detakpasifik.com – Setelah melakukan kunjungan kerja ke-75 desa wisata selama tahun 2021, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meluncurkan program pendampingan desa wisata. Program ini akan memberikan pendampingan bagi para pengelola-pengelola desa wisata.
Secara khusus, pendampingan ini untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia di desa wisata agar dapat memberikan pengalaman wisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
“Saya melihat kebutuhan masyarakat adalah peningkatan sumber daya manusia, bukan hanya digitalisasi untuk bisa berjualan produk ekonomi kreatif, tetapi bagaimana SDM ini bisa memberikan suatu pengalaman yang menarik dan kenangan terindah dalam kunjungan wisatawan ke desa wisata,” kata Sandiaga dalam acara Rapat Koordinasi dan Kick Off Pendampingan Desa Wisata seperti dikutip dalam rilis Menparekraf, Kamis (20/1).
Melalui pendampingan ini para pengelola desa wisata diharapkan benar-benar dapat memberikan pelayanan yang baik bagi wisatawan. Ia ingin desa wisata dapat menyambut wisatawan sama seperti ketika para pelancong datang ke destinasi wisata unggulan. Seperti bagaimana penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE yang terintegrasi ke aplikasi PeduliLindungi.
Program pendampingan ini dijadwalkan berlangsung mulai 1 hingga 28 Februari 2022 secara serentak di 87 desa wisata yang tersebar di 22 provinsi. Para pendamping yang mewakili komunitas akan live in selama 2 minggu di desa wisata untuk memberikan pendampingan yang akan difokuskan pada tahapan coaching, supervisi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
“Terdapat dua modul yang akan menjadi dasar pendampingan, yang pertama modul Sadar Wisata yang meliputi Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE, dan yang kedua adalah modul Pengembangan Potensi Produk Pariwisata yang meliputi Exploring, Packaging dan Presentation dimana pengelola desa wisata dapat belajar bagaimana mengeksplorasi, mengemas dan mempresentasikan produk wisata unggulan desa wisatanya,” kata Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya.
(dp/adh)