Menguak “Dilema Cinta dan Benci dalam Keputusan Konsumen”: Profesor Albert K. N. A. Nugraha Resmi Sandang Gelar Guru Besar di UKSW

Salatiga, detak-pasifik.com- Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) secara resmi mengukuhkan Prof. Albert Kriestian Novi Adhi Nugraha S.E., M.M., Ph.D., sebagai Guru Besar dalam bidang Perilaku Konsumen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Kamis (27/02/2025). Pengukuhan ini menjadi pencapaian penting dalam perjalanan akademiknya yang telah berlangsung lebih dari dua dekade menjadi dosen di UKSW. Dengan bertambahnya jumlah Guru Besar, UKSW semakin memperkuat komitmennya dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta mendukung visinya menuju World Class University.

Profil dan Perjalanan Akademik

Lahir di Banjarmasin, 27 November 1976, Albert Kriestian Novi Adhi Nugraha mengawali pendidikan dasarnya di SD Marsudi Wiyata I, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 1 Banjarmasin.

Kecintaannya pada dunia manajemen membawanya ke FEB UKSW, tempat ia meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada 1999. Ia kemudian melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meraih gelar Magister Manajemen (M.M) pada 2007. Pada 2011, ia mendapat beasiswa DIKTI untuk menempuh pendidikan doktoral di Macquarie University, Australia, yang diselesaikannya pada 2016. Penelitiannya berfokus pada faktor risiko dalam pengambilan keputusan wisatawan, baik dalam konteks leisure maupun medical tourism.

Klik dan baca juga:  Investasi Sumber Daya Manusia

Sejak 2001, Prof. Albert aktif mengajar di FEB UKSW dan pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi S1, S2, dan S3 Manajemen serta Kepala Departemen Manajemen. Ia juga produktif dalam penelitian dan publikasi di jurnal bereputasi internasional, termasuk yang terindeks Scopus. Kajiannya meliputi pengaruh citra negara asal terhadap evaluasi produk, strategi pemasaran dalam ekosistem e-marketplace, serta keputusan wisatawan dalam memilih destinasi berisiko.

Selain berkontribusi di dunia akademik, ia juga terlibat dalam berbagai penelitian, seperti riset pasar untuk Rumah Sakit Telogorejo serta penyusunan naskah akademik kebijakan publik bagi Pemerintah Kota Salatiga. Keterlibatannya mencerminkan komitmennya dalam menjembatani riset dengan sektor bisnis dan kebijakan publik.

Dalam kehidupan pribadinya, Prof. Albert menikah dengan Retno Noekiya Suwati dan dikaruniai dua putra. Baginya, nilai spiritual menjadi landasan utama dalam menjalani karier dan kehidupan. “Saya sangat bersyukur atas pencapaian ini. Saat memulai karier sebagai dosen pada 2001, saya tak pernah membayangkan bisa sampai di titik ini. Saya selalu berpegang pada Matius 6:33: ‘Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.’ Saya berharap pencapaian ini dapat memberi makna lebih bagi keluarga, sesama, dan dunia akademik,” tuturnya.

Klik dan baca juga:  Menuju Puncak Prestasi dengan Meningkatkan Kesiapan Tugas Guru

Arah Baru dan Kontribusi Masa Depan

Dalam pidato pengukuhannya berjudul “Kala Cinta dan Benci Berbenturan: Dari Citra Negara Asal ke Pengambilan Keputusan Konsumen”, ia menyoroti peran citra negara asal dalam perilaku konsumen. Konsep ini, yang diperkenalkan dalam publikasi Harvard Business Review pada 1962, tetap relevan dalam pemasaran global. Ia menekankan bahwa citra negara dapat menjadi keunggulan kompetitif dalam menarik minat konsumen dan investor.

Prof. Albert melihat gelar Guru Besar sebagai amanah untuk terus berkontribusi dalam dunia akademik. Ia berkomitmen memperdalam riset di bidang perilaku konsumen, terutama dalam konteks pemasaran digital dan ekonomi global. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin, termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis tren perilaku konsumen.

“Menjadi Guru Besar bukan hanya merupakan pencapaian pribadi tetapi juga bentuk komitmen saya untuk berkontribusi bagi lembaga. Tanggung jawab akan semakin besar dan tentu hal ini menuntut saya untuk semakin bertumbuh dalam pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan,” pungkasnya.

Klik dan baca juga:  Wajah Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Kota Kupang

Dengan pengukuhan ini, UKSW kini memiliki 29 Guru Besar di berbagai bidang ilmu, mencerminkan komitmennya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan mutu pendidikan tinggi. Sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Jawa Tengah menurut Webometrics, UKSW memiliki 15 fakultas dan 63 program studi yang dikenal dengan keberagamannya. Dijuluki Creative Minority, UKSW terus mendorong inovasi dan menjadi agen perubahan dalam masyarakat.*(WT/RE)