Rasa bangga memancar dengan tiba-tiba. Setelah terdengar gemuruh di langit Kupang, tanda pesawat tempur F-16 Fighting Falcon milik TNI Angkatan Udara akan segera tiba di apron Lanud El Tari, Kupang, Jumat (9/9/2022).
Pesawat tempur ini datang dari Darwin, Australia. Di Lanud El Tari, untuk transit dan refueling. Sebelum kembali ke Skuadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur. Ada enam F-16.
Di Darwin, Australia. Tidak jauh dari NTT, bagian selatan, mereka menjalani seri latihan tempur peperangan udara Pitch Black 2022. Bersama puluhan pesawat tempur lain. Terhitung dari 13 negara sahabat lainnya.
Gemuruh. Bagaimana tidak, pesawat tempur F-16 melakukan fly pass di langit Kupang. Para flight leader, begitu sebutan pengemudi pesawat terbang ini, melakukannya sebanyak dua kali. Sebelum mereka mendarat dengan baik. Secara bergantian. Dengan waktu yang tidak begitu lama. Hitungan detik. Atau menit. Sangat rapi sekali.
Momen ini langka. Terutama untuk saya. Dan anggota tim saya, Kristo. Juga bagi para jurnalis yang hadir di sana.
Karena langka, kami masing-masing memegang handphone. Mengabadikan kesempatan itu. Detik-detik pesawat tempur melintas dan parkir di Lanud El Tari. Tidak jauh dari tempat kami berdiri. Dekat sekali. Sesekali kami menutup telinga. Sebab, suara mesinnya tak tertahankan. Sangat besar.
Di samping kiri, tempat kami berdiri, ratusan anak dari Taman Kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar juga terpukau.
Mereka masih mengenakan seragam sekolah. Di sana, mereka diterima dan didampingi para personel Dispotdirga Lanud El Tari. Anak-anak sangat antusias berkunjung ke sana.
Mereka tampak senang sekali. Lompat-lompat. Sesekali teriak karena gembira. Juga bangga. Saat melihat pesawat tempur milik TNI AU itu, penjaga keamanan di wilayah udara Indonesia, melintas di hadapan mereka.
Ada juga anak-anak yang teriak karena pandangannya diganggu temannya sendiri.
Ketua DPRD NTT dan Mgr Petrus Turang, Pr
Pada kesempatan langka itu, hadir Ketua DPRD NTT. Emi Nomleni. Juga Uskup Agung Kupang. Mgr Petrus Turang, Pr.
Mereka hadir menyambut peserta latihan bersama Pitch Black 2022 di Lanud El Tari.
Kepada detakpasifik.com, Emi Nomleni mengatakan bangga. Dia memberikan apresiasi kepada TNI AU atas alutsista yang ada. Terutama F-16 ini.
Ini tidak murah. Harga yang fantastis. Semoga memberikan dampak kepada seluruh masyarakat. Terutama keamanan. Keamanan wilayah NKRI. Di mana pun.
“Mengikuti latihan di Darwin, Australia, menunjukkan Indonesia yang luar biasa.” Kata Emi, saat kami temui.
Kepada masyarakat NTT dia berharap, dapat melahirkan penerbang yang handal. Bisa menerbangkan pesawat tempur F-16 ini. Untuk ikut mengamankan, membela dan menjaga NTT. Menjaga Indonesia.
Karena itu, pemberian motivasi kepada generasi muda harus dilakukan. Mulai dari sekarang. Agar yang muda termotivasi. Yang muda bersemangat.
Yulianus Banu, warga Penfui Timur yang ikut melihat pesawat tempur F-16 itu, juga bangga sekali. Dari raut wajahnya pun sudah terlihat.
Dia mengucapkan terima kasih kepada pemberi izin. Sudah bisa masuk di Lanud El Tari. Melihat lebih dekat enam pesawat tempur F-16 yang terparkir rapi itu.
“Kami senang, Indonesia pasti lebih baik.” Begitu kata Yulianus Banu. Singkat saja.
Pitch Black
Latihan Pitch Black ini adalah latihan perang bersama yang diselenggarakan oleh Angkatan Udara Australia.
Latihan perang ini bertujuan untuk melatih kemampuan bertempur secara Offensive Counter Air (OCA) dan Defensive Counter Air (DCA).
OCA adalah istilah militer untuk penindasan kekuatan udara militer musuh. Terutama melalui serangan darat yang menargetkan pangkalan udara musuh.
Seperti menghancurkan pesawat yang diparkir, landasan pacu, hanggar, fasilitas bahan bakar, dan fasilitas kontrol lalu lintas udara, dan lainnya.
Sedangkan DCA berkaitan tindakan defensif yang dirancang untuk mendeteksi, mengidentifikasi, mencegat, dan menghancurkan kekuatan musuh yang mencoba menyerang.
(irfan/kristo/prim)