Bajawa, detak-pasifik.com- Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Ngada, Gubernur Nusa Tenggara Timur Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan komitmennya menjadikan Ngada sebagai salah satu pusat ketahanan pangan di Indonesia Timur. Penegasan ini disampaikan saat meninjau Bendungan Soa 2 Wirase, yang disebut Gubernur sebagai salah satu titik kunci dalam mewujudkan swasembada pangan di wilayah itu.
Menurut Melki, Kabupaten Ngada punya semua elemen: air yang stabil, lahan yang luas, dan masyarakat yang pekerja keras.
“Ini semua tinggal kita optimalkan,” ujar Gubernur Melki di sela kunjungannya di area persawahan Soa, Kamis (10/4/2025).
Melki menyoroti debit air sungai irigasi Wirase yang stabil dan sangat potensial untuk mendukung perluasan lahan pertanian maupun pembangkit mikrohidro.
Gubernur juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi pertanian modern, termasuk irigasi cerdas dan alat pertanian mekanis untuk mengangkat produktivitas lahan kering. Ia bahkan membuka wacana untuk membuka lahan pertanian baru dengan sistem cetak sawah.
Menurutnya, Ngada kini menjadi salah satu titik strategis dalam rencana besar pemerintah pusat, di mana Menteri Pertanian memberikan perhatian serius untuk menjadikan NTT sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
“Pemerintah pusat punya keyakinan besar terhadap potensi NTT, dan Ngada adalah salah satu daerah yang paling siap untuk menjawab tantangan itu,” kata gubernur.
Selain infrastruktur dan lahan, perhatian juga diberikan pada aspek distribusi, seperti pupuk dan bibit unggul. “Kalau distribusinya lancar, petani kita pasti bisa maksimalkan potensi,” tambahnya.
Dalam kunjungan itu Gubernur juga mengungkapkan bahwa harga beras lokal di Soa Ngada mencapai Rp13.000 per kilogram, melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah pusat.
“Ini pertanda bahwa kualitas dan nilai produksi lokal kita sudah mulai diakui. Sekarang saatnya pemerintah memperkuat itu dengan intervensi teknologi dan kebijakan yang tepat,” ujarnya.
Gubernur Melki turut menyerahkan bantuan senilai lebih dari Rp12 miliar untuk sektor pertanian di Ngada, termasuk pengembangan padi dan jagung, optimalisasi lahan, dan penyediaan alat mesin pertanian. Bantuan ini merupakan bagian dari strategi jangka menengah untuk memperkuat posisi Ngada sebagai sentra produksi pangan regional.
Langkah strategis ini juga disambut baik oleh Bupati Ngada Raymundus Bena yang menyatakan kesiapan daerahnya untuk menjadi pionir dalam transformasi pertanian berbasis ketahanan pangan.
“Kami di Kabupaten Ngada siap, baik dari sisi infrastruktur, SDM, maupun komitmen kebijakan. Kami akan dukung penuh arahan Gubernur dan program nasional ini,” ujar Bupati Ray.
Dengan adanya alokasi anggaran, dukungan pemerintah pusat, serta potensi sumber daya alam yang memadai, harapan untuk menjadikan Ngada sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional tampaknya bukan sekadar mimpi. Kini tantangannya adalah menjaga konsistensi, memperkuat sinergi antar-lembaga, serta memastikan bahwa program dan kebijakan benar-benar menyentuh petani di lapangan.** (Juan Pesau)
Sumber: Siaran Pers Humas NTT