NTT  

Perempuan Berperan Signifikan dalam Urusan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga

68d5e7b50c602899e5bda0dd11d86fa6
Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai menuai sukses. Ilustrasi/mediaindonesia.

Kupang, detakpasifik.comPeran perempuan di NTT terbukti sangat signifikan terutama dalam urusan peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga. Peran penting perempuan itu terutama tampak melalui partisipasi aktif mereka dalam pelihara ternak babi dan masifikasi tanam jagung di ladang milik mereka sendiri.

Survei lembaga PRISMA di seluruh kawasan di NTT, tahun 2020-2021, menemukan bahwa perempuan sangat dominan berperan dalam mengatur tatakelola ekonomi rumah tangga.

Peran penting ini kian tampak ketika perempuan terlibat dalam pemeliharaan ternak babi dan tanam jagung. Tingginya peran perempuan kemudian mendongkrak taraf hidup ekonomi keluarga. Karena itu, perempuan menjadi kunci penting untuk menyejahterakan keluarga petani di NTT.

Temuan riset PRISMA itu dikemukakan tim PRISMA Joel Tukan, Tamar Naomi dan Patris Usfomeny melalui presentasi diskusi yang digelar melalui luring dan zoom meeting di Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan Kantor Gubernur NTT, Rabu (29/6/2022). Hadir pada kesempatan itu antara lain, para pejabat di lingkungan dinas pemberdayaan perempuan, para aktivis lintas sektor di NTT dan Staf Khusus Gubernur NTT bidang publikasi politik, Pius Rengka, S.H., M.Sc.

Baca juga: Kolaborasi Pentahelix dalam Program Tanam Jagung Panen Sapi Pola Kemitraan

PRISMA adalah Lembaga Australia Indonesia Partnership for Promoting Rural Income Through Support for Market in Agriculture, selama dua tahun belakangan meneliti peran perempuan dalam pembangunan ekonomi rumah tangga di NTT.

PRISMA meneliti wujud peran perempuan melalui pemeliharaan ternak babi dan pengembangan lahan pertanian jagung. Jagung sangat diperlukan karena jagung sebagai pakan ternak yang bermutu tinggi dan jagung pun berfungsi sebagai bahan makanan pokok untuk kebutuhan domestik para petani.

Hasil riset PRISMA menemukan bahwa intervensi perempuan dalam pemeliharaan babi dan masifikasi tanam jagung berdampak sangat positif. Rerata pendapatan rumah tangga naik, beban kerja berkurang karena distribusi tugas dan fungsi dengan jelas, demokrasi dalam keluarga bertumbuh karena perempuan ikut terlibat aktif dalam pengambilan keputusan di rumah tangga, dan agensi-agensi petani perempuan meningkat.

Klik dan baca juga:  Atas Nama Rakyat Dia Ikut Melarat
babi mati mendadak di perbatasan ntt timor leste bertambah jadi 440 d1xfceko2b
Ilustrasi hewan babi/okezone.

Kondisi dan situasi partisipasi perempuan ini kian tumbuh mekar ketika pemerintah Provinsi NTT mengintrodusir program pembangunan Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). PRISMA mengakui bahwa program yang digegapgempitakan oleh Gubernur NTT, Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat telah berhasil membakar semangat rakyat berpartisipasi luas dalam seluruh upaya pembebasan rakyat dari kemiskinannya. “Program TJPS ini sangat positif. Karena itu harus didukung,” ujar Patris Usfomeny.

Fakta menunjukkan bahwa jagung merupakan bahan makanan pokok rakyat NTT sejak lama. Jagung pun menjadi pakan ternak yang sangat berguna. PRISMA menemukan signifikansi peran perempuan dalam tatakelola ekonomi rumah tangga, terutama yang terkait dengan keterlibatan perempuan dalam urusan pelihara ternak babi dan tanam jagung. Dua objek kerja ini telah dengan jelas memperlihatkan peran perempuan sangat dominan untuk meningkatkan taraf ekonomi rumah tangga petani NTT.

Baca juga: Badai Memang Pasti Berlalu: Ujian Besar Hanya Diberikan untuk Para Pemimpin Kuat

Kebutuhan ternak babi jelas sangat tinggi di NTT, apalagi dalam skala dunia. Kebutuhan babi di NTT sangat tinggi karena hampir semua urusan seremonial adat di NTT pasti berurusan dengan babi. Babi diperlukan sejak manusia lahir sampai manusia meninggal dunia.

Sayangnya, peristiwa memilukan ketika wabah flu babi Afrika melanda NTT tiga tahun silam. Banyak babi mati karena penyakit itu. Hingga kini, pemerintah dan banyak pihak lain mencari solusi terbaik. Salah satu yang ditemukan ialah bahwa babi pemeliharaan tidak bersentuhan dengan babi lain yang diduga telah mengidap flu babi, termasuk tidak bersentuhan dengan pejantan yang diduga telah terdampak flu babi.

