Seks Bebas Zaman Now

Evangelist Taridisan.

Remaja harus berkembang menjadi dewasa tanpa seks bebas dan narkoba.

Oleh Evangelist Taridisan, Mahasiswa Program Studi BK FKIP di UKSW Salatiga

Meningkatnya budaya seks bebas di kalangan remaja mulai mengancam masa depan bangsa Indonesia. Perilaku seks bebas di kalangan remaja sudah ada sejak bertahun-tahun lalu. Seks bebas bisa menyebabkan remaja mudah tertular penyakit kelamin dan hamil di luar nikah. Remaja sebagai generasi muda merupakan aset bangsa yang sangat penting. Sederhananya, pengertian seks bebas yang biasa kita kenal di masyarakat Indonesia adalah perilaku seksual yang dilakukan di luar nikah.

Dalam praktiknya, hal tersebut bisa terjadi antara satu pasangan atau satu orang dengan berganti-ganti pasangan. Hal ini juga dapat dilakukan tanpa komitmen atau bahkan tanpa ikatan emosional. Termasuk seks dalam pacaran, cinta satu malam, prostitusi, atau bertukar pasangan dengan pasangan lain.

Anak dan remaja, berada dalam periode di mana seorang manusia memiliki rasa ingin tahu sangat tinggi, penasaran, merasa tertantang jika dilarang atau dibatasi. Mereka bukan orang dewasa yang sudah paham risiko dan konsekuensi atas tindakannya. Makin mereka dilarang, bisa jadi makin menjadi, walau memang hal itu tidak berlaku mutlak pada semua individu. Namun itulah mereka.

Bukan pemandangan baru lagi, anak-anak ABG berusia belasan, dengan tubuh masih agak mungil, perilaku masih malu-malu dan sungkan berani bergandengan mesra dan berpelukan di lobi bioskop. Entah apa yang akan mereka lakukan ketika film diputar di dalam sana. Makin lama pemandangan macam ini dianggap sudah biasa. Orang tua sendiri sering menyalahkan pihak lain ketika memergoki anaknya melakukan penyimpangan perilaku. Majalah, film, situs porno dijadikan kambing hitam sebagai pemicu pergaulan bebas anak-anak mereka.

Nyaris setiap hari kita mendengar berita kriminal seputar seks yang dilakukan oleh anak remaja dan pada anak di bawah umur. Perkosaan, pelecehan seksual, kekerasan seksual, pembunuhan disertai perkosaan lebih dulu, pesta seks yang dibarengi narkoba membuat hati kita miris, entah sebagai orang tua maupun sebagai teman dari kalangan yang masih belia itu.

Remaja Indonesia banyak menjadi pelaku seks bebas akibat kenaifan mereka mengenai seks itu sendiri. Rasa tabu, malu, risi, membuat kaum belia ini tidak mau bertanya kepada orang tua maupun guru mengenai seks, sehingga membuat mereka kian terperosok pada perilaku menyimpang. Di sisi lain, orang tua, keluarga, juga guru di sekolah, merasa enggan atau malu kalau harus menjelaskan mengenai masalah seks secara gambling pada anak-anak mereka.

Masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial. Secara biologis remaja mengalami perubahan fisik seperti perubahan bentuk tubuh, perubahan suara, perubahan hormonal dan lain sebagainya. Perubahan kognitif yang terjadi pada remaja yaitu mampu bernalar secara abstrak dan logis serta pikiran menjadi lebih idealistik. Remaja akan mengalami perubahan sosial yaitu menemukan lingkungan sosial yang baru bersama dengan teman sebaya.

Masa remaja ditandai dengan berlangsungnya proses-proses perubahan secara biologis, psikologis dan sosiologis. Remaja mengalami kebingungan sehingga berusaha mencari tempat yang aman bagi dirinya. Remaja mulai berpikir kritis, memperluas pergaulan, dan berpaling pada teman-teman sebaya yang mengerti gejolak emosi yang dirasakannya. Remaja menganggap teman-teman sebaya bisa lebih menghargai dan menerima apa adanya sehingga remaja lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan teman dari pada dengan keluarganya.

