Kupang – Demi mengasah kedisiplinan, etos kerja dan resiliensi siswa-siswi di Nusa Tenggara Timur (NTT), Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengarahkan sekolah yang unggul memulai aktivitas pukul 5 pagi.
Arahan itu adalah upaya lain mengejar ketertinggalan taraf atau derajat pendidikan di NTT.
Gubernur mengatakan anggaran di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT lebih dari 20 persen. Melampaui yang diamanatkan konstitusi. Namun lulusannya sangat sedikit yang mampu menembus perguruan tinggi favorit seperti UI, UGM, ITS dan lainnya.
“Tidak semua sekolah. Tapi perlu dua sekolah. Dua sekolah itu unggul dalam pengetahuan, unggul dalam karakter,” katanya dalam acara pembukaan Persidangan Majelis Sinode GMIT di GMIT Centre Kupang, Selasa (28/3/23). Nantinya, sekolah ini akan dibimbing dan dijalin kerja sama dengan lembaga yang menyiapkan siswa untuk tes masuk di kampus-kampus ternama.
Pemerintah katanya akan terus membangun koordinasi dengan dua sekolah itu agar kebijakan ini berjalan dengan baik. Terutama memastikan pelayanan keamanan, pelayanan infrastruktur dan pelayanan publik.
Namun, arahan Gubernur Viktor itu ditentang oleh pelbagai pihak. Alasannya, bukan jam masuk sekolah yang mesti dirubah, tetapi standar mutu pendidikan, kualitas guru hingga sarana dan prasarananya.
Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim seperti dilansir CNN Indonesia menilai kebijakan tersebut tak tampak melalui kajian akademis. Menurutnya wacana itu melanggar asas transparansi dan partisipasi publik.
Menurutnya kebijakan ini tidak memiliki kaitan dengan capaian kualitas pendidikan di NTT. Mestinya kebijakan pendidikan fokus pada perbaikan IPM NTT, membangun kelas-kelas yang dalam kondisi rusak, peningkatan akreditasi sekolah, dan memastikan ribuan guru honorer diberi upah sesuai UMK/UMR.
Kepala Perwakilan Ombudsman NTT Darius Beda Daton mengaku menerima banyak keluhan soal kebijakan tersebut dari masyarakat.
“Apa kira-kira urgensinya masuk jam 5 pagi?” Katanya dikutip Kompas.com. Dia meminta agar Gubernur Viktor mematangkan dan mensosialisasikan ulang kebijakan tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi mengatakan ada 10 sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Kupang yang siap memulai aktivitas di sekolah sejak pukul 5 pagi.
10 sekolah itu adalah SMA N 1 Kota Kupang, SMA N 2 Kota Kupang, SMA N 3 Kota Kupang, SMA N 5 Kota Kupang, SMA N 6 Kota Kupang, SMK N 1 Kota Kupang, SMK N 2 Kota Kupang, SMK N 3 Kota Kupang, SMK N 4 Kota Kupang, dan SMK N 5 Kota Kupang.
(dp)