Seba, detak-pasifik.com – Pada Kamis, 21 November 2024, calon gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi (SPK), melakukan blusukan politik di Kabupaten Sabu Raijua. Dalam kunjungannya kali ini, SPK mengunjungi empat desa yang berada di wilayah Sabu Raijua, yaitu Desa Raenalulu dan Desa Raemadia di Sabu Barat, Desa Bodae di Sabu Timur, serta Desa Lobohede di Hawu Mehara.
Blusukan ini bukan hanya sekadar agenda politik biasa, tetapi juga untuk mendengarkan langsung keluhan masyarakat dan mencari solusi atas berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Salah satu masalah utama yang disoroti oleh warga adalah kesulitan mendapatkan air bersih. Hal ini merupakan tantangan yang sudah lama dikeluhkan oleh masyarakat Sabu Raijua. Warga setempat mengungkapkan, bahwa mereka selama ini terpaksa mengandalkan pasokan air dari mobil tangki dengan harga yang cukup mahal, yang tidak bisa dipastikan ketersediaannya.
Yohanis Manuhunga, salah satu warga Desa Raenalulu, mengungkapkan harapannya terhadap SPK untuk mengatasi masalah ini.
“Persoalan yang selama ini kami hadapi adalah air bersih. Kami hanya berharap dari beli air di mobil tangki yang harganya lumayan mahal. Kami tahu bahwa Paket SIAGA memiliki program SIAGA air, sehingga kami menitipkan harapan kami kepada bapak SPK,” ungkap Yohanis dengan penuh harapan.
Menanggapi keluhan tersebut, Simon Petrus Kamlasi menjelaskan bahwa persoalan serupa juga terjadi di banyak wilayah NTT, terutama di daerah-daerah yang kering dan pedalaman. SPK berkomitmen bahwa, jika terpilih menjadi gubernur NTT, masalah air bersih akan menjadi prioritas utamanya. Menurutnya, air bukan hanya dibutuhkan untuk konsumsi, tetapi juga vital untuk sektor pertanian dan peternakan yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
“Kenapa kami tempatkan SIAGA air itu menjadi hal yang utama? Karena air adalah sumber kehidupan. Indikator kesejahteraan juga dilihat dari kecukupan air. Sabu Raijua adalah daerah semi-arid, sehingga kami akan membangun banyak embung untuk menahan air hujan. Itu juga sekaligus menyimpan air baku yang bisa kami distribusikan dengan teknologi untuk dipakai masyarakat, baik di rumah-rumah mereka maupun untuk kebun-kebun pertanian,” jelas SPK.
SPK juga menyadari bahwa kondisi alam Sabu Raijua memiliki potensi besar yang belum digali maksimal. Ia melihat daerah ini memiliki kesamaan dengan Israel dalam hal iklim dan struktur tanah yang sangat mendukung pertanian. Oleh karena itu, ia memiliki visi besar untuk menjadikan Sabu Raijua sebagai daerah pertanian yang maju dan mandiri, mirip dengan negara Israel yang terkenal dengan keberhasilan pertaniannya di tengah kondisi iklim yang kering.
“Panas matahari yang luar biasa di Sabu Raijua ini adalah anugerah yang harus disyukuri. Kita jadikan Sabu sebagai Israel di NTT dengan berbagai teknologi pertanian yang modern. Panas di Sabu itu adalah anugerah untuk pembuatan garam dengan kualitas super,” kata SPK penuh semangat.
Untuk merealisasikan impian tersebut, SPK menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, terutama kalangan muda dan milenial, dalam menggerakkan sektor pertanian. Menurutnya, dengan teknologi pertanian modern, sektor ini tidak lagi menjadi pekerjaan kelas bawah, tetapi bisa menjanjikan kesejahteraan yang signifikan. Oleh karena itu, ia berencana untuk membina petani muda dan memberikan pelatihan serta modal usaha, sekaligus menyiapkan akses pasar bagi mereka.
“Ke depan kita akan bina petani muda atau petani milenial. Kita latih dan beri modal, lalu kita siapkan pasarnya. Saya pernah bikin petani muda keren di Pulau Bali bersama KASAD. Ada ribuan anak muda yang bertani dan menguasai pasar modern yang mana hasil pertanian mereka dijual secara online. Saya baru dua kali datang ke Sabu, tapi pulau ini akan saya jadikan seperti Israel. Kita tiru pertanian yang ada di Israel untuk kita terapkan di Sabu Raijua. Ke depan kita akan tidur di kebun dengan para petani-petani muda,” ujar SPK dengan antusias.
Visi besar SPK untuk Sabu Raijua dan NTT tak hanya sekadar janji. Ia bertekad mewujudkan NTT sebagai daerah yang mandiri dalam pangan, berkelanjutan, dan mampu memanfaatkan sumber daya alam dengan teknologi modern untuk kesejahteraan rakyatnya. Dari air bersih hingga pertanian yang berkembang pesat, SPK berjanji akan mengutamakan kesejahteraan masyarakat NTT dengan solusi konkret yang dapat diwujudkan dalam lima tahun mendatang.*** (Juan Pesau/TM)