Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong Rayakan Hari Komunikasi Sedunia

Ka Redong
Suasana misa kudus Minggu Paskah VII di Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Minggu (16/5/2021). Foto/RR.

detakpasifik.com – Pada perayaan misa kudus Minggu Paskah VII, Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Kabupaten Manggarai, sekaligus merayakan Hari Komunikasi Sedunia ke-55. Misa perayaan Hari Komunikasi Sedunia ini dihadiri kurang lebih 500 umat dari komunitas Gendang Woang, Redong, Mena, Tuke, Ka Sama dan Ka Sale, Minggu (16/5/2021).

Perayaan misa untuk memperingati Hari Komunikasi Sedunia di Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong dipimpin oleh Pater Nus Narek, SVD; seorang imam yang akan ditugaskan di Provinsi SVD Kongo.

Dalam homilinya, Pater Nus menegaskan, Minggu Paskah VII, gereja merayakan Hari Komunikasi Sedunia ke-55 berdasarkan keputusan Konsili Vatikan II yang tertuang dalam Dekret Inter Mirifica.

Pada kesempatan itu, Pater Nus mengatakan, Paus Fransiskus menulis pesannya di bawah tema: “Datang dan Lihatlah!” Paus Fransiskus menggemakan lagi seruan Yesus ini dengan ajakan: “Datang dan lihatlah, berkomunikasi, bertemu dengan orang-orang sebagaimana dan di mana mereka berada.” Paus berpesan: “Dalam perubahan zaman yang kita alami, di masa yang mengharuskan kita menempuh jarak sosial akibat pandemi, komunikasi dapat memungkinkan kedekatan yang diperlukan untuk mengenali apa yang esensial, dan untuk benar-benar memahami makna tersebut.”

Klik dan baca juga:  Sambut Kedatangan Jokowi di Lembata, Masyarakat Membludak di Jalan
Pater Nus Svd
Pater Nus Narek, Svd. Foto/Rr.

Dalam komunikasi, lanjut Pater Nus, kata-kata saja tidak cukup. Banyak orang yang pandai berbicara bahkan berbicara tanpa henti, tetapi dalam pembicaraannya, ia tidak menyampaikan apa-apa. Dalam komunikasi, banyak orang juga pandai menulis, bahkan menulis dari A sampai Z, tetapi dalam tulisannya ia tidak menyampaikan apa-apa. Itulah mengapa ajakan untuk ‘Datang dan Melihat’ menjadi penting dalam sebuah komunikasi. Kita mesti bergerak, pergi melihat sendiri, tinggal bersama orang-orang, mendengarkan kisah mereka, mengumpulkan berbagai pendapat atas realitas, tentu hasilnya akan sangat mengejutkan.

“Mengutip Beato Manuel Lozano Garrido: Buka mata Anda dengan takjub terhadap yang Anda lihat dan biarkan tanganmu merasakan kesegaran dan vitalitas, sehingga ketika orang lain membaca apa yang Anda tulis, mereka akan menyentuh denyut kehidupan yang ajaib,” ungkap Pater Nus yang ditahbiskan sebagai imam SVD tahun 2020 ini.

Klik dan baca juga:  Hari Komunikasi Sedunia 2021: Jika Tak Tahu, Bagusnya Kita Diam

Ia mengingatkan umat tentang pesan Paus Fransiskus terkait metode berkomunikasi di mana ‘Datang dan Melihat’ adalah metode berkomunikasi yang sangat sederhana. Meski sederhana, ini adalah bentuk verifikasi atau pertanggungjawaban yang paling jujur. Ya, kita adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas apa yang kita tulis. Kita mesti bertanggung jawab atas kata-kata, tulisan-tulisan, atau atas status yang kita muat di dinding FB, Twitter, Instagram, WA, dan lainnya. Kita juga mesti bertanggung jawab atas informasi yang kita sebarkan pun berita yang kita bagikan. Ini penting mengingat kita semua dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran untuk pergi, melihat, dan berbagi.

Dia menambahkan, bacaan injil yang diperdengarkan, berbicara tentang Yesus berdoa kepada Bapa-Nya untuk semua murid-Nya. Doa adalah bentuk komunikasi. Dalam doa, Yesus membangun komunikasi dengan Bapa-Nya. Tentu, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kita juga mesti selalu berdoa kepada Bapa-Nya dengan pengantaraan-Nya.

“Kita juga mesti bersyukur bahwa seluruh saluran menuju Tuhan terbuka 24 jam. Kita kalau sedang berkomunikasi dengan-Nya tidak akan menemukan gangguan teknis maupun mekanis seperti signal terganggu dan wifi atau hotspot terputus. Kita juga tidak punya batasan kuota kebutuhan atau pun keluh kesah yang mau kita sampaikan kepada-Nya. Percayalah pada pepatah tua ini: Tuhan bertemu dengan kita di mana pun kita berada,” katannya diakhir homili.

Klik dan baca juga:  Gereja C3 Pemulihan Kupang Mulai Dibangun

Terapkan Protokol Kesehatan

Perayaan misa berlangsung dalam suasana khusyuk dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Di depan pintu gereja, setiap umat yang datang mengikuti perayaan misa diwajibkan untuk diukur suhu tubuhnya oleh petugas gereja.

Di dalam gereja, umat diarahkan untuk menempati kursi yang telah diberi nomor dengan duduk antar-umat diatur dalam jarak satu meter.

Hal ini merupakan bentuk komitmen gereja Katolik mencegah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Manggarai.

Selain itu, pada perayaan misa hari minggu dari mimbar gereja, Dewan Pastoral Paroki (DPP) Ekaristi Kudus Ka Redong pun selalu mengingatkan umat untuk menaati protokol kesehatan Covid-19.*

Kontributor: Rikhardus Roden