Kupang, detakpasifik.com – Presiden Komisari Utama PT Puri Prakasa Surya (PT Suryagen) Sonny Keraf menyatakan komitmen perusahaannya untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di Lenang Selatan, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah.
Kata Sonny, produksi EBT itu bukan saja diperuntukan bagi wilayah Sumba Tengah, atau NTT. Tetapi untuk Indonesia dan dunia.
Komitmen itu ia sampaikan setelah melalui upacara adat setempat. “Lamaran kami terhadap anak ‘gadis manis’ dalam hal ini adalah acara adat penyerahan 866 ha lahan tanah oleh suku Makatakeri di Desa Lenang Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, NTT untuk pengembangan EBT oleh PT Puri Prakasa Surya resmi terlaksana di kediaman Kepala Suku Makatakeri, Wawu Duka Limu di Kampung Wara, Desa Lenang Selatan, Sumba Tengah,” katanya dalam keterangan yang diterima media ini, Kamis, 2 Februari 2023.
Dengan terlaksananya ‘lamaran’ tersebut, secara adat tanah tersebut resmi menjadi milik PT Puri Prakasa Surya untuk pembangunan energi baru terbarukan (EBT).
Sonny Keraf yang juga adalah mantan Menteri Lingkungan Hidup RI mengatakan pihaknya tidak sedang bermain-main dengan pembangunan EBT. Menunjukkan komitmennya, ia hadir bersama manajemen PT Puri Prakasa Surya: Benyamnin Subrata selaku Dirut PT Puri Prakasa Surya, Eddie Wudiono mantan Dirut PLN, Nasri Sebayang, Murtaqi Syamsuddin, Utsav Duta, Gustaf Tamo Mbapa, Rossa Suciadi dan Yohanes U Pala Wekat.
“Kami tidak main-main dengan rencana pembangunan EBT ini. Kami adalah orang-orang kerja dan kami siap bersama masyarakat Lenang Selatan untuk membangun listrik untuk Sumba Tengah, Indonesia dan dunia. Kehadiran listrik dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat daerah ini. Dan itulah komitmen kami,” kata Sonny di hadapan Bupati Sumba Tengah Paulus Limu dan masyarakat yang hadir.
Ia mengatakan saat ini keadaan dunia sedang kacau karena terjadi pemanasan global dan perubahan iklim. Hal itu berdampak sulit dalam memastikan musim tanam karena perubahan iklim tidak menentu.
Perubahan ditengarai penggunaan bahan bakar energi seperti minyak bumi, batu bara dan lainnya yang berlebihan. Untuk itu, PT Puri Prakasa Surya yang merupakan kolaborasi para pengembang veteran energi dari grup Suryagen dengan pemerintah Sumba Tengah siap menghadirkan EBT yang ramah lingkungan, dan menjadikan Pulau Sumba sebagai ikon energi hijau di Indonesia.
Mulai 2024
Perusahaan menargetkan pengembangan mulai berlangsung pada tahun 2024. Ia menjelaskan, fasilitas produksi hidrogen hijau menggunakan teknologi teruji untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber daya dan produksi bahan bakar ramah lingkungan.
Setelah beroperasi, fasilitas yang direncanakan ini diperkirakan menghasilkan 96,8 ton hidrogen hijau atau 460 ton amonia hijau setiap hari. Dan proyek ini akan menyumbang pasokan energi bersih terbarukan yang dibutuhkan bidang ekonomi produktif dan mendorong pengembangan industri lebih lanjut di NTT, pada khususnya di Pulau Sumba.
PT Puri Prakarsa Surya
PT Puri Prakarsa Surya adalah bagian dari kelompok usaha Suryagen sebagai pengembang energi terbarukan dengan kemampuan multi-disiplinnya. Kini, sedang merencanakan pengembangan tenaga surya 1.000 MWp di wilayah Kepulauan Riau dan tenaga surya 165 MWp di Pulau Flores.
Suryagen mengembangkan energi terbarukan dan industri hidrogen hijau untuk menyambut ekonomi netral karbon pada tahun 2060.
Sementara itu, Bupati Sumba Tengah, Paulus Limu mengapresiasi kebijakan Presiden Jokowi dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang berkolaborasi bersama PT Puri Prakarsa Surya dan membangun EBT di wilayah Sumba Tengah.
Ia meminta kepada perusahaan agar melaksanakan komitmennya dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat pemilik lahan.
(dp)