Salatiga, detak-pasifik.Com- Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dibawah kepemimpinan Rektor Prof. Intiyas Utami terus menunjukkan komitmennya dalam berinovasi di dunia pendidikan tinggi. Sebagai langkah strategis, UKSW memperluas jaringan kemitraan akademik dengan menjalin kerja sama melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) University. Acara ini berlangsung di Auditorium Ds. S. Djojodihardjo, Fakultas Teknologi Informasi (FTI), UKSW, Rabu (19/2/2025).
MoU ini ditandatangani oleh Rektor UKSW, Prof. Intiyas Utami, dan Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan sumber daya kampus melalui implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Rektor Intiyas menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan benchmarking yang dilakukan UKSW ke IPB University. Langkah ini menjadi elemen penting dalam memperkuat perjalanan UKSW menuju world-class university. Sebagai bagian dari Creative Minority, UKSW berkomitmen untuk mewujudkan entrepreneurship research university yang berfokus pada inovasi berbasis riset serta hilirisasi hasil penelitian yang berdampak bagi industri dan masyarakat.
“UKSW tidak bisa berjalan sendiri dalam menghadapi tantangan dan perubahan pembangunan bangsa. Kami berharap kerja sama ini dapat semakin memperkokoh langkah UKSW dalam proses internasionalisasi,” ujar Prof. Intiyas.

Menurut Rektor Intiyas, UKSW ingin belajar dari IPB University yang dikenal mampu bergerak cepat dalam menghadapi dinamika perubahan.
“Kegiatan ini tidak hanya sebatas penandatanganan kerja sama, tetapi juga menjadi kesempatan bagi UKSW untuk menyerap pengalaman dan inovasi berkelanjutan yang telah diterapkan IPB University,” imbuhnya.
Transformasi Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas
Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si., menyambut baik kerja sama ini.
“Terima kasih, Ibu Rektor Intiyas, atas undangannya. Semangat Ibu juga membangkitkan semangat saya untuk berkunjung ke UKSW,” ujarnya sebelum memulai sesi sharing.
Dalam paparannya yang bertajuk “Transformasi Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas”, Prof. Arif menjelaskan, perubahan teknologi saat ini berlangsung lebih cepat dibanding bidang lainnya. Untuk merespon tantangan tersebut, perguruan tinggi harus menghadirkan inovasi yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan menerapkan konsep new engine of growth.
“Salah satu wujud inovasi tersebut adalah pengembangan keilmuan transdisiplin, seperti bio-revolution, yang menghubungkan teknologi informasi dengan biologi,” jelasnya.
Selain itu, Prof. Arif menekankan pentingnya menyiapkan mahasiswa dengan mentalitas pemimpin perubahan, adaptasi yang tinggi, serta semangat belajar yang berkelanjutan.
“Kampus harus memfasilitasi mahasiswa dengan program microcredentials atau sertifikasi kompetensi yang diakui industri sebagai bekal keterampilan mereka dalam dunia kerja,” paparnya.
Menurutnya, perguruan tinggi juga perlu menerapkan pola pikir baru, sikap dan perilaku inovatif, serta metode kerja yang lebih adaptif.
“Kunci utama kesuksesan adalah kombinasi antara mindset, skillset, dan karakter,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan terdapat sepuluh faktor utama yang berkontribusi terhadap kesuksesan individu maupun kelompok, di antaranya adalah kejujuran, kedisiplinan tinggi, kemampuan bersosialisasi, dukungan pasangan hidup (spouse support), serta etos kerja yang kuat.
Sebagai penutup, Prof. Arif menekankan bahwa transformasi pendidikan tinggi harus diarahkan pada konsep techno-socio preneurial university. Technopreneurship berarti memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi untuk pertumbuhan industri dan ekonomi. Sementara itu, sociopreneurship berfokus pada transformasi sosial melalui pendampingan kepada petani, peternak, nelayan, serta masyarakat umum.
Rektor UKSW, Prof. Intiyas, menyambut baik paparan tersebut dan menegaskan UKSW siap mengambil langkah nyata untuk merealisasikan kerja sama tersebut.
“Kerja sama ini bukan sekadar perjanjian di atas kertas. Sebagai tindak lanjut, UKSW akan mengirimkan tim ke IPB University untuk belajar dan melakukan praktik bersama,” ujarnya.
Untuk diketahui, UKSW adalah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi Unggul. Berdiri sejak tahun 1956, UKSW memiliki 15 fakultas dengan 63 program studi jenjang D3, D4, S1, S2, dan S3. Berlokasi di Salatiga, UKSW dikenal sebagai Kampus Indonesia Mini karena keberagaman mahasiswa dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW mengusung semangat Creative Minority, yaitu sekelompok individu yang mampu menciptakan perubahan dan menjadi agen transformasi bagi masyarakat.
Kerja sama dengan IPB menjadi wujud nyata kontribusi UKSW dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan ke-17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).**(DP/WT)