Manajemen GSM dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SMPN Sawendi, Supiori, Papua

Yulianingsih.

Pembelajaran menyenangkan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran yang konvensional dinilai menjemukan dan tidak menarik bagi siswa sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik.

Oleh Yulianingsih, S.Pd., Gr, Mahasiswa Prodi Magister Administrasi Pendidikan UKSW Salatiga

Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) merupakan gerakan akar rumput yang mempromosikan dan membangun kesadaran guru, kepala sekolah, orangtua, dan pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun ekosistem sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup. Agar anak-anak menjadi pembelajar yang adaptif, mandiri, tangkas, dan cepat menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat dan tak menentu.

Visi dan misi dari Gerakan Sekolah Menyenangkan adalah “menjadikan sekolah-sekolah di Indonesia memiliki lingkungan belajar yang positif, menyenangkan, aman, dan membangkitkan semangat belajar siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan karakter anak-anak Indonesia.”

Sejarah Gerakan Sekolah Menyenangkan berawal dari pengalaman perubahan yang dialami oleh founder GSM yaitu Muhammad Nur Rizal, dan sang istri Novi Poespita Candra. Pengalaman ini mereka dapatkan ketika sepasang suami istri ini tinggal di Melbourne, Australia untuk menempuh studi doktoral.

Mereka menemukan inspirasi dari ketiga buah hatinya yang sangat mencintai sekolahnya. Ketiga anaknya ini setiap hari enggan pulang dari sekolahnya. Ketiga anaknya ini setiap hari senang sekali untuk segera kembali ke sekolah, dan ketiga anaknya betah berada di sekolah karena menganggap sekolah mereka adalah tempat ternyaman dan menyenangkan bagi mereka. Hal inilah yang membuat sepasang suami istri ini untuk melihat di mana letak perbedaannya dengan pendidikan di Indonesia.

Mereka melihat pendidikan di Australia yang berbeda jauh dengan pendidikan di Indonesia. Bahkan bisa dibilang pendidikan di Indonesia tertinggal 128 tahun dari Australia. Pendidikan di Australia unggul dari segi kurikulum yang lebih bagus, lebih menyenangkan, dan disesuaikan dengan kelebihan tiap anak. Bahkan, anak-anak mereka justru rindu pergi ke sekolah saat liburan.

Inspirasi inilah yang membuat sepasang suami istri ini mengembangkannya di Indonesia. Saat kembali dari Australia, mereka mendirikan GSM pada tahun 2016. Rizal dan Novi merasa prihatin dengan pendidikan di Indonesia yang masih mematok nilai dan ujian. Padahal sebetulnya anak-anak bisa belajar dengan metode yang menyenangkan. Dalam praktiknya, GSM merangkul sekolah-sekolah pinggiran tujuannya agar kualitas sekolah pinggiran juga bisa terangkat.

Area perubahan GSM adalah mendorong transformasi dunia pendidikan Indonesia yang diawali dari perubahan pola pikir pendidikan menuju paradigma revolusi industri 4.0.

Titik awal ini meliputi perubahan pola pikir guru, kepala sekolah, orangtua, dan pemangku kebijakan untuk membangun ekosistem pendidikan yang positif dan berfokus pada pengembangan karakter siswa. Dengan demikian, siswa akan menginternalisasikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai bekal menghadapi masa depan di era revolusi indistri 4.0.

Gerakan Sekolah Menyenangkan adalah gerakan yang mengadopsi filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu guru harus bisa menuntun bukan menuntut, menghamba pada murid, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mbangun karso, dan tut wuri handayani. Gerakan Sekolah Menyenangkan mengakomodasi semangat pergerakan akar rumput dengan paradigma pendidikan yang memanusiakan dan memerdekakan.

Saat ini banyak sekolah yang sudah bergerak dengan semangat GSM. Salah satunya adalah di Kabupaten Supiori. Hampir semua sekolah di Kabupaten Supiori mulai dari daratan hingga kepulauan sudah menerapkan Gerakan Sekolah Menyenangkan.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Supiori, Rafles Ngilamele, bahwa kita harus membangun ekosistem pendidikan yang menyenangkan dan memanusiakan peserta didik dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan yaitu siswa, guru, orangtua, dan masyarakat dengan menghadirkan inovasi yang menjawab tantangan dan kearifan lokal.

