Kupang, detakpasifik.com – Perguruan tinggi perlu mendorong terbentuknya forum diseminasi dan pertukaran ilmu. Pengupayaan ini untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas dosen, peneliti, mahasiswa, dan calon guru yang berbasis kurikulum merdeka.
Hal itu mengemuka dalam seminar nasional yang diselenggarakan program studi Pendidikan Biologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nusa Cendana secara virtual, Sabtu, 5 November 2022.
Seminar yang mengangkat tema “Inovasi Pendidikan Biologi dan Pengembangan Sumber Daya Lokal Berbasis Kurikulum Merdeka” menghadirkan dua narasumber yang kompeten.
Mereka adalah Dr. Ibrohim, M.Si, Koordinator Program Studi S3 Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang yang mempresentasikan materi: mengembangkan pembelajaran biologi inovatif untuk mendukung implementasi kurikulum merdeka, dan Prof. Dr. Fitmawati, M.Si, Sekretaris Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Riau yang membawakan materi: inovasi pendidikan biologi dan pengembangan sumber daya lokal berbasis kurikulum MBKM.
Dalam keterangan yang diperoleh detakpasifik.com, seminar nasional ini bertujuan: pertama, membangun kultur akademik di luar kegiatan perkuliahan, kedua, memberikan wawasan keilmuan kepada mahasiswa terkait topik pendidikan dan sains biologi yang menunjang kompetensi profesional dan pedagogis mahasiswa, dan ketiga, mendorong terwujudnya program studi sebagai basis pengembangan keilmuan yang mendukung akreditasi program studi.
Pengembangan sumber daya lokal
Wakil Dekan I FKIP Undana, Dr. Moses Kopong Tokan, M.Si pada kesempatan itu mengatakan, saat ini, kita sedang menghadapi tantangan yang luar biasa akibat perkembangan IPTEK. Karenanya, perlu mempersiapkan diri dengan menambah wawasan yang berkaitan dengan pembelajaran maupun pengembangan sumber daya lokal.
Menurut Moses, kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka telah menuntut civitas academica untuk memahami pembelajaran yang inovatif di tengah tantangan era industri 4.0 dan society 5.0.
“Kita semua sedang mengimplementasikan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka, yang membuat kita dituntut untuk bisa mengimplementasikan pembelajaran-pembelajaran inovatif, sehingga mahasiswa mampu menyerap apa yang disampaikan oleh dosen sekaligus mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan era industri 4.0 maupun society 5.0,” katanya.
Dia berharap para mahasiswa yang mengikuti seminar nasional tersebut dapat memperoleh pengetahuan dan menjadi modal untuk berkompetisi dan bersaing di tingkat lokal maupun global.
Ketua Panitia Seminar Nasional Ivo Basri K., S.Si., M.Pd pun berharap kegiatan seminar nasional ini memotivasi para dosen, guru, dan mahasiswa agar berinovasi, terutama terkait keilmuan pendidikan biologi maupun sains biologi dengan memanfaatkan sumber daya lokal berbasis Kurikulum Merdeka.
Hal tersebut kata Ivo dapat meningkatkan kompetensi, profesionalitas dan pedagogis dosen, guru, maupun mahasiswa. Sebab itu, lanjut Ivo kegiatan ini mesti terus berlanjut atau menjadi agenda rutin tahunan.
Diketahui, seminar nasional ini dihadiri 318 orang peserta. Terdiri dari dosen, guru, mahasiswa, mahasiswa PPG prajabatan, mahasiswa PPG dalam jabatan, dan alumni.
Peserta yang hadir berasal dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Universitas Flores, IAIN Salatiga, dan beberapa kampus di wilayah Bali dan Jawa.
Hadir juga guru-guru SMP dan SMA di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Guru-guru SD/SMP/SMA sederajat yang berasal dari Kabupaten Manggarai, Soe – TTS, dan beberapa kabupaten di wilayah Provinsi NTT.
(dp/asri)