Laporan Juan Pesau
Di tengah riuhnya dunia politik, ada sosok yang menunjukkan kedermawanan sejati tanpa mengharapkan imbalan atau pengakuan. Simon Petrus Kamlasi, calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) 2024, mungkin dikenal oleh banyak orang melalui kiprahnya dalam dunia militer dan sosoknya yang kini mencalonkan diri sebagai pemimpin daerah.
Namun, bagi masyarakat Stasi Mejer, Paroki Santu Mikael, Noa, Kabupaten Manggarai Barat, nama Simon Petrus Kamlasi lebih dikenang sebagai sosok dermawan yang dengan tulus membantu mereka dalam pembangunan gereja.
Bruno Sutardi, Ketua Stasi Mejer, berbagi cerita tentang bagaimana pertemuan tak terduga dengan Simon Petrus Kamlasi beberapa bulan lalu mengubah nasib gereja mereka.
“Pertemuan kami dengan Pak Simon terjadi pada penghujung tahun 2023. Bukan pertemuan langsung dengan beliau, tapi melalui penghubung beliau,” kenang Bruno, Sabtu, 16 November 2024.
Saat itu, mereka hanya bercerita tentang kondisi bangunan gereja mereka yang sudah lapuk dimakan usia, tanpa harapan lebih. Mereka hanya berharap ada perhatian lebih terhadap rumah ibadat mereka yang sudah sangat membutuhkan renovasi.
Tanpa diduga, beberapa bulan setelah percakapan itu, kabar menggembirakan datang. “Sekitar tiga bulan kemudian, kami mendapat informasi bahwa material untuk pembangunan gedung gereja kami telah sampai di Kota Labuan Bajo,” cerita Bruno.
Ini adalah kabar yang sangat membahagiakan bagi seluruh umat Stasi Mejer. Tanpa ada embel-embel politik atau pencitraan, bantuan tersebut datang begitu saja—murni sebagai bentuk kepedulian dan kedermawanan.
Tidak hanya berhenti di situ, tantangan teknis dalam pembangunan gereja juga dijawab oleh Simon Petrus Kamlasi dengan membawa tenaga ahli dari Kefa, Kabupaten TTU, Pulau Timor, yang memiliki keahlian dalam membangun gedung gereja dengan sistem portabel. Masyarakat Stasi Mejer yang awalnya tidak mengetahui bagaimana cara membangun gereja dengan sistem tersebut, kini bisa tersenyum lega.
“Kami mengalami kesulitan untuk menemukan tukang yang paham membangun gedung portabel. Namun, keluhan kami dijawab oleh Pak Simon dengan mendatangkan tenaga ahli dari luar daerah. Semua ini tanpa sepeser pun biaya dari kami,” ungkap Bruno, penuh rasa terima kasih.
Kini, gereja Stasi Mejer yang baru telah berdiri kokoh dan megah, menjadi simbol harapan dan kebersamaan bagi umat setempat. Semua warga merasakan kebahagiaan yang luar biasa melihat gedung gereja yang sebelumnya hanya sebuah impian, kini terwujud.
“Kami sangat bahagia dan menyambut kehadiran gedung gereja baru ini dengan sukacita,” kata Bruno, menggambarkan perasaan umat yang tak bisa disembunyikan.
Namun, meskipun bantuan besar tersebut datang dari seorang tokoh yang kini mencalonkan diri dalam Pilgub NTT, Bruno dengan tegas menegaskan bahwa kebaikan Simon Petrus Kamlasi bukanlah untuk kepentingan politik.
“Hingga saat ini, bantuan dari Pak Simon untuk pembangunan gereja kami tidak banyak diketahui orang. Sementara, di saat yang sama banyak orang yang mengaku dermawan, terutama saat momen politik seperti ini,” jelasnya. Bagi mereka, apa yang dilakukan Simon Petrus Kamlasi adalah bentuk keikhlasan yang jauh dari ambisi politik.
Meskipun saat ini Simon Petrus Kamlasi tengah maju dalam Pemilihan Gubernur NTT 2024, Bruno dan warga Stasi Mejer mengungkapkan keinginan mereka agar kebaikan yang telah diberikan tidak hanya dikenal karena politik.
“Kami ingin banyak orang tahu bahwa Pak Simon adalah orang yang sangat dermawan. Tidak ada embel-embel politik dalam bantuan yang dia berikan kepada kami,” ujar Bruno.
Bruno juga menambahkan, meskipun tidak ada paksaan dari pihak mana pun, mereka sudah saling mengingatkan satu sama lain untuk tidak melupakan kebaikan Pak Simon Petrus Kamlasi.
“Kami di stasi ini sangat berharap agar perjuangan Pak Simon dalam Pilgub NTT memperoleh hasil yang baik dan akhirnya dapat terpilih memimpin NTT,” harap Bruno, yang mewakili suara umat.
Melalui kisah ini, kita diajak untuk lebih mengenal Simon Petrus Kamlasi bukan hanya sebagai calon gubernur, tetapi juga sebagai sosok yang ikhlas memberi tanpa pamrih. Kebaikannya adalah bukti bahwa kepedulian sosial dan kemanusiaan harus mendahului segalanya, jauh sebelum politik menggelora.
Pada akhirnya, kisah di Stasi Mejer mengingatkan kita bahwa di tengah dunia yang penuh kepentingan, masih ada banyak orang yang bekerja tanpa mengharapkan imbalan, yang membantu tanpa mengedepankan nama baiknya.
Semoga perjuangan Simon Petrus Kamlasi untuk NTT membawa harapan dan perubahan nyata, baik dalam kehidupan politik maupun dalam masyarakat yang lebih baik dan lebih peduli.***