Bahkan baru-baru ini beliau membuat kebijakan baru, yaitu merancang ulang tujuan pengelolaan dan pembelajaran di sekolah secara menyenangkan di mana adanya kolaborasi antara guru dan siswa. Kurikulum Merdeka yang sudah dijalankan di Supiori juga dikolaborasikan dengan GSM, asesmen yang tidak mengkompetisikan siswa tetapi bentuk asesmennya adalah support dan feedback buat para siswa. Selain itu beliau juga membuat kebijakan dalam penilaian kinerja guru yang targetnya didasarkan pada ekspektasi kepala sekolah terhadap guru.

Klik dan baca juga:  Pentingnya Pembelajaran Kurikuler Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Manajemen GSM dalam peningkatan mutu pendidikan di SMPN Sawendi, Supiori, Papua

Manajemen merupakan ilmu dan seni dalam mengatur, mengendalikan, mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, controling) agar organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dengan adanya manajemen pendidikan, sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan agar visi misi sekolah dapat berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan.

Peran manajemen dalam peningkatan mutu dan prestasi sekolah yaitu dengan melakukan pengelolaan manajemen peningkatan mutu dan prestasi sekolah. Yaitu dengan melakukan pengelolaan manajemen peningkatan mutu, perubahan pola pikir dan orientasi kerja guru, peningkatan mutu guru dan peserta didik yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Tujuan dari manajemen pendidikan adalah menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang positif, kreatif, dan efektif agar terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik dan pendidik.

  1. Perencanaan GSM

Perencanaan dilakukan sebelum suatu kegiatan dilakukan. Perencanaan mencakup kegiatan untuk menentukan apa yang diinginkan, dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama untuk mencapainya, dan berapa banyak biaya dan personel yang dibutuhkan.

Perencanaan memprioritaskan kesinambungan program sebagai kelanjutan untuk penciptaan pembelajaran di sekolah. Dalam manajemen GSM, kepsek dan wakasek kesiswaan melakukan perencanaan secara cermat terkait program GSM termasuk melakukan analisis SWOT manajemen GSM.

  1. Pengorganisasian GSM

Pengorganisasian didefinisikan sebagai aktivitas pembagian tugas kepada organisasi yang terlibat dalam kerja sama sekolah. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan melakukan tugas sesuai dengan prinsip pengorganisasian. Dalam pengorganisasian GSM, kepsek bekerja sama dengan guru, peserta didik, dan wali murid.

Khusus peserta didik dan wali murid dilibatkan dalam membuat zona-zona di kelas. Selain itu para guru juga ikut memfasilitasi peserta didik dalam mengkreasi segala aktivitas peserta didik.

  1. Pelaksanaan GSM

Fungsi utama dari pelaksanaan adalah untuk memprioritaskan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan anggota atau kelompok organisasi. Jika fungsi dari pelaksanaan tidak berjalan dengan baik maka pelaksanaan fungsi manajemen yang lainnya ikut terganggu.

Pada tahap ini sekolah sudah mengimplementasikan GSM melalui beberapa zona GSM. Guru dan peserta didik terlibat dalam pembuatan zona-zona baik di kelas maupun sudut sekolah.

  1. Pengawasan GSM

Fungsi utama dari pengawasan adalah untuk mengetahui apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka hasil pengawasan digunakan untuk meningkatkan kinerja sekolah. Untuk mendapatkan feedback dari program GSM dibutuhkan fungsi pengawasan.

Sasaran kerja dari program GSM adalah menyusun standar capaian keberhasilan GSM, kepsek melakukan pengawasan terhadap kinerja guru dalam menjalankan program GSM, mengidentifikasi progres pembelajaran sebelum dan sesudah pelaksanaan program GSM, dan melakukan analisis SWOT untuk acuan perbaikan program selanjutnya.

Apakah yang diinginkan dari pendidikan di Supiori melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan? Harapan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Supiori adalah adanya perubahan pendidikan di Kabupaten Supiori di mana proses pembelajarannya menggunakan kurikulum yang metodenya dirancang untuk memenuhi kebutuhan siswa dan memfasilitasi potensi minat dan bakat siswa.

Diferensiasi dalam pembelajaran juga menjadi fokus utama guru dalam membangun kapasitas diri peserta didik sehingga siswa merasa tertantang dalam menjelajahi imajinasi yang terpantik dari ragam tantangan tersebut.

