Oleh Yunara Mustika Asyhari, Mahasiswa Program Studi BK FKIP di UKSW Salatiga
Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yaitu antara usia 12-13 tahun hingga usia 20-an. Perubahan yang terjadi termasuk drastis pada semua aspek perkembangannya yaitu meliputi perkembangan fisik, kognitif, kepribadian, dan sosial (Gunarsa, 2006: 196).
Piget (dalam Hurlock) mengatakan secara psikologis remaja adalah usia di mana berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah ikatan orang-orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock 2001: 206).
Masa remaja adalah fase terbaik dalam hidup seseorang. Pada fase ini, anak akan lebih sering membawa banyak keceriaan, antusiasme, kesenangan dan kegembiraan. Seperti koin dengan dua sisi, fase indah ini juga memiliki banyak tantangan. Bukan hanya antusiasmenya saja yang dapat terlihat dengan jelas, saat anak tumbuh menjadi seorang gadis maka bersiaplah untuk melihat dirinya menghadapi banyak masalah. Remaja adalah waktu yang penuh dengan kebingungan, bahkan hal-hal kecil akan tampak sangat besar bagi mereka.
Berurusan dengan remaja memang bukan hal yang mudah. Tidak peduli seberapa baik kita melaksanakan tugas sebagai orang tua, atau seberapa dekat hubungan orang tua dengan anak-anak, mendidik remaja tetaplah sebuah tantangan. Masalah perilaku remaja umumnya akan membuat pusing orang tua. Fase pubertas memang tidak mudah untuk dijalani, para remaja seringkali harus bergulat dengan perubahan fisik dan mental pada diri mereka.
Berikut adalah permasalahan dalam kehidupan remaja yang sering mereka hadapi:
- Penampilan
Penampilan merupakan masalah nomor satu pada hampir setiap kehidupan remaja. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa bagian tubuhnya yang terus berubah dan mereka harus mengatasi perubahan tersebut. Terlebih lagi, mereka akan terus melihat dan mendengar sosok-sosok yang sempurna di media sosial. Media dan tekanan teman sebaya juga akan membuat mereka semakin memperhatikan penampilannya secara berlebihan.
Masa remaja juga merupakan masa di mana remaja harus terus membuktikan keberaniannya dengan mencetak nilai setinggi mungkin serta meraih prestasi yang membanggakan. Meskipun baik bagi masa depannya nanti, namun jika dipaksakan maka hal ini akan menciptakan tekanan besar pada anak remaja, bahkan ia dapat stres jika tidak dapat mengatasi itu semua.
- Cinta
Aliran hormon yang meningkat secara tiba-tiba di dalam tubuh membuatnya semakin memiliki banyak masalah, salah satunya mengenai percintaan. Menyadari bahwa anak remaja sudah mulai menyukai lawan jenisnya. Meskipun hal tersebut wajar dirasakan, namun pastikan juga bahwa ia tidak melakukan hal di luar norma.
- Bullying
Penindasan atau yang biasa dikenal dengan bullying baik dari teman di sekolah atau teman sekitar adalah salah satu masalah remaja lainnya yang sangat mengganggu kehidupan mereka. Hal tersebut bahkan dapat mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka.
- Persahabatan
Remaja membuat setiap hubungan tampak rumit. Bahkan ikatan pertemanan yang indah sering dibumbui dengan masalah-masalah sepele. Pasalnya sebagai remaja, anak saat ini sedang mengembangkan keterampilan sosialnya.
- Harga Diri
Anak remaja, khususnya perempuan memiliki kebiasaan membanding-bandingkan diri mereka. Baik dari tubuh hingga penampilan mereka dengan gadis-gadis sebayanya. Hal ini tanpa disadar akan menciptakan tekanan pada diri mereka sendiri. Perubahan tubuh gadis remaja mungkin akan semakin membuatnya ragu pada dirinya sendiri, dan hal tersebut dapat mempengaruhi harga dirinya.
