Salatiga, detak-pasifik.com- Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) terus memperkuat perannya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berdaya saing pada kualitas ilmu pengetahuan sekaligus menjadi radar teknologi yang responsif terhadap perubahan. Melalui gathering hangat bersama para Kepala Sekolah SMP-SMA/SMK se-Jawa Tengah, UKSW memberikan wawasan mengenai pentingnya Artificial Intelligence (AI) dalam mendukung transformasi pendidikan di sekolah-sekolah, Senin (17/03/2025) sore. Kegiatan yang berlangsung di Balairung Universitas (BU) ini diinisiasi Divisi Promosi dan Komunikasi Publik (DIVPROM KOMBLIK) berkolaborasi dengan Ikatan Alumni Satya Wacana (IKA SATYA).
Dalam sapaan hangatnya, Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami menyampaikan pertemuan ini merupakan momen silaturahmi yang sangat berharga.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin lebih dekat dengan para mitra dari sekolah-sekolah, sekaligus memperkenalkan UKSW sebagai kampus yang menghadirkan ruang belajar yang nyaman, asyik, dan menyenangkan bagi mahasiswa,” katanya.
Rektor Intiyas menegaskan, UKSW berkomitmen membawa putra-putri bangsa untuk menjadi pemimpin Creative Minority, yaitu pribadi-pribadi unggul yang berdaya cipta dan mampu menjadi agen perubahan.
Tak hanya itu, ia juga berharap melalui acara ini UKSW dapat memberikan kontribusi nyata dalam memperluas wawasan serta meningkatkan kompetensi para kepala sekolah, khususnya dalam menyikapi perkembangan teknologi yang semakin pesat. Acara ini menandaskan komitmen UKSW untuk berkontribusi dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor Bidang Keuangan, Infrastruktur, dan Perencanaan (WR KIP) Priyo Hari Adi, Ph.D., dan para Wakil Dekan dari 15 fakultas yang ada di UKSW.
Perkembangan Dunia Pendidikan
Acara gathering kali ini menghadirkan pembicara tunggal Profesor Dr. Hanna Arini Parhusip, M.Sc., nat., Guru Besar perempuan pertama pada Bidang Ilmu Matematika dari Fakultas Sains dan Matematika (FSM) yang mengupas tuntas mengenai topik “AI dan Perkembangan Dunia Pendidikan”.
Dalam workshop ini, Profesor Hanna mengajak para peserta untuk memahami peran penting AI dalam mendukung transformasi dunia pendidikan, sekaligus menghadirkan ruang diskusi interaktif bagi para peserta.
Profesor Hanna mengupas tuntas empat hal penting terkait peran AI dalam pendidikan yaitu mempersiapkan kepala sekolah menghadapi era AI dalam pendidikan, meningkatkan keterampilan siswa pada abad 21, meningkatkan efektivitas pembelajaran di sekolah, serta meningkatkan pengalaman belajar siswa dan guru.
“AI berperan penting dalam membantu para guru untuk membuat materi pembelajaran, penilaian otomatis dan analisis kerja siswa, manajemen kelas yang baik serta melatih pengembangan profesional pengajar,” imbuhnya.
Menurutnya, sekolah dan institusi pendidikan harus mulai beradaptasi dengan teknologi AI guna meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan.
Memberikan Wawasan
Acara gathering yang berlangsung dengan penuh keakraban dan interaktif ini rupanya meninggalkan kesan tak terlupakan bagi para peserta. Salah satunya, Kepala Sekolah SMA Masehi Jepara Muliyatri, S.Pd., mengaku bangga bisa menghadiri kegiatan luar biasa ini.
“Acara ini menjadi bukti nyata bahwa UKSW senantiasa hadir dan dekat dengan seluruh lapisan masyarakat, dengan perhatian khusus pada upaya memajukan dunia pendidikan,” ungkapnya.
Alumni angkatan 1999 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ini juga menyampaikan sesi workshop memberikannya wawasan dan pengalaman baru mengenai pentingnya AI dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
“Kami berharap ada tindak lanjut dari kegiatan ini, misalnya dilakukan praktek langsung bagi para guru dan siswa bagaimana menggunakan AI dengan bijaksana,” ungkapnya.
Di sisi lain, Kepala Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta Sunarni, S. E., MM., juga mengungkapkan rasa syukurnya karena bisa menghadiri gathering kali ini. “UKSW sangat hebat. Kegiatan ini tentunya menambah pengetahuan kami untuk diajarkan kepada anak didik. Kami berharap ada tindak lanjut dari kegiatan ini,” bebernya.
Dalam gathering ini puluhan peserta juga diajak berkeliling untuk mengenal lebih dekat dengan kampus UKSW. Mereka mengunjungi beberapa kelas tematik yang menjadi penunjang kegiatan pembelajaran di UKSW seperti Kelas Diplomasi, Angkringan, dan Museum UKSW.
UKSW merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi Unggul. Berdiri sejak tahun 1956, memiliki 15 fakultas dengan 63 pilihan program studi jenjang D3, D4, S1, S2, dan S3. Terletak di Salatiga, kampus ini dikenal sebagai Kampus Indonesia Mini, karena keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah Indonesia. Selain itu, UKSW juga dikenal dengan julukan Creative Minority atau minoritas berdaya cipta, yaitu sekelompok kecil individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan perubahan, menjadi agen transformasi, dan menginspirasi masyarakat.*(WT/RE)