Kupang, detakpasifik.com – Komunitas Tritunggal Mahakudus menggelar kegiatan sosial berbagi kasih dengan masyarakat Kota Kupang terdampak badai Seroja yang melanda sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) 5 bulan silam.
Kegiatan berbagi kasih itu berupa pemberian bantuan beras sebanyak 10 ton dan sudah disalurkan di Kelurahan BTN, Kolhua, Belo, Sikumana dan MBR Fatukoa sebanyak 2,5 ton pada tanggal 9 sampai 10 Agustus 2021.
Baca juga: Covid-19, Seroja dan Pembangunan di NT
“Total beras yang dibagikan 10 ton. Yang sudah saya bagikan di BTN, Kolhua, Belo, Sikumana dan MBR Fatukoa 2,5 ton pada tgl 9-10 Agustus 2021,” ungkap Seva Moruk – sebagai rekan kepercayaan Komunitas Tritunggal Mahakudus untuk menyalurkan bantuan di Kota Kupang.
Seva mengatakan, bantuan tersebut berasal dari komunitas Katolik, tetapi didistribusikan untuk semua kalangan tanpa ada sekat entah itu agama, kelompok ataupun ikatan primordial lainnya. Dia juga meyakinkan, bantuan tersebut merupakan bentuk nyata karya Tuhan.
“Bantuan yang disalurkan ini tidak seberapa besar. Namun, diberikan dengan hati yang besar. Para donatur dari Komunitas Tritunggal Mahakudus sebagai komunitas yang dijiwai kasih rela berbagi dengan masyarakat Kota Kupang dan sekitarnya yang terdampak badai Seroja. Kita syukuri pemberian ini sebagai karya Tuhan melalui sesama. Saya dihubungi oleh donatur untuk membagikan sedikit bantuan untuk saudara yang terdampak. Mereka menghendaki agar bantuan yang terbatas ini tepat sasaran. Oleh karenanya, saya sendiri beserta tim kecil langsung turun tangan untuk survei dan distribusi bantuan,” kata Seva.
Seva, yang juga Politisi PKB ini mengucapkan terima kasih kepada komunitas dan berharap agar kedepannya bantuan sukarela ini boleh diadakan kembali sehingga masyarakat juga semakin menyadari kehadiran gereja dalam setiap situasi.
“Kita berterima kasih kepada komunitas ini yang dengan hati yang besar, telah rela meringankan sedikit penderitaan masyarakat yang terdampak badai Seroja. Kita juga mengharapkan agar kedepannya bantuan sukarela ini boleh ada lagi, sehingga masyarakat juga semakin menyadari kehadiran gereja dalam setiap situasi,” tutupnya. (Kristo)