Kupang, detak-pasifik.com- Simon Petrus Kamlasi, calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), baru saja menunjukkan keteguhan dan koneksi tingkat tinggi dalam situasi yang sangat krisis. Keberhasilannya tiba di Kota Kupang meski semua penerbangan dari Pulau Sumba ditutup akibat erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur, telah mencuri perhatian banyak pihak.
Kisah ini bukan hanya soal keberhasilan menghadapi situasi darurat, tetapi juga tentang bagaimana seorang pemimpin dapat tetap menghadirkan semangat dan keyakinan bagi rakyatnya, bahkan di tengah tantangan besar.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi beberapa waktu lalu telah menyebabkan abu vulkanik melanda hampir seluruh wilayah NTT. Dampaknya, sejumlah bandara di Flores dan sekitarnya terpaksa ditutup.
Bahkan, jadwal penerbangan menuju Kota Kupang, termasuk dari Pulau Sumba, terhenti total. Situasi ini menjadi batu ujian bagi Simon Petrus Kamlasi yang seharusnya menghadiri kampanye akbar di Lapangan Lasitarda, Kupang, pada tanggal 13 November.
Namun, meskipun semua penerbangan terhenti, Kamlasi tidak menyerah. Setelah melalui berbagai upaya untuk mendapatkan izin terbang dari Waingapu dan Tambolaka ke Kupang, yang pada akhirnya gagal, Kamlasi menggunakan koneksi luar biasa yang dimilikinya. Dia berhasil memperoleh izin terbang khusus yang memungkinkan dirinya untuk terbang ke Kupang, meski di tengah kepungan erupsi yang mengancam keselamatan penerbangan.
Dalam acara kampanye akbar yang dihadiri puluhan ribu simpatisan di Kupang, Simon Petrus Kamlasi dengan rendah hati menceritakan perjuangannya untuk bisa hadir.
“Saya tahu banyak yang menanti saya, dan meski semua bandara ditutup, saya tak mau menyerah. Ini butuh dukungan orang besar untuk saya bisa sampai di sini, tapi saya tidak ingin pamer tentang itu. Saya hanya ingin membuktikan bahwa saya bukan calon gubernur kaleng-kaleng,” kata Kamlasi dengan penuh semangat di atas panggung. Ucapan tersebut disambut riuh tepuk tangan dari para pendukung yang telah menantinya dengan penuh harap.
Keteguhan dan koneksi Kamlasi menjadi simbol perjuangan untuk NTT yang lebih baik. Di tengah bencana alam yang melanda, ia tetap optimis dan mendorong pendukungnya untuk tidak terpengaruh oleh kesulitan.
“Tantangan datang dari segala arah, tapi kita harus terus maju. Kita bisa saja tampak lemah saat menghadapi kesulitan, namun kita harus tetap kuat,” tambahnya, sembari mengingatkan masyarakat untuk bersatu dan menjaga semangat dalam menghadapi Pilgub NTT yang semakin dekat.
Pada sore hari yang penuh ketegangan itu, rencana B telah disiapkan oleh panitia. Simon Petrus Kamlasi akan menyapa massa melalui siaran virtual dengan tiga layar besar yang dipasang di panggung. Meski kondisi sulit, kampanye tetap berlangsung dengan semangat tinggi.
Sementara itu, calon wakil gubernur, Adrianus Garu, yang juga terhalang erupsi, menyapa pendukungnya dengan video call, disambut tepuk tangan meriah dari ribuan massa yang hadir.
Di tengah suasana penuh haru dan semangat itu, Simon Petrus Kamlasi mengajak semua yang hadir untuk tidak melupakan para korban erupsi Gunung Lewotobi. Ia memimpin doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat, mengheningkan cipta untuk korban bencana yang masih berjuang di pengungsian.
“Kampanye ini juga untuk mereka, untuk saudara-saudara kita yang tengah menderita akibat bencana. Mari kita beri dukungan, bukan hanya dalam bentuk kata-kata, tetapi juga melalui aksi nyata,” ujarnya, menggugah hati para simpatisannya.
Selain itu, Simon Petrus Kamlasi mengungkapkan bahwa kampanye akbar ini sekaligus menjadi konser amal untuk para korban erupsi Lewotobi. Ia menyatakan bahwa Paket SIAGA tidak akan diam dalam menghadapi kesulitan ini.
“Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak bencana. Jangan sampai kita melupakan mereka yang membutuhkan uluran tangan kita,” tuturnya.
Kampanye yang semula direncanakan sebagai sebuah acara politik berubah menjadi sebuah momen kebersamaan dan solidaritas bagi mereka yang tertimpa musibah.
Pendukung SIAGA di Kupang dan seluruh NTT pun diingatkan bahwa pemilihan gubernur bukan hanya tentang politik, tetapi tentang membangun NTT bersama-sama, dengan semangat gotong royong yang tulus.*** (Juan Pesau/TM)