Kupang, detakpasifik.com – Pemerataan pembangunan nampaknya belum dirasakan oleh masyarakat di dua wilayah kecamatan di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Hingga saat ini, pulau kecil yang terletak di bagian barat Pulau Timor ini masih jauh dari akses jalan yang bagus.
Masyarakat di pulau ini masih harus bertarung dengan kondisi jalan yang serba sulit untuk beraktivitas sehari-hari.
Pulau Semau adalah sebuah pulau kecil dengan luas 246.66 km2 yang terletak di bagian barat Pulau Timor.
Pulau yang masuk dalam wilayah Pemerintah Kabupaten Kupang ini terdiri atas dua pemerintahan kecamatan, yaitu Kecamatan Semau Selatan dan Kecamatan Semau Utara.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat menyinggung kondisi infrastruktur di pulau ini beberapa waktu lalu. Viktor mengatakan, kondisi infrastruktur di pulau ini telah rusak parah. Tidak ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kupang untuk memperbaikinya.
Di depan Wakil Bupati Kupang, Jery Manafe saat itu, Viktor Laiskodat menegaskan Pulau Semau seakan tidak masuk dalam desain program Pemerintah Kabupaten Kupang.
Viktor lantas bertekad membangun infrastruktur di pulau ini. Ia menilai Pemkab Kupang tidak memiliki ketertarikan untuk mengembangkan pulau kecil yang memiliki keberagaman suku itu.
“Jalan di sana saya bangun. Kita lupakan Kabupaten Kupang kerena mereka tidak tertarik pulau itu,” kata Viktor saat itu.
Menurut politisi Nasdem yang juga merupakan putra asli Semau ini, tipikal pemimpin di Kabupaten Kupang tidak menghendaki adanya kemajuan di Pulau Semau. Pemkab tutup mata, seolah tidak ingin masyarakat di wilayah ini menjadi kaya.
“Kabupaten Kupang itu, bupati dan wakil bupati tipikal orang miskin,” tegas Viktor.
Potensi Pulau Semau
Pulau Semau memiliki nama asli Nusa Bungtilu. Mengutip Wikipedia, Nusa Bungtilu berarti bunga tiga warna. Bunga yang dimaksud di sini adalah kapas, yang biasa dipakai untuk tenunan adat tertentu. Ketiga warna tersebut adalah hitam, putih dan merah.
Pulau Semau bisa dibilang memiliki banyak potensi, seperti kakayaan budayanya karena terdiri dari banyak suku, potensi pertanian, peternakan dan kelautan. Potensi ini sepertinya belum dilihat oleh pemerintah daerah.
Di bidang pertanian, Semau adalah penghasil semangka, bawang merah, bawang putih, tomat dan sayur-sayuran yang dipasarkan ke Kota Kupang.
Peternakan yang paling dominan di pulau ini adalah sapi, kambing, babi dan ayam kampung yang juga dipasarkan ke Kota Kupang.
Sedangkan untuk potensi kelautan, Pulau Semau merupakan penghasil cumi, ikan, teripang dan rumput laut.
Yang tidak kalah luar biasa dari Pulau Semau ini adalah kerena memiliki pemandangan alam yang indah.
Potensi ini mesti diikuti oleh intervensi kebijakan pembangunan oleh pemerintah daerah dan yang paling urgen salah satunya adalah akses jalan.* (Juan Pesau)