Soe, detakpasifik.com– Di tengah gemuruh semangat deklarasi akbar pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu, terdapat sebuah cerita haru yang menyentuh hati.
Acara yang berlangsung meriah di lapangan Puspenmas Soe, Kabupaten Timor Selatan (TTS), ini dihadiri oleh puluhan ribu massa, namun perhatian publik tertuju pada sosok seorang perempuan lansia bernama Katarina Nitbani.
Mama Katarina, begitu ia akrab disapa, hadir di tengah keramaian untuk menyaksikan putera terbaik Pulau Timor, Simon Petrus Kamlasi, menyampaikan komitmennya untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat NTT.
Di usianya yang menginjak 69 tahun, Mama Katarina menunjukkan keteguhan hatinya dengan tidak meninggalkan lokasi meskipun hujan deras mengguyur. Bersama sesepuh, tokoh adat, dan masyarakat, ia merasa bangga akan calon pemimpin yang berkomitmen untuk kemajuan daerahnya.
Mama Katarina tinggal di sebuah gubuk reot bersama suaminya dan enam keponakannya. Dalam keadaan yang serba sulit, di tengah kondisi gubuk yang tidak layak huni, mereka harus berbagi ruang yang sempit.
Mama Katarina berjuang dengan berdagang sayur di pasar, sementara suaminya bekerja sebagai tukang gali sumur.
“Sudah puluhan tahun saya tinggal di gubuk kurang layak itu,” ungkapnya sambil meneteskan air mata.
Kisah Mama Katarina menarik perhatian Simon Petrus Kamlasi. Mendengar laporan dari kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengenai kondisi hidup Mama Katarina, Simon merasa iba dan segera berinisiatif untuk membantu. Dia dengan tulus menyerahkan sebagian dari uang pribadinya untuk memperbaiki gubuk Mama Katarina menjadi rumah yang layak huni.
“Ini merupakan perpuluhan saya. Saya ikhlas membantu bapa dan mama saya ini,” ungkapnya.
Bantuan ini bukanlah yang pertama kali diberikan Simon. Sejak beberapa tahun lalu, ia telah berkomitmen untuk membantu mereka yang kurang beruntung.
“Semoga apa yang saya lakukan bisa bermanfaat bagi siapa pun yang berkekurangan, seperti yang dialami Mama Katarina,” harap Simon saat menyerahkan bantuan secara simbolis setelah acara deklarasi.
Kisah ini menunjukkan bahwa di balik setiap langkah politik dan janji kampanye, terdapat tanggung jawab sosial yang harus diemban. Simon Petrus Kamlasi tidak hanya berambisi untuk menjadi pemimpin, tetapi juga berupaya menciptakan perubahan nyata bagi masyarakat.
Dengan harapan untuk membawa kesejahteraan lebih luas bagi masyarakat NTT, tindakan nyata seperti ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan yang baik adalah tentang melayani dan peduli pada sesama.