Ada lima perubahan yang diinisiasi melalui program Gerakan Sekolah Menyenangkan yaitu:

  1. Perubahan pendidikan feodalisme dan mengontrol menuju pendidikan yang memerdekakan dan memberdayakan.
  2. Perubahan pendidikan berbasis kompetisi ke-pendidikan kolaborasi dan berbagi.
  3. Perubahan pendidikan berbasis konten kurikulum yang mengasah penalaran dan analisa.
  4. Perubahan pendidikan yang sekadar mengajar menjadi memfasilitasi pembelajaran.
  5. Perubahan pendidikan yang menyeragamkan menjadi pengembangan individu.
Klik dan baca juga:  Dana 7 Miliar Bereskan Jalan Buruk Rupa Menuju Beamese

Dalam Gerakan Sekolah Menyenangkan guru berperan dalam mendorong siswa berekplorasi, berefleksi, dan berpikir kritis dengan menggunakan metode atau model pembelajaran tertentu.

Menurut Kepala Sekolah SD YPK Sorendiweri, Supiori Melkianus Dimara, semenjak menerapkan GSM di sekolahnya guru mengajar menjadi lebih kreatif, inovatif, aktif, dan menyenangkan bagi siswa-siswanya karena menggunakan metode, media, model, dan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih hidup.

Demikian juga dengan para peserta didik menjadi termotivasi lebih kreatif, aktif, inovatif, senang, dan betah di sekolah bahkan peserta didik berlomba-lomba untuk berprestasi.

Pada Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 merancang tentang pendidikan karakter dengan tujuan peserta didik memiliki karakter yang baik. Guru memantik perkembangan karakter baik siswa melalui lingkungan dan model pembelajaran.

Dalam lingkungan kelas dibuat zona-zona untuk melatih siswa menjadi karakter yang lebih baik dan secara tidak sadar menjadi suatu kebiasaan yang baik. Ada beberapa zona-zona yang digunakan dalam GSM yaitu zona kehadiran, zona emosi, zona kebaikan, zona harapan, zona kebersihan, zona harapan orangtua, zona cita-cita, dan zona literasi.

Zona kehadiran digunakan untuk melatih kedisiplinan siswa agar tidak terlambat ke sekolah, zona kebersihan digunakan untuk menyimpan alat-alat kebersihan kelas sehingga terlihat rapi dan tidak berantakan.

Zona emosi digunakan untuk mengekpresikan suasana hati siswa sehingga bisa menimbulkan empati bagi siswa lain dan bertujuan membantu guru untuk mengkondusifkan siswa. Zona literasi atau pojok literasi untuk menanamkan budaya baca siswa sekaligus sebagai perpustakaan mini di dalam kelas.

Dalam GSM asesmen literasi tidak hanya dari proses kegiatan membaca saja tapi di setiap sudut kelas atau di tembok-tembok ditulis dengan materi-materi pembelajaran sehingga setiap saat peserta didik bisa membaca dan mengingatnya.

Berbagai zona diciptakan dengan tujuan untuk menumbuhkan karakter siswa sesuai dengan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013. Diciptakannya zonasi pada masing-masing kelas menambah semangat siswa untuk selalu berbuat kebaikan. Dengan cara seperti ini peserta didik termotivasi untuk berbuat kebaikan dan juga dalam aspek penilaian sikap guru mudah untuk melakukan penilaian.

Proses kegiatan belajar mengajar dalam Gerakan Sekolah Menyenangkan dilakukan dan didapatkan dimana saja di area lingkungan sekitar sekolah karena lingkungan sekitar sekolah dijadikan sumber literatur di mana peserta didik dapat memperoleh pembelajaran dari lingkungan tersebut. Jadi, pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas saja tetapi juga di luar kelas.

Untuk kegiatan proyek juga melibatkan orangtua peserta didik dan masyarakat. Orangtua juga dilibatkan dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pembelajaran Gerakan Sekolah Menyenangkan menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap eksperimen dan proses yang digunakan.

Misalnya, guru melaksanakan pembelajaran di luar kelas dan peserta didik diminta untuk mengamati lingkungan sekitar. Dari proses tersebut akan tumbuh suatu hal yang baru bagi peserta didik yang dapat dijadikan sebagai wawasan dalam ilmu pengetahuan.

Untuk program pembelajaran Gerakan Sekolah Menyenangkan dilakukan dengan metode Problem Based Learning, Project Based Learning, Research Based Learning, dan Sosio Emosional Learning.

