Musda Demokrat NTT, Siapa Pasang Badan untuk Cikeas

Kupang, detakpasifik.com Rasanya sulit menentukan yang terbaik antara Leo Lelo dan Jefri Riwu Kore, keduanya adalah dua kader yang telah lama bersama partai berlambang Mercy, Demokrat. Meski begitu, baik Leo ataupun Jefri bila dipercaya jadi ketua DPD, prospektif Demokrat harus jauh lebih baik.

Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat NTT boleh jadi kembali ditunda, akan tetapi pelaksanaannya masih menarik untuk ditunggu dan tentu dirindukan bagaimana endingnya. Jadwal yang ditetapkan sebelumnya pada 24 September 2021 kemarin digeser berdasarkan surat pemberitahuan Dewan Pengurus Pusat (DPP). Diperkirakan, penundaan ini berkaitan dengan duka cita yang tengah dialami keluarga Cikeas, mertua mantan Ketua Umum Demokrat SBY menghadap Sang Khalik.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Ahmad Atang berkomentar bahwa persaingan antara Leo Lelo dan Jefri Riwu Kore dalam memperebutkan kursi jabatan Ketua DPD Demokrat NTT memang ditandai dengan saling klaim dukungan dari DPC Demokrat se-NTT. Nuansa tersebut tergambar jelas dari komposisi dukungan terhadap keduanya.

Klik dan baca juga:  Ketua Organisasi Mahasiswa Malaka Kupang Soroti Gonjang-ganjing Pergantian Sekwan Malaka

Ahmad Atang mengungkapkan, kondisi Partai Demokrat secara nasional yang tengah menghadapi persoalan dengan adanya gugatan dari kubu Moeldoko di MA turut berpengaruh terhadap perjalanan agenda-agenda partai di tingkat daerah, terlebih khusus pada agenda pemilihan ketua baru.

Kondisi tersebut membuat DPP sangat berhati-hati untuk menentukan pengurus baru di tingkat daerah.

“Kondisi Partai Demokrat saat ini tidak sedang dalam kondisi normal, artinya ada perebutan antara kubu Cikeas dan KLB yang hingga kini sedang dalam proses hukum di pengadilan. Kenyataan ini membuat DPP sangat hati-hati membidik figur yang tidak sedang bermain dua kaki,” ungkap Ahmad Atang kepada Pasifik, Sabtu (25/9/2021).

Atang mengatakan, Jefri dan Leo bukan merupakan pendatang baru di Partai Demokrat, keduanya adalah kader potensial yang sejak awal bersama Partai Demokrat.

Baik Leo maupun Jefri, bila diberi mandat kepercayaan sebagai pemimpin, tentu diharapkan mampu membawa Partai Demokrat NTT ke arah lebih baik.

Klik dan baca juga:  DPW PAN NTT Umumkan 11 Pasangan Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024

“Oleh karena itu, siapa pun yang dipercaya tentu diharapkan prospektif Demokrat harus jauh lebih baik,” kata Atang.

Pengajar ilmu komunikasi politik pada sejumlah perguruan tinggi di NTT ini menjelaskan, bila berkaca pada Partai Demokrat NTT di bawah kepemimpinan Jefri Riwu Kore selama 5 tahun terakhir, telah terjadi penurunan perolehan kursi di DPR di tingkat lokal, baik provinsi maupun kabupaten/kota.

Namum, demikian Atang, kondisi yang dialami Demokrat NTT itu tidak sepenuhnya karena kepemimpinan Jefri, tetapi telah menjadi fenomena secara nasional.

“Melihat Partai Demokrat NTT di bawah kepemimpinan Jefri selama 5 tahun ada penurunan perolehan kursi DPR di tingkat lokal, baik provinsi maupun kabupaten/kota,” ungkap Atang.

Pengamat Politik, Ahmad Atang

Meski begitu, lanjut Atang, Jefri Riwu Kore telah dianggap berhasil sebagai ketua DPD dalam rangka meredam gejolak dualisme dukungan terhadap kubu Cikeas dan KLB di tingkat daerah. Jefri berhasil menunjukkan loyalitas terhadap kepemimpinan anak SBY, AHY sebagai ketua umum dan tidak tertarik untuk masuk dalam arus KLB Moeldoko.

Klik dan baca juga:  Ketua DPC Alor, Sabu Raijua dan Sumba Tengah Terima Penetapan Leo Lelo

“Namun demikian, di sisi kemapanan partai, Jefri relatif berhasil memimpin Demokrat di tengah dinamika internal yang mengancam perpecahan akibat dualisme kubu KLB dan Cikeas. Pada titik ini, secara faktual Jefri telah menunjukkan loyalitas terhadap Cikeas dan ini menjadi garansi untuk dapat dipercaya lagi,” ungkapnya.

Sementara Leo Lelo memiliki pengalaman politik parlemen yang cukup bagus dan kader ideolog Demokrat yang vokal walaupun cenderung oposan justru menjadi magnet bagi Demokrat ke depan.

“Leo menurut saya akan membuat Demokrat lebih idependen di tengah rivalitas politik lokal ketika berhadapan dengan kekuasaan. Apa pun ketokohan dan kematangan figur dalam berpolitik semua tergantung dukungan arus bawah dan kepercayaan DPP, maka siapa pun terpilih harus didukung demi Partai Demokrat ke depan,” tutupnya. 

 

 

(dpasifik)