Sumba Timur, detak-pasifik.com- Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi, menyampaikan pandangannya mengenai potensi lahan pertanian di Lewa, Kabupaten Sumba Timur. Dalam kunjungannya di Kelurahan Lewapaku pada 1 November 2024, Kamlasi menekankan pentingnya penerapan sistem irigasi geomembran untuk meningkatkan produktivitas pertanian di daerah yang sangat bergantung pada ketersediaan air ini.
Menurut Kamlasi, sistem irigasi geomembran dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah kekurangan air yang selama ini menghambat para petani. Dengan sistem ini, aliran air dari sumber yang ada dapat dialirkan secara optimal tanpa adanya rembesan, memungkinkan petani untuk memperluas jumlah tanaman yang bisa mereka tanam, khususnya tanaman hortikultura.
“Para petani di Kampung Lewapaku saat ini hanya dapat menanam satu kali dalam setahun karena keterbatasan air. Dengan sistem geomembran, kita bisa mengubah situasi ini,” jelas Kamlasi. Ia menambahkan bahwa banyak saluran irigasi yang ada saat ini mengalami kerusakan, sehingga air tidak dapat sampai ke lahan pertanian dengan efektif.
Kamlasi berjanji bahwa jika terpilih sebagai gubernur pada pilkada yang akan datang, ia akan memprioritaskan pembangunan sistem irigasi geomembran di Lewa untuk meningkatkan akses air bagi para petani.
Seorang pemuda setempat, Rofan, menyambut positif gagasan ini. Ia mengatakan, “Kami sangat mengharapkan pemimpin yang memahami kebutuhan masyarakat, terutama para petani.” Rofan menekankan bahwa masalah kekurangan air, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk pertanian, masih menjadi tantangan yang harus dihadapi.
“Usulan pembangunan sistem irigasi geomembran ini kami dukung sepenuhnya. Kami siap mendukung Paket SIAGA dalam pilkada ini karena mereka menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap nasib petani,” ungkap Rofan, yang didukung oleh puluhan pemuda lainnya di Lewa.
Dengan visi dan komitmen untuk memajukan pertanian di NTT, Simon Petrus Kamlasi berharap dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat, menjadikan Lewa sebagai daerah pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan.*** (Juan Pesau/TM)