Produksi jagung

Produksi jagung di NTT masih belum melampaui produksi jagung di provinsi lain. Tiap tahun Indonesia membutuhkan jagung 5,6% untuk memenuhi tuntutan pakan ternak, sedangkan pada tahun 2023 Indonesia membutuhkan 1,85 juta ton pasokan bahan baku.

Klik dan baca juga:  Perempuan dalam Pilkada Nusa Tenggara Timur 

Untuk pakan ternak dibutuhkan 54% jagung, 39% produksi untuk ekspor, 7% produksi untuk konsumsi sendiri. Karena itu program pemerintah provinsi Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) sudah berada di jalan yang tepat sejauh program TJPS ini dilakukan konsisten oleh semua pemangku kepentingan yaitu, pemerintah, rakyat dan para pelaku usaha.

Viktor Bungtilu Laiskodat saat melakukan panen jagung hasil program TJPS.

Kecuali itu, PRISMA merinci pentingnya jagung varietas unggul seperti varietas lamuru yang kini telah tersedia di Maumere, Kabupaten Sikka. Jagung varietas unggul diperlukan karena jagung varietas unggul sanggup mendongkrak produksi jagung mencapai rerata 7 ton per hektar.

Jagung varietas unggul ini pun sangat cocok dikembangkan di NTT karena lahannya masih sangat luas tersedia. Itulah sebabnya program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) harus terus digalakkan dan dijaga kesinambungannya agar nantinya NTT dapat keluar dari kemiskinannya. NTT pun bakal sanggup menjadi penyanggah utama ekspor jagung di tanah air.

Temuan PRISMA, harga jagung varietas unggul terjangkau yaitu Rp15.000/kg, sedangkan bibit jagung hibrida Rp60.000/kg. Hingga hari ini, 32% pasar benih masih dari pemerintah, sedangkan sektor lain belum bergerak banyak.

Baca juga: Kolaborasi Pentahelix dalam Program Tanam Jagung Panen Sapi Pola Kemitraan

Karena itu sosialisasi sangat diperlukan. Sosialisasi diperlukan agar rakyat memasifkan penanaman jagung sehingga sekali kelak NTT bakal keluar sebagai provinsi produksi jagung dan provinsi produksi ternak babi.

Menimba pengalaman di negara lain, misalnya Spanyol dan Amerika Latin, ekonomi rakyat berputar cukup kencang di kalangan rakyat peternak dan petani. Ekonomi sirkular antara lain karena ada upaya memaksimalkan sirkulasi ternak babi ke arah yang lebih produktif dan berdaya guna.

Ekonomi sirkular bermaksud mengubah limbah menjadi sumber daya yang dapat dimasukkan kembali ke dalam proses produksi, menghilangkan eksternalitas negatif darinya.

Klik dan baca juga:  Tanam Sorgum di Lahan Kritis untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Ekonomi Keluarga

Dampak kotoran babi terhadap lingkungan merupakan salah satu tantangan utama dalam pertanian. Tingginya jumlah kotoran babi yang berasal dari industri peternakan babi mempersulit pengelolaan limbah jenis ini, sehingga menimbulkan dampak yang serius terhadap lingkungan, karena mencemari tanah, air, dan udara (Molina-Moreno, V., Leyva-Díaz, J.C., Llorens-Montes, F.J. and Cortés-García, F.J., 2017).

Hal serupa terjadi di Tiongkok (McOrist, S., Khampee, K. and Guo, A., 2011). Oversupply siklikal dan situasi non-profitabilitas telah menyebabkan industri babi terkonsolidasi di Republik Rakyat Tiongkok, dengan banyak petani kecil meninggalkan industri itu.

Pada tahun 2007, pasokan daging babi memburuk karena wabah ‘tinggi’ demam penyakit telinga biru, masalah penyakit kompleks yang mencakup sangat ganas sindrom reproduksi dan pernapasan babi, porcine circovirus dan klasik demam babi. Perkiraan terbaik menunjukkan bahwa 50 juta babi terpengaruh. Tambahan lagi bencana alam (gempa bumi/musim dingin yang membekukan) juga membatasi produksi babi di beberapa daerah.

Ekspansi keseluruhan dari kawanan pembiakan Cina sekarang berlanjut dengan kecepatan yang baik dan kemungkinan akan cukup untuk memasok 7% yang diprediksi peningkatan permintaan daging babi setiap tahun. Harga bahan pakan yang tinggi (sereal dan kedelai) terus menciptakan masalah biaya produksi.

 

(dp/pr)