Tanggung jawab para profesor tidak hanya pada kewajiban akademik semata, tetapi juga pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengabdian kepada masyarakat.
Kupang, detakpasifik.com – Universitas negeri terbesar di kawasan Indonesia Selatan, Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang, kini kian moncer menyusul pengukuhan empat guru besar yang berlangsung di auditorium kampus itu, Rabu, 31 Mei 2023. Universitas yang terletak di Jl. Adisucipto, Penfui, Kupang itu telah membukukan 46 guru besar dari berbagai bidang kajian ilmu.
Empat guru besar yang dikukuhkan itu masing-masing Prof. Dr. Ir. Marcelien Dj. Ratoe Oedjoe, M.Si (bidang Ilmu Budidaya Perairan), Prof. Dr. Ir. Doppy Roy Nendissa, MP (bidang Ilmu Ekonomi Pertanian), Prof. Dr. drh. Annytha Ina Rohi Detha, M.Si (bidang kajian Ilmu Kedokteran Hewan), dan Prof. Dr. Djefri Semuel Bale, ST., M.Eng (bidang Ilmu Rekayasa Material). Keempatnya berasal dari 4 fakultas berbeda yakni FPKP, Faperta, FKKH dan FST.
Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Max Sanam, dalam sambutannya menyebutkan, upacara pengukuhan para guru besar ini tidak sekadar seremoni rutin pengesahan SK fungsional, tetapi juga merupakan promosi dan penyampaian gagasan ilmiah sebagai wujud tanggung jawab para guru besar dalam mengawal kemajuan IPTEK dan peradaban.
Hadirnya 4 guru besar ini, maka Undana sejak berdirinya telah mengukuhkan 46 guru besar. Dari total ini 19 orang telah memasuki purnabakti ataupun meninggal dunia, 1 orang pindah, sehingga tersisa 25 guru besar aktif. Dalam jumlah ini, 8 profesor perempuan (32 persen). Masih 5 guru besar lagi yang bakal dikukuhkan dalam waktu dekat.
Diakuinya, 30 guru besar ini masih jauh dari ideal yakni 10-15 persen dari total jumlah dosen yang dimiliki suatu universitas. Jika jumlah dosen Undana kini 900 orang, maka jumlah profesornya minimal 90 hingga 135 orang.
Sebagai gambaran, di Indonesia tahun 2020 terdapat 5.664 profesor: Unhas dan UGM memiliki jumlah terbanyak yakni 318 (19 persen) dan 312 orang. Data Maret 2023, UI 350 guru besar, dan UGM 366 orang.
Seiring perbaikan regulasi dan penataan sistem usulan jabatan fungsional dosen oleh Kemendikbudristek dan Kemenpan RB, maka Undana sedang mengusulkan kenaikan pangkat 70-an orang ke lektor kepala dan 12 ke guru besar.
Menurut Prof. Max Sanam, universitas menerapkan berbagai strategi percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen, antara lain penyediaan dana penelitian dan insentif publikasi ilmiah, dana studi lanjut S3, serta pembentukan Satgas percepatan guru besar.
Pengakuan pemerintah
Penganugerahan gelar profesor atau guru besar sebagai jabatan akademik tertinggi dalam karier seorang dosen merupakan wujud pengakuan pemerintah dan negara atas dedikasi, kompetensi, dan kontribusi yang besar dalam bidang ilmu dosen yang bersangkutan.
Jenjang karir dosen ini dimulai dari asisten ahli (2 sublevel), lektor (2 sublevel), lektor kepala (3 sublevel) hingga akhirnya ke jenjang profesor. Beberapa profesor mendapatkan kenaikan jabatan fungsional secara regular, tetapi cukup banyak juga yang lompat jabatan sehingga mereka bisa meraih jabatan guru besar dalam usia relatif muda.
“Pengukuhan para profesor hari ini tentu saja tidak hanya menjadi kebahagiaan dan kebanggaan pribadi, prodi ataupun fakultas, tetapi juga merupakan kebahagiaan dan kebanggaan Universitas Nusa Cendana dalam menyumbangkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan berkompeten di bidangnya,” ujar rektor alumnus Universitas Gadjah Mada itu.
Dia menambahkan: “Saya berharap keberhasilan para profesor ini dapat memotivasi dan memperkuat semangat para dosen dan mahasiswa dalam mengembangkan potensi dan kapasitas akademik yang dimiliki.”
Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Era digital yang dihadapi saat ini telah memberikan dampak besar dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk di dunia pendidikan. Undana harus mampu memanfaatkan teknologi secara bijak untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menghadapi persaingan global yang kian ketat.
Mengutip Bruce McFarlan (2010) dalam artikelnya: “Professors as intellectual leaders: formation, identity and role” mengidentifikasikan 2 kelompok peran profesor yaitu kelompok managerial leader dan kelompok academic atau intellectual leader. Idealnya para profesor mengembangkan diri pada peran sebagai intellectual leaders.
Baca juga:
- Asosiasi Ilmu Politik Indonesia NTT Prihatin Terhadap Kondisi Politik di Tanah Air
- Prof Willi Toisuta: “Tidak Boleh Ada Anak yang Tidak Bersekolah di NTT”
Survay McFarlan mengidentifikasi 6 karakter/kualitas yang mesti dimiliki oleh profesor yakni: role model, mentor (membimbing mahasiswa dan doktor-doktor muda), advocate (penganjur, rekomendasi) guardian (penjaga nilai-nilai integritas moral dan academic standard & values), acquisitor (penemu, peneliti dan innovator) and ambassador (duta universitas). Sebagai akademisi, para profesor memegang peran penting dalam menghadapi persaingan global ini.
Tanggung jawab para profesor tidak hanya pada kewajiban akademik semata, tetapi juga pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengabdian kepada masyarakat.
“Oleh karena itu, saya mengajak para profesor untuk selalu mengembangkan akademik maupun entrepreneurial network-nya agar keahlian dan kompetensi mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat dan universitas dalam menghadapi persaingan global,” tandas Max Sanam.
Selain itu, para profesor juga harus mampu berperan aktif dalam pengembangan riset dan inovasi, yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Pengembangan riset dan inovasi juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Undana, sehingga dapat membawa Undana ke dunia internasional, memenuhi visinya sebagai “Universitas Berwawasan Global”.
Dalam menghadapi persaingan global, tidak hanya kualitas akademik yang harus ditingkatkan, tetapi juga kualitas pengelolaan universitas secara keseluruhan. Para profesor juga harus memperhatikan aspek manajemen universitas, agar dapat memberikan pelayanan yang baik kepada mahasiswa dan masyarakat.
“Saya menyampaikan bahwa sebagai rektor, saya siap mendukung semua upaya dan inisiatif dari para profesor dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan menghadapi persaingan global. Saya juga mengajak seluruh civitas academica Undana untuk bersama-sama membangun dan mengembangkan universitas menjadi lebih baik, lebih maju, dan lebih berdampak,” ujarnya.
Kepada para dosen dan mahasiswa, Rektor Undana ini menyerukan, agar semua pihak mengambil manfaat dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh para profesor. Diyakini, kehadiran para profesor memberikan dampak positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Undana.
Dia menambahkan, pihaknya sangat bangga dengan pencapaian empat profesor yang dikukuhkan. Keberhasilan mereka adalah bukti nyata upaya Undana menciptakan lingkungan akademik yang kondusif dan mendukung para dosen dan mahasiswanya berkembang dan berinovasi.
Di tengah perkembangan teknologi dan tantangan global yang semakin kompleks, diharapkan keberhasilan yang dicapai para profesor menjadi inspirasi bagi para dosen dan mahasiswa lainnya untuk terus mengembangkan diri, berinovasi, dan berkontribusi dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Semoga prestasi yang telah diraih ini dapat dijadikan sebagai motivasi untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat dan bangsa.
Catatan terakhir, pengukuhan guru besar merupakan awal dari tanggung jawab yang semakin besar. Diharapkan mereka dapat terus memotivasi dan menginspirasi para mahasiswa dan dosen, serta memimpin dalam menjalankan riset dan pengabdian masyarakat.
Diharapkan para profesor terus mengembangkan kolaborasi antara bidang ilmu yang digeluti dengan bidang-bidang ilmu lainnya, baik di dalam maupun di luar universitas, sehingga tercipta sinergi positif dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Hadir pada kesempatan itu selain para anggota keluarga para profesor, Senat Guru Besar Undana, ratusan undangan, juga hadir Gubernur NTT, Dr. Viktor B. Laiskodat, anggota dan pimpinan DPRD Provinsi NTT, anggota Forkopimda, dan ratusan mahasiswa Undana yang memadati ruangan berkapasitas 2.000-an orang itu.
(dp/pr)