Dalam Problem Based Learning siswa diajak belajar untuk memecahkan masalah, dalam Project Based Learning siswa diajak untuk melakukan suatu projek yang hasilnya ditampilkan dalam expo. Project Based Learning ini juga terdapat dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila.

Dalam pembelajaran Research Based Learning siswa diajak untuk melakukan penelitian atau pengamatan terkait materi pembelajaran, sedangkan dalam Sosio Emosional Learning siswa diajak untuk menumbuhkan karakter yang baik seperti empati, rasa sosial, kepedulian, tanggap dengan kondisi lingkungan, dan sebagainya.

Klik dan baca juga:  Efektifkah Calistung untuk Anak TK?

Menurut Alamsyah dan Ahwa (2020) pembelajaran menyenangkan dapat meningkatkan keingintahuan siswa terhadap sesuatu. Hal demikian yang membuat siswa merasakan manfaat dari pengetahuan yang siswa peroleh dan siswa menjadi aktif. Azhar dan Rahayu (2020) juga berpendapat bahwa siswa akan menjadi inovatif dan kreatif jika di dalam kelas tercipta suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Untuk mendukung proses pembelajaran yang menyenangkan perlu menyiapkan lingkungan yang kondusif yang diperindah dengan tanaman, seni, dan musik sehingga peserta didik merasa aman, nyaman dan bahagia. Suasana kelas yang diciptakan penuh kegembiraan akan membawa kegembiraan pula dalam belajar.

Pembelajaran yang dirancang secara menyenangkan akan meningkatkan motivasi peserta didik sehingga efektivitas belajar akan berjalan dengan baik dan lancar.

Pembelajaran menyenangkan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran yang konvensional dinilai menjemukan dan tidak menarik bagi siswa sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik.

Guru yang kreatif akan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi peserta didik. Terciptanya ekosistem pembelajaran yang nyaman dan dipadukan dengan metode mengajar yang tepat akan membangkitkan gairah anak untuk mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Metode mengajar yang variatif menjadi ciri khas dalam program sekolah menyenangkan. Peserta didik akan merasa senang dalam proses pembelajaran dan penyampaian materi ketika guru menggunakan metode pembelajaran yang tidak monoton.

Model pembelajaran pada sekolah menyenangkan harus mengembangkan ranah afektif, kognitif, dam psikomotorik siswa. Selain metode guru juga harus memperhatikan media pembelajaran yang digunakan sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Selain metode dan media, guru juga mempunyai peranan dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran aktif dan menyenangkan menuntut tanggung jawab guru dalam pembelajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan kelas, dan penilaian atau evaluasi.

Selain sebagai pendidik, guru juga berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik, sebagai motivator, inspirator, konselor, dinamisator, orangtua, dan sebagai sahabat bagi siswa. Suksesnya pendidikan juga tidak terlepas dari peran orangtua dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan trilogi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara yaitu peran orangtua, sekolah, dan masyarakat. Trilogi pendidikan ini bertanggung jawab bagi tumbuhkembangnya potensi para siswa untuk masa depan mereka.

Melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan diharapkan dapat mengubah mutu pendidikan di Kabupaten Supiori. Pembelajaran yang masih menggunakan metode konvensional dan monoton diharapkan bisa diubah melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan tanpa mengubah intisari dari pendidikan itu sendiri.

Metode pendidikan yang selama ini dirasakan monoton, terlalu mengekang kodrat anak dan terlalu fokus pada angka diharapkan dapat berubah melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan karena pendidikan adalah aset penting bagi kemajuan bangsa.

Gerakan Sekolah Menyenangkan diharapkan memberikan nuansa baru dan segar bagi pendidikan, menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Tujuan dari inovasi pembelajaran Gerakan Sekolah Menyenangkan adalah melakukan transformasi pola pendidikan menjadi lebih kolaboratif, inklusif, dan menarik untuk mendorong kemampuan siswa.

Tidak hanya sampai di situ, Gerakan Sekolah Menyenangkan juga merumuskan konsep sekolah yang menyenangkan yang mampu memberi ruang tumbuhnya keunikan potensi setiap anak dan membangun aspek dasar keterampilan manusia seperti pola pikir terbuka, berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif dalam menemukan cara mengatasi masalah, karakter moral dan etos kerja.