KUPANG, DETAKPASIFIK.COM- Jelang Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), perhatian publik tertuju pada tarik ulur penentuan calon wakil yang akan mendampingi Melki Laka Lena. Meski Melki sudah resmi maju dalam Pilgub NTT dengan dukungan sebagian besar parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM), hingga kini ia belum menentukan siapa yang akan mendampinginya.
Dalam situasi ini, Melki dan partai yang dinaunginya, Golkar, tampaknya tidak memiliki kekuatan penuh untuk menentukan calon wakil, sehingga penentuan tersebut diserahkan kepada pimpinan KIM.
Koalisi KIM dan Persaingan Internal
Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Melki di Pilgub NTT merupakan aliansi yang cukup kuat, terdiri dari beberapa partai besar seperti Golkar, Gerindra, PAN, dan PSI. Meski Melki Laka Lena adalah kader Golkar, dalam hal penentuan calon wakil, ia menyerahkan keputusan kepada pimpinan KIM.
Hal ini menciptakan dinamika internal yang menarik, dengan adanya perbedaan dalam keputusan partai-partai koalisi dalam hal penentuan calon wakil yang dijagokan.
Salah satu kandidat utama yang disebut-sebut untuk mendampingi Melki adalah Jane Natalia Suryanto. PAN, sebagai salah satu anggota KIM, secara terbuka telah mendukung Jane sebagai calon wakil Melki.
Sementara itu, di tubuh Gerindra, terdapat tiga nama yang sedang dipertimbangkan: Johni Asadoma, Gabriel Beri Bina, dan Anitha Mahenu. Ketiga nama ini menunjukkan adanya keraguan di dalam internal KIM mengenai siapa yang benar-benar diinginkan untuk menjadi pendamping Melki.
Kepastian Jane Natalia dan Tantangan di Gerindra
Jane Natalia Saryanto yakin akan terpilih sebagai wakil Melki Laka Lena. Keyakinan ini berlandaskan pada dukungan kuat dari PAN, yang telah menyuarakan komitmennya terhadap Jane.
Namun, kompetisi belum sepenuhnya selesai karena ada berbagai kepentingan di internal KIM, terutama dari Gerindra yang masih mempertimbangkan beberapa nama kandidat.
Di sisi lain, keputusan pimpinan KIM akan sangat menentukan arah politik dan kekuatan pasangan calon ini di Pilgub NTT.
Apakah PAN dan PSI dapat memanfaatkan pengaruhnya untuk mendorong Jane Natalia, atau apakah Gerindra akan memiliki andil yang lebih besar dalam keputusan akhir? Dinamika ini menjadi kunci penting bagi masa depan politik Melki Laka Lena.
Sementara itu, calon lawan Melki, Ansy Lema, juga tengah sibuk meramu strategi politiknya. Ansy, bersama PDI-P, dikabarkan berusaha menggaet Anita Jacoba Gah dari Demokrat sebagai calon wakil. Namun, usaha ini tampaknya gagal karena Anita memilih untuk melanjutkan jabatannya di DPR RI.
Di sisi lain, calon lain, Simon Petrus Kamlasi (SPK), telah memastikan pasangan calon wakilnya, yaitu Andry Garu. Paket SIAGA yang dibentuk SPK dan Andry Garu saat ini masih mencari dukungan dari partai politik atau koalisi tambahan, dengan Nasdem sebagai partai yang sudah menyatakan dukungannya.
Dalam situasi ini penentuan calon wakil Melki Laka Lena menjadi sebuah teka-teki politik yang menarik. Perbedaan dukungan calon wakil dalam KIM dan kepentingan dari berbagai partai koalisi sepertinya membuat proses ini terus ditarik ulur.
Akankah Jane Natalia Suryanto berhasil memanfaatkan dukungan PAN, atau apakah Gerindra akan mempengaruhi keputusan akhir? Sementara itu, rival-rival politik Melki juga terus memperkuat posisi mereka.*** (JP)