detakpasifik.com – Yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI) mengadakan sosialisasi tentang kesehatan reproduksi remaja dan dampak pernikahan dini di lembaga pendidikan SMA N 2 Macang Pacar, Manggarai Barat, NTT, Jumat (11/11/2022).
Sosialisasi itu secara khusus mengurai sekaligus menanggapi keresahan masyarakat mengenai maraknya kasus pernikahan dini. Pernikahan dini, umumnya memiliki dampak yang sangat buruk. Terutama bagi perempuan. Seperti mengganggu kesehatan, pendidikan dan ekonominya.
Persoalan ekonomi keluarga, minim edukasi terkait pernikahan dini, dan lemahnya norma sosial budaya setempat adalah faktor utama yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut. Pemerintah, keluarga, sekolah dan masyarakat diharapkan secara aktif mencegah pernikahan dini.
Pengelola Program Yayasan Gugah Nurani Indonesia cabang Manggarai Barat, Vinsensius Bana mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk memberi pengetahuan kepada anak-anak agar memahami diri dan kemampuannya.
“Yang paling penting dari proses ini adanya perubahan pola sikap, keterampilan dan pengetahuan dari anak-anak” katanya.
Kepala Sekolah SMA N 2 Macang Pacar, Yuventus Panok menyampaikan, sebagai mitra yayasan GNI, pihaknya berterima kasih atas kehadiran GNI dalam rangka memberikan edukasi kepada peserta didik terkait kesehatan reproduksi remaja dan dampak pernikahan dini.
Akibatnya, anak-anak mengetahui tentang kesehatan, dan dampak pernikahan sebelum usia minimal, pun tentang hak-hak mereka sebagai anak.
“Materi-materi yang disampaikan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kami, terutama untuk mencegah terjadinya pernikahan dini pada anak remaja,” katanya.
Sementara Sony Ngabur, pemateri dalam sosialisasi itu berharap, materi yang ia sampaikan tidak sekadar memberitahu terkait topiknya. Ia mengajak anak-anak merefleksikan kehidupan mereka.
Sony pun mengarahkan anak-anak membentuk kelompok. Kelompok ini bertugas mendiskusikan hal-hal yang membuat mereka merasa ‘bahagia dan sedih’.
Cara demikian menurut Sony, membantu anak-anak memahami dan merefleksikan dirinya agar mereka paham akan hak dan kebutuhannya.
“Kita harapkan dengan metode reflektif materi-materinya akan mudah melekat pada setiap ingatan dan tingkah tingkah laku anak-anak,” kata Sony, pendiri lembaga Sunrise Camp Indonesia.
Maria Asni, salah satu peserta sosialisasi mengatakan, kegiatan ini sangat penting. Dirinya mengakui mendapatkan banyak hal terkait hak-haknya sebagai anak.
“Apalagi dengan semangat dan metode penyampaian materi yang sangat luar biasa bermanfaat dan bekal bagi kami. Saya juga sangat merasa bangga telah menjadi bagian dari Yayasan Gugah Nurani Indonesia yang turut peduli terhadap kami,” kata Maria.
Kegiatan oleh GNI ini dihadiri oleh 100 peserta: siswa/i SMA N 2 Macang Pacar, staf pengajar dan staf di yayasan Gugah Nurani Indonesia cabang Manggarai Barat.
(dp/gj)