Ende, detakpasifik.com– Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) yang akan berlangsung pada 2024 menyajikan dinamika politik yang menarik. Khususnya di Kabupaten Ende, sebuah pergeseran signifikan terjadi di lapangan.
Relawan yang sebelumnya berkomitmen mendukung Melki Laka Lena kini memilih untuk mundur massal, mereka membubarkan diri dan menarik dukungannya.
Melki Laka Lena, calon gubernur yang berasal dari Kabupaten Ende, Flores mesti menghadapi tantangan mundurnya para relawan. Ia harus menyaksikan penarikan dukungan dari para relawan di Kabupaten Ende yang juga merupakan tempat asal calon gubernur Ansy Lema.
Keputusan ini disampaikan secara tegas oleh Karman Sado Kaki, ketua relawan Melki Laka Lena di Kabupaten Ende.
“Kami sudah sepakat untuk menarik dukungan kepada Melki Laka Lena dalam Pilgub yang akan datang. Keputusan ini sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat lagi,” tegas Karman, seperti dikutip dari gogitainvestigasi.com, pada Selasa (10/9/2024).
Penarikan dukungan ini bukanlah langkah yang tiba-tiba. Beberapa waktu lalu, ratusan relawan telah secara resmi mendeklarasikan dukungan mereka untuk Melki Laka Lena di Kafe Kaki Lena Hills.
Namun, keputusan untuk mundur diambil setelah relawan menyadari bahwa Melki Laka Lena dan Ansy Lema, calon gubernur lainnya, berasal dari wilayah yang sama.
Ia mengungkapkan relawan yang telah dibentuk dan tersebar di 21 kecamatan, memiliki hubungan kekerabatan yang kuat dengan kedua calon gubernur tersebut. Mereka memutuskan untuk memberikan kebebasan kepada setiap relawan untuk memilih sesuai dengan preferensi mereka masing-masing.
“Memberikan kebebasan kepada semua relawan untuk memilih sesuai dengan pilihan masing–masing. Karena secara emosional, semua relawan di 21 kecamatan, punya hubungan kekerabatan dengan kedua figur calon gubernur tersebut,” ungkapnya.
Dengan mundurnya dukungan dari relawan Melki Laka Lena, para pendukungnya kini lebih memilih untuk berfokus pada dukungan terhadap Paket Eramilenal (Erik – Awaludin) dalam Pemilihan Bupati Ende 2024.
Saat dihubungi untuk mengonfirmasi keputusan mundurnya relawan, Karman enggan memberikan keterangan lebih lanjut, hanya menyebutkan bahwa ia sedang mengalami demam dan akan tersedia untuk wawancara di kesempatan lain.
Kondisi ini membuka peluang baru bagi Simon Petrus Kamlasi, calon gubernur dari wilayah Timor, yang kini menjadi satu-satunya calon gubernur dari wilayah berbeda.
Situasi ini memberi keuntungan tersendiri bagi Kamlasi, yang kini bisa menggaet dukungan dari basis pemilih yang sebelumnya terpecah antara Melki Laka Lena dan Ansy Lema.
Perubahan dukungan ini akan memengaruhi strategi kampanye dan akan mengubah arah pemilihan gubernur mendatang.*** (TM)