Awal mula seorang remaja terjerumus seks bebas tidak mungkin langsung begitu saja terjadi. Pasti ada hal yang menyebabkan mereka ingin melakukan hal tersebut. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan seks bebas:

  1. Kekuatan iman yang memudar

Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apa pun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karena kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena agama adalah fondasi bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja kurang apalagi pengetahuan di luar agama tentu saja sangat kurang.

  1. Kurangnya perhatian orang tua

Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak karena perhatian seorang orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karena orang tualah yang paling dekat dengan anak. Apabila orang tua kurang memberi pengarahan maka seorang anak akan mudah terjerumus dalam hal-hal yang buruk. Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong memiliki kepribadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalkan penyesalan pada akhir perbuatannya.

  1. Rasa ingin tahu
Klik dan baca juga:  Guru yang Bermutu Harus Gila

Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa sensasi seks terasa awang-awang, ditambah lagi adanya informasi yang sebatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.

  1. Tontonan tidak mendidik

Di era globalisasi ini banyak sekali tontonan yang sangat merusak melalui perantara internet maupun televisi. Tontonan yang baik menghasilkan perilaku yang baik dan tontonan yang buruk menghasilkan perilaku yang buruk. Di era ini, banyak sekali tontonan “panas” yang menjadi asupan remaja. Hal ini sangat mendorong remaja untuk menirukan apa yang mereka lihat karena keingintahuan mereka yang sangat besar.

  1. Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks bebas

Bagi mereka yang pernah merasakan seksualitas, seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang akan dilakukan dapat memudahkan untuk terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif.

  1. Salah pergaulan

Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja. Apabila seorang remaja sudah salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapa pun yang ingin masa depannya cerah di tengah bekapan arus globalisasi serta ilmu dan wawasannya maka ia harus pandai dalam memilih teman. Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun hal yang terpenting adalah memperkuat iman setiap remaja. Karena jikalau iman remaja tersebut kuat untuk melakukan hal yang dianggapnya menyimpang pun takkan dilakukan.

Budaya seks bebas lebih banyak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan dan martabat kaum remaja atau dewasa yang melakukannya. Dampak negatif tersebut adalah:

  1. Hilangnya harga diri

Hilangnya kehormatan dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan memori buruk yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih bisa menjaganya.

  1. Prestasi menurun

Apabila seorang remaja sudah melakukan seks bebas, maka pikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar akan menurun, malas belajar, malas mengerjakan tugas, dan lain sebagainya dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.

  1. Hamil di luar nikah

Hamil di luar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi pelaku. Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan pelaku jika ketahuan siswanya kedapatan hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil di luar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.

  1. Aborsi dan bunuh diri

Terjadinya hamil di luar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan pikiran pelaku, guna menutupi keburukan ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.

  1. Tercorengnya nama baik keluarga

Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga diidam-idamkan hamil di luar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karena hal tersebut, dan hal tersebut akan menimbulkan luka yang mendalam di hati keluarga.

  1. Tekanan batin

Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut pelaku akan sering murung dan berpikir yang tidak rasional.

  1. Terjangkit penyakit

Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit kelamin yang mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hal tersebut terus dilakukan, penyakit tersebut dapat menularkannya pada orang lain di sekitarnya dan cukup membahayakan.

Klik dan baca juga:  Tempat Kehormatan, Pencitraan, Ritual Kesalehan dan Calon Kita

Tingginya penularan penyakit infeksi menular seksual, khususnya pada kelompok usia remaja juga dilaporkan pada penelitian di 12 kota besar di Indonesia termasuk Denpasar, menunjukkan 10-13% remaja yang belum menikah sudah melakukan hubungan seksual. Peningkatan kejadian seks di luar nikah dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.

Perkembangan media massa elektronik yang semakin pesat mempengaruhi pola perilaku remaja, khususnya perilaku seksual remaja seperti film-film vulgar, maraknya VCD porno, maupun adegan-adegan berbau seks yang begitu mudahnya diakses di internet (Helmi, 1998). Usia remaja seorang anak belum dapat bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hal-hal yang mereka lakukan merupakan kesenangan sesaat karena tidak adanya kejelasan pendidikan seks dari berbagai pihak akan menimbulkan berbagai masalah seksual terhadap perilaku penularan penyakit menular seksual.

Di usia remaja dorongan seks yang timbul akan semakin meluap atau semakin liar jika tidak diberi bimbingan dalam hal ini pendidikan seks yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Apa yang dilarang, apa yang lazim dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar yang berlaku.