- Tekanan Teman Sebaya
Tekanan teman sebaya memaksa anak remaja untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang sudah mereka sepakati sebelumnya. Dengan menerapkan peraturan tersebut, maka bukan tidak mungkin jika mereka merasa solid dengan rekan-rekan mereka. Hal ini bahkan membuat mereka melakukan kebiasaan yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak mereka minati.
- Suasana Hati yang Gampang Berubah
Remaja memiliki suasana hati yang gampang berubah, adakalanya mereka merengek tentang betapa tidak adilnya orang tua, atau bahkan melanggar aturan yang ditetapkan dalam keluarga.
- Sering Telat Pulang
Masalah perilaku remaja yang satu ini memang sering bikin pusing para orang tua. Anda pasti telah menentukan jam main untuknya. Kapan ia harus pulang dan kapan ia boleh bergaul dengan teman-temannya. Namun sayangnya, ia malah melanggar aturan tersebut dan membuat orang tua marah.
- Mudah Marah
Remaja cenderung lebih sensitif dan mudah marah karena alasan yang mungkin tidak bisa dimengerti oleh orang tua. Mereka juga menjadi lebih argumentatif dan berbicara lebih banyak. Pahamilah bahwa kemarahan adalah emosi normal yang dialami oleh manusia, dan itu sangat umum di kalangan remaja.
Sebagai orang tua, perlu membantu anak untuk menghadapi masalah yang sedang anak hadapi pada masa remajanya. Sering kali orang tua melihat anak-anak mereka tersandung dalam perjalanan hidupnya/bertemu dengan masalah-masalah yang dihadapinya, lalu bagaimana peran orang tua melihat hal itu.
Peran orang tua sangat dibutuhkan oleh anak dalam menghadapi permasalahan tersebut yaitu dengan suatu seni mendampingi anak. Saat ini yang mereka inginkan adalah seorang sosok yang bisa menjadi coach mereka atau menjadi mentor buat mereka untuk membina dan mendampingi mereka untuk bisa mencari tahu tujuan dalam kehidupan mereka, sehingga hubungan orang tua bukan lagi sebagai ditaktur tetapi bagaimana cara agar orang tua sebagai mentor dan sebagai coach.
Seni mendampingi anak sebagai coach atau mentor bagi orang tua bukan berarti orang tua harus mengambil alih untuk mengatasi masalah mereka tetapi justru orang tua dapat:
(a) membangun rasa percaya diri anak-anak mereka sehingga mendapatkan rasa percaya diri mereka
(b) memberikan advice atau pandangan-pandangan kepada anak tetapi dengan tidak memaksakan sehinga anak akan terlatih untuk berpikir konsekuensi yang harus mereka hadapi
(c) jangan memaksakan kehendak orang tua kepada anak agar mereka tidak terbebani, sehingga tidak menjadi anak yang tumbuh besar namun tidak berbekal pengalaman, pengetahuan dan wawasan. Dengan demikian, mereka tumbuh dengan spirit yang kaya disertai cara berpikir yang mumpuni
(d) Orang tua harus bisa menerima kegagalan mereka itu sebagai proses dari pembelajaran dalam hidup, menekankan mendapatkan suatu kesuksesan itu berawal dari kegagalan
(e) berempati dan mendengarkan apa yang anak rasakan
(f) dengarkan apa yang ingin anak katakan dan kemudian ajarkan kepadanya cara yang sehat untuk mengekspresikan.
Berurusan dengan remaja memang bukan hal yang mudah. Tidak peduli seberapa baik kita melaksanakan tugas sebagai orang tua, atau seberapa dekat hubungan orang tua dengan anak-anak, mendidik remaja tetaplah sebuah tantangan dan seni. Masalah perilaku remaja umumnya akan membuat pusing orang tua. Tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan mudah, bila mau berusaha memahami apa yang sedang mereka alami dan apa yang mereka harapkan dari orang tua.