NTT  

Tuak Manis Jadi Toas Kenegaraan HUT Ke-77 RI di Nusa Tenggara Timur

Whatsapp Image 2022 08 18 At 11.57.31
Menteri Desa dan PDTT Abdul Halim Iskandar dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat toas kenegaraan dengan tuak manis dan haik di rujab Gubernur NTT, Rabu (17/8/2022).

Kupang, detakpasifik.comNTT memiliki aneka minuman tradisional. Salah satunya adalah tuak manis. Tuak manis pada Rabu 17 Agustus 2022 pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-77 Republik Indonesia dijadikan minuman bersama tamu atau toas kenegaraan di rumah jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur.

Toas kenegaraan bersama Menteri Desa dan PDTT Abdul Halim Iskandar dan istrinya, Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Sri Haryanto dan Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Mendes PDTT, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub Josef Nae Soi, Forkompimda NTT, para pimpinan OPD dan anggota DPR RI Komisi IV, Julie Sutrisno Laiskodat yang juga adalah istri Gubernur NTT.

Mereka merayakan toas kenegaraan dengan meminum tuak manis yang diiris dari nira pohon lontar oleh Martinus Rondo warga Kelurahan Kolhua, Kota Kupang.

Tuak manis itu disajikan melalui sebuah wadah. Namanya haik. Haik terbuat dari daun pohon lontar. Dibuat sesuai peruntukkan.

Ide toas kenegaraan menggunakan tuak manis dan haik itu oleh Ketua Dekranasda NTT sekaligus Ketua TP PKK Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat.

Klik dan baca juga:  Provinsi NTT Tak Lama Lagi Bersaing dengan Provinsi Lain

Sebelumnya, setelah mengikuti peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI, Julie mengunjungi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi NTT untuk memantau pengembangan agrowisata.

Di sana, anggota DPR RI dari Partai NasDem ini menemukan ide yang unik dan istimewa untuk menggagas toas kenegaraan menggunakan tuak manis dan haik. Gayung bersambut. Ide ini diterima oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.

Menteri Desa dan PDTT Abdul Halim Iskandar, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Wagub NTT Josef Nae Soi, Kepala Kejaksaan Tinggi NTT Hutama Wisnu dan para pimpinan Forkopimda tampak larut dalam perayaan toas kenegaraan tersebut.

Melalui momentum itu, pemerintah Provinsi NTT sebenarnya ingin memperkenalkan, sekaligus melaunching alat dan minuman tradisional asal Nusa Tenggara Timur yaitu tuak manis dan haik-nya.

Gubernur Viktor mengatakan, toas kenegaraan menggunakan tuak manis dan haik belum pernah dilakukan oleh pemimpin mana pun di dunia.

“Rasanya enak. Ini satu-satunya di dunia yang toas kenegaraannya pakai tuak manis dan haik,” kata Viktor Laiskodat kepada wartawan.

Klik dan baca juga:  Terkenang Sumba Tengah: Hujan Badai dan Gelombang Menghajar NTT

Senada dengan Gubernur NTT, Menteri Desa dan PDTT, Abdul Halim Iskandar juga mengatakan bahwa minuman tradisional asal NTT itu memiliki cita rasa yang enak dan layak untuk dikonsumsi.

“Ini rasanya manis dan wadahnya antik,” kata Menteri Desa dan PDTT Abdul Halim Iskandar.

Sementara itu, Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan, toas kenegaraan menggunakan tuak manis dan haik adalah upaya pemerintah untuk memperkenalkan produk asli NTT.

“Kalau moke dan sopi itu sudah terkenal. Tapi tuak manis ini minuman non alkohol karena tidak difermentasi dan merupakan salah satu minuman yang sangat bagus,” kata Julie Laiskodat.

Menurutnya dengan launching tuak manis dan haik ini, diharapkan budaya membuat haik bisa ditularkan ke anak-anak NTT, supaya produksi haik terus naik dan berdampak secara ekonomi ke masyarakat.

“Jadi kalau tahun kemarin 1.000 ti’i langga, tahun ini 1.000 sasando, tahun depan mudah-mudahan bisa berkesempatan untuk 1.000 haik,” kata Julie.

Ide toas kenegaraan menggunakan tuak manis dan haik diungkapkan Julie Sutrisno Laiskodat ketika berkunjung ke Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi NTT.

Klik dan baca juga:  Dorong Laju Vaksinasi, Nasdem NTT Sasar Pelajar dan Kelompok Lansia

Pada kesempatan itu Julie meresmikan Lopo Tuak Manis Kolhua. Pada pelataran kantor BPSDMD yang luas itu, puluhan pohon lontar setiap harinya disadap oleh Martinus Rondo seorang petani ladang dari Kabupaten Rote Ndao.

Martinus Rondo datang ke Kupang untuk mengiris tuak pada bulan Mei hingga bulan Oktober. Setelah itu, Martinus kembali ke Kabupaten Rote Ndao.

Julie punya keinginan berbeda. Dia menginginkan agar ke depan toas kenegaraan dapat menggunakan tuak, minuman tradisional dari pohon lontar.

Pada kesempatan itu ia berjanji untuk mendiskusikannya dengan Viktor Bungtilu Laiskodat. Ia juga meminta Martinus Rondo menjadi penyaji tuak manis pada toas kenegaraan di rumah jabatan Gubernur NTT.

Keinginan kuat Julie ini didasari spirit pemerintah Provinsi NTT menjadikan pariwisata sebagai prime mover pembangunan di NTT.

Oleh karenanya, berbagai kearifan lokal termasuk minuman tradisional seperti tuak manis dan haik perlu mendapat tempat-tempat istimewa dalam berbagai momentum.

 

(dp/sp)