Berita  

NTT Bersiap Jadi Tuan Rumah PON 2028, Tapi Ancaman dari Kaltim Mengintai

Isu ini mencuat ke publik dan memunculkan tanda tanya besar: apakah Kaltim berpeluang merebut status tuan rumah dari NTT dan NTB?

IMG 20221112 WA0017

Kupang, detak-pasifik.com- Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII dijadwalkan akan digelar pada tahun 2028, dan untuk pertama kalinya, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) didapuk sebagai tuan rumah bersama. Ini menjadi kesempatan penting bagi kawasan timur Indonesia untuk unjuk gigi dalam ajang olahraga nasional paling prestisius di Tanah Air.

Namun, angin perubahan seolah berhembus dari Pulau Kalimantan. Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) dikabarkan tengah berusaha agar pelaksanaan PON dialihkan ke wilayahnya. Isu ini mencuat ke publik dan memunculkan tanda tanya besar: apakah Kaltim berpeluang merebut status tuan rumah dari NTT dan NTB?

Langkah ini bukan tanpa alasan. Di tengah tantangan infrastruktur dan kesiapan daerah, Kaltim mungkin saja melihat bahwa celah itu ada untuk tampil sebagai alternatif yang lebih siap. Apalagi, penunjukan Ibu Kota Negara (IKN) di wilayah tersebut bisa menjadi daya tarik tambahan bagi penyelenggaraan PON 2028. Sementara itu, kesiapan NTT dan NTB sebagai tuan rumah mungkin juga masih menjadi bahan evaluasi di tingkat pusat.

Isu ini semakin menguat karena hingga kini, Surat Keputusan (SK) resmi dari pemerintah terkait penetapan tuan rumah PON XXII tahun 2028 belum juga diterbitkan. Kondisi ini tentu membuka ruang spekulasi dan pergeseran keputusan di menit-menit akhir.

Padahal, sesuai rencana awal, NTT dipercaya menjadi lokasi pembukaan PON 2028, sementara NTB akan menjadi tempat penutupan. Ini sebenarnya sudah tepat. Akan terlihat semangat kolaborasi antara dua provinsi bersaudara di kawasan timur Indonesia.

Langkah yang ditempuh Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, bisa dibilang cerdik dan penuh perhitungan strategis. Ia tampaknya melihat adanya celah untuk merebut kesempatan sebagai tuan rumah. Dalam salah satu pemberitaan media lokal Kaltim, Rudy bahkan sesumbar mengungkapkan bahwa dirinya telah menyampaikan wacana ini kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Secara tersirat, ia menyampaikan bahwa apabila NTT dan NTB dinilai belum siap, Kalimantan Timur siap tampil sebagai alternatif.

Rudy bisa saja mencoba meyakinkan Menpora bahwa Kaltim memiliki keunggulan dalam sumber daya manusia, kesiapan infrastruktur, serta logistik yang memadai. Semua itu memang merupakan modal penting untuk menyelenggarakan event olahraga berskala nasional seperti PON.

Lantas, bagaimana kesiapan NTT sejauh ini? Apakah provinsi yang dikenal dengan keindahan alamnya ini mampu membuktikan diri sebagai tuan rumah yang layak? Dan yang paling penting, apakah posisi NTT dan NTB sebagai tuan rumah akan tetap aman, atau justru goyah oleh manuver Kalimantan Timur?

Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi penting untuk dijawab seiring waktu yang terus berjalan menuju 2028. Di tengah tarik-ulur kepentingan dan pertarungan strategi di balik layar, masyarakat menanti keputusan akhir pemerintah: siapa yang benar-benar akan menjadi panggung utama bagi ajang olahraga terbesar di Indonesia ini?

Harapan kita semua, NTT tetap menjadi tuan rumah PON 2028 bersama NTB. Dan kita percaya pada gubernur NTT, Melki Laka Lena bersama pengurus KONI NTT untuk terus membangun komunikasi dengan Menpora sambil terus mematangkan persiapan.* (Juan Pesau)