Kupang, detakpasifik.com – Progam Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang dicanangkan Pemerintah NTT rupanya menuai hasil yang memuaskan. Di Desa Pontulan, Kecamatan Selamu, Kabupaten Kupang pada Senin (22/3), Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat memimpin kegiatan panen raya jagung untuk periode tanam bulan Oktober-Maret di atas lahan seluas 79 hektare (ha).
“Apresiasi kepada Bapak Gubernur. Program TJPS ini sangat sesuai dengan karakteristik wilayah Kabupaten Kupang dengan mata pencaharian masyarakat kita adalah bertani. Panen raya perdana di atas lahan seluas 79 ha di Desa Pantulan ini selanjutnya hasilnya akan dipakai untuk membeli sapi,” kata Sekda Kabupaten Kupang, Obet Laha saat mengikuti panen jagung itu dikutip dari rilis pers Biro Humas NTT yang diterima detakpasifik, Senin (22/3/2021) malam.
Untuk musim tanam April-September, Pemerintah Kabupaten Kupang akan menambah lahan tanam hingga di atas 800 ha dengan memanfaatkan APBD pada sektor pertanian sebesar 24 miliar.
“Musim tanam April sampai dengan September nanti, perluasan lahan akan dikembangkan di atas lahan 800 ha dengan memanfaatkan anggaran melalui APBD Kabupaten Kupang untuk sektor pertanian sebesar 24 miliar,” kata Obet.
Untuk periode tanam Oktober-Maret, luasan lahan tanam di Kabupaten Kupang adalah sebesar 1.260 ha.
Areal tanam ini tersebar pada 9 kecamatan, yaitu Amfoang Barat Laut 20 ha, Amfoang Selatan 82 ha, Fatuleu Barat 152 ha, Sulamu 447 ha, Kupang Timur 80 ha, Kupang Tengah 60 ha, Amarasi Timur 280 ha, Semau 83 ha, dan Semau Selatan 56 ha.
Seorang tokoh masyarakat Kecamatan Sulamu turut mengapresiasi program TJPS yang digulirkan oleh Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef A Nae Soi. Pria yang tidak menyebut namanya itu, kepada Gubernur NTT meminta untuk diberikan bantuan sumur bor, traktor, kawat duri dan penerangan listrik di desa tersebut.
“Di tengah hujan dan badai kami terus bekerja keras untuk menyukseskan program ini karena bermanfaat bagi kami para petani. Untuk menghadapi musim tanam berikutnya, kami membutuhkan sumur bor, traktor, kawat duri dan penerangan listrik di desa,” ungkap pria itu.
Menanggapi usulan tersebut, Viktor Laiskodat menegaskan akan berbagi peran antara pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kupang.
“Untuk usulan sumur bor segera dipenuhi melalui APBD provinsi. Sedangkan traktor, mekanismenya adalah kebutuhan luasan lahan yang digarap berapa, akan kami layani untuk traktor tersebut tanpa dikenakan biaya apapun. Sementara untuk bantuan kawat duri akan dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Kupang serta listrik pasti akan segera terpenuhi,” ujar Viktor.
Program TPJS yang digulirkan Victory-Joss pada periode tanam bulan Oktober-Maret tersebar di 16 kabupaten dengan total luasan lahan tanam sebesar 8.175 ha.
Daerah persebaran itu meliputi, Kabupaten Kupang 1.260 ha, Kabupaten TTS 890 ha, Kabupaten TTU 850 ha, Kabupaten Belu : 710 ha, Kabupaten Malaka 1.200 ha, Kabupaten Rote Ndao 267 ha, Kabupaten Flores Timur 455 ha, Kabupaten Ende 127 ha, Kabupaten Ngada 238 ha, Kabupaten Manggarai 125 ha, Kabupaten Manggarai Timur 513 ha, Kabupaten Manggarai Barat 250 ha, Kabupaten Sumba Tengah 239 ha, Kabupaten Sumba Timur 550 ha, Kabupaten Sumba Barat Daya 401 ha dan Kabupaten Sumba Barat 100 ha. (JP)