bersinar (Bersih, Inovatif, dan Sejahtera). “Ke depan, program prioritas saya adalah yang berbasis RT. Kita akan dekatkan pelayanan ke kelurahan, tunjangan RT akan kita naikkan, dan lurah harus diberikan dana operasional,” ujarnya.

Klik dan baca juga:  Pasangan Chris dan Serena Terpilih Bukan Karena Nuansa Primordial

Dalam satu tahun menjabat sebagai Penjabat Wali Kota, George telah melakukan banyak hal meski belum tuntas. Ia ingin maju menjadi Wali Kota untuk melayani masyarakat secara total. “Dalam bidang pendidikan, saya datangkan Profesor Yohanes Surya ahli matematika untuk melatih anak-anak dengan metode gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan). Kita akan tingkatkan literasi dan numerasi yang saat ini masih ada di level kuning dan merah menjadi level hijau dan biru. Ini perlu kerja-kerja kolaborasi,” jelasnya dengan semangat yang disambut tepuk tangan warga.

George juga menyoroti pentingnya memperkuat UMKM di 51 kelurahan. “Waktu jadi penjabat saya buat event budaya di setiap kelurahan, UMKM bergerak. Kita akan buat menjadi event tetap sehingga setiap bulan ada beberapa kelurahan buat event, bukan hanya di bulan Agustus saja. Kita ada 21 kabupaten, kita akan buat atraksi budayanya, kuliner-kulinernya. Ini akan menggerakkan UMKM,” tambah mantan Kepala Biro Umum Setda Provinsi NTT itu.

George lebih memilih mendengar keluhan dan harapan masyarakat daripada banyak berbicara. “Saya ingin pembangunan berbasis RT agar semua usulan dari 1.339 RT itu akan kita akomodir dan dipetakan mana yang menjadi prioritas. Tahun pertama apa, tahun kedua apa? Lima tahun adalah waktu untuk melayani sesuai yang masyarakat inginkan dan butuhkan,” tuturnya.

Klik dan baca juga:  Penunjukan Pj Kepala Daerah Mesti Transparan dan Melibatkan Publik   

Rumah jabatan akan tetap terbuka sebagai tempat pengaduan masyarakat, dan banyak persoalan telah berhasil diselesaikan. “Saya mau berpikir solusi bukan berpikir masalah. Ketika ada persoalan, kalau bisa diselesaikan segera kita lakukan, jangan tunda-tunda,” pungkas George Hadjoh, menutup pertemuan dengan penuh optimisme dan harapan untuk masa depan Kota Kupang.***

Penulis: Jefri Tapobali

Editor: Juan Pesau