Penyimpangan seksual yang ditemukan pada video porno di handphone sampai dengan tindakan asusila, ini dipengaruhi karena perkembangan media massa elektronik yang semakin pesat. Bukan itu saja, pergaulan yang tidak sehat, serta pengaruh dari lingkungan, dan pola pikir yang salah dapat mempengaruhi pola seks bebas remaja. Misalnya seorang laki-laki dianggap tidak keren jika tidak merokok, tidak menonton video porno, bahkan tidak memiliki pacar dan seorang perempuan tidak cantik apabila tidak memakai pakaian minim dan berdandan.

Kenyataan sehari-hari yang dapat dilihat misalnya tayangan film-film yang masih terkesan vulgar, maraknya VCD porno, maupun gambar-gambar ‘syur’ yang begitu  mudahnya diakses di internet. Ini sesuai dengan pengertian dari sikap yang merupakan perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya.

Tidak ada suatu persoalan atau masalah yang tanpa solusi. Persoalan seks bebas harus di tangani oleh orang tua, sekolah, pemerintah, dan remaja sendiri. Diperlukan refleksi moral untuk menangkalnya. Berikut refleksi moral yang dapat dilakukan untuk menangkal budaya seks bebas:

  1. Hindari lingkungan yang buruk

Lingkungan merupakan area bersosialisasi setelah keluarga. Ketika lingkungan yang digunakan untuk bersosialisasi bukanlah lingkungan yang baik, maka perilaku menyimpang dapat saja terjadi. Menjadi pekerjaan orang tualah untuk mendidik anaknya supaya dapat mengerti baik dan buruk suatu perilaku sejak dini. Namun terkadang karena kesibukan dari orang tua maka anak yang tidak mendapat pengawasan dengan baik dan akhirnya banyak dari mereka yang terjerumus pada pergaulan bebas.

Banyak dari orang tua yang berdalih jika pekerjaan mereka adalah untuk kebutuhan anak juga. Hal ini memang dibenarkan namun ketika anak merasa diabaikan maka sebagai pelampiasannya, anak akan dengan mudah bergaul dengan pergaulan yang salah. Solusi yang tepat untuk hal ini tentu dapat dilakukan dengan cara membagi waktu antara pekerjaan dan waktu untuk mengurusi serta memperhatikan anak-anak dengan baik.

  1. Batasi waktu ke luar rumah

Waktu untuk bersosialisasi memang penting namun harus ada aturan dan batas-batasannya. Batasan dan aturan di dalam keluarga harus dibicarakan dengan seluru anggota keluarga agar nyaman satu dengan yang lain. Aturan yang dibuat tersebut dapat digunakan untuk membatasi ruang lingkup anak supaya tidak terjerumus pada pergaulan yang tidak sehat. Terutama pada malam hari, sebaiknya anak tidak boleh keluar kecuali ada yang mendesak atau dapat pula dengan didampingi oleh orang tua. Tidak adanya batasan waktu, membuat seorang anak akan lebih bebas sehingga dampak dari pergaulan bebas pun tidak dapat dielakkan.

  1. Isi waktu kosong

Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu kosong dengan kegiatan yang bersifat positif. Mengisi waktu kosong menghindarkan diri dari sikap bermalas-malasan atau bahkan pergi ke luar rumah untuk bergaul dengan mereka yang telah terjerumus. Untuk remaja, istilah waktu kosong dengan kegiatan-kegiatan yang mendukung keahlian ataupun kemampuan seperti ekstrakurikuler dan organisasi. Dengan begitu, waktu akan terisi oleh hal-hal yang bernilai.

  1. Jangan salah bergaul
Klik dan baca juga:  UKSW Kembali Meraih 6 Prestasi Prestisius

Bagi remaja yang kini sedang pubertas, mereka pasti akan memilih teman yang mengasyikkan daripada yang baik. Walaupun tidak boleh membeda-bedakan teman, tapi ada baiknya apabila memilih teman yang memang baik untuk masa depan kita. Memilih teman yang dalam artian tidak menjerumuskan kita pada kondisi yang buruk. Apabila seorang remaja sudah memiliki teman yang “tidak benar” maka secara tidak sadar remaja tersebut akan terbawa arus yang “tidak benar”.

  1. Memperdalam iman

Kuatnya iman dan dekatnya hubungan remaja dengan Tuhan-nya akan membawa mereka jauh dari kata dosa. Semakin banyak kita memperdalam dan memperkuat iman, maka semua ajaran yang menyimpang pun sudah pasti tidak akan dilakukannya. Kuatnya iman inilah yang membawa mereka jauh dari terjerumus kata dosa.

  1. Tidak mencoba-coba

Masa remaja yang dipenuhi dengan teka-teki sehingga mengakibatkan rasa ingin tahu yang besar membuat remaja ingin mencoba hal-hal baru. Memang wajar sekali remaja memiliki perasaan tersebut, tetapi ada baiknya dipilah terlebih dahulu apa yang harus dicoba dan tidak. Hal-hal yang harus mereka coba adalah sesuatu yang bersifat positif dan membawa mereka pada keberhasilan. Mencoba sesuatu yang bersifat negatif akan membawa mereka pada hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

  1. Peranan orang tua

Orang tua dan keluarga adalah lingkungan yang sedekat dengan remaja. Pengawasan orang tua dalam perkembangan remaja haruslah intensif. Orang tua harus meluangkan waktunya bersama anak-anak mereka agar anak-anak tersebut merasa diperhatikan. Rasa diperhatikan inilah yang membuat remaja akan selalu nyaman berada di rumah. Walaupun begitu, orang tua juga harus bisa menjadi teman, bagi anak-anak mereka agar nantinya mereka akan selalu merasa lengkap berada di lingkungan kerja.

Jadi, terjadinya seks bebas di kalangan remaja dikarenakan banyak faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan zaman. Hal tersebut membuat pergaulan menjadi bebas sehingga banyak remaja yang bergaul tanpa batasan dan etika. Dari faktor-faktor penyebab seks bebas yang terurai di atas, dapat diketahui bahwa hal-hal tersebut harus diperhatikan dan harus dihindarkan dari remaja.

Mengetahui dari dampak-dampak yang dihasilkan seks bebas, ternyata itu sangat mempengaruhi masa depan remaja. Bayangkan apabila seorang remaja yang hamil akibat seks bebas itu dengan terpaksa harus putus di bangku sekolah akibat ulahnya. Bilamana seorang remaja ternyata terinfeksi oleh penyakit HIV, pastilah remaja itu harus diasingkan agar tidak menularkan penyakit. Dari dampak-dampak di atas, diketahui bahwa ada baiknya remaja diri sedini mungkin sudah diberikan pemahaman yang benar mengenai seks bebas. Perlu ada dan diingatkan terus untuk melakukan refleksi moral agar kelak remaja tersebut mengerti mengenai seks bebas dan paham dengan risiko yang ditanggung apabila melakukannya. Remaja harus berkembang menjadi dewasa tanpa seks bebas dan narkoba.

Adapun saran mengenai seks bebas yaitu perlunya penyuluhan kepada masyarakat baik orang tua maupun anak-anak mengenai pendidikan seks bagi remaja untuk mencegah terjadinya seks bebas di kalangan remaja, agar orang tua dapat menyampaikan pendidikan seks secara baik dan benar, hingga hilangnya pemikiran orang tua bahwa pendidikan seks adalah hal yang tabu untuk diperbincangkan.

Diharapkan remaja mendapatkan pendidikan seks langsung dari rumah. Serta pemerintah bisa lebih giat lagi dalam memberikan penyuluhan pendidikan seks untuk mencegah terjadinya seks bebas di kalangan remaja bagi orang tua maupun remaja. Lalu orang tua diharuskan untuk lebih memperhatikan anak remajanya dalam melakukan setiap aktivitas di rumah maupun di luar rumah. Sekolah bisa memfasilitasi remaja agar dapat memberikan pendidikan seks bagi remaja untuk mencegah terjadinya seks bebas di kalangan remaja secara keseluruhan. Tidak membatasi siswa, kelas dan waktu, agar pendidikan seks yang disampaikan dapat diterima siswa secara utuh tidak setengah-setengah dan rutin.

Jangan melakukan sesuatu yang kamu tidak ingin lakukan, jika tidak ingin menyesal nantinya. Memang sulit ketika otak berkata tidak namun tubuh berkata iya.