Kupang, detakpasifik.com – September 2020 lalu, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengatakan Pulau Sumba merupakan pulau terindah di dunia. Namun Sumba secara keseluruhan juga punya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah. Tingkat kemiskinan di Sumba seturut data statistik juga paling tinggi untuk NTT.
Karna itu, membutuhkan upaya ekstra agar pulau keluar dari kemiskinan dan maju menuju sejahtera.
“Ini tantangan buat Sumba. Saya tidak mau Sumba seperti ini terus. Tadi saya bersama dengan para bupati se-Sumba, minus kaka Niga (Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole) sepakat untuk bekerja lebih keras. Saya punya komitmen sebagai Gubernur, saya tidak mau Sumba miskin dan tertinggal seperti ini terus,” ungkap cinta Gubernur VBL saat memberikan sambutan pada acara pencanangan TJPS di Sumba Tengah mengutip nntprov.go.id.
Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi pada Februari 2021 yang lalu juga mengunjungi Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Di sana Jokowi menyampaikan keinginannya untuk menyejahterakan masyarakat dengan meningkatkan luas lumbung pangan (food estate) hingga 10 ribu hektare, yang terdiri atas 5.600 hektare untuk padi dan 4.400 hektare jagung.
Saat ini luas food estate sebesar 5.000 hektare, dengan 3.000 hektare padi dan 2.000 hektare jagung.
“Kenapa dikerjakan di NTT, khususnya di Kabupaten Sumba Tengah, karena memang kita harus ngomong apa adanya Pak Bupati, Pak Gubernur, data yang saya miliki 34 persen kemiskinan ada di sini,” kata Jokowi mengutip tempo.com saat meninjau lumbung pangan di Sumba Tengah.
Mimpi Gubernur NTT untuk Sumba Tengah
Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat, kembali mengunjungi Desa Wailawa, Kecamatan Katiku Tana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, Kamis (15/4/2021).
Di sana Gubernur Viktor meninjau lumbung pangan (food estate) yang akan di panen 60 persen dari total 3.000 hektare. Dalam perencanaan, total yang dipanen seluas 5.000 hektare.
Panen ini lebih cepat dua bulan dari biasanya, dengan menghasilkan 6 ton per hektare.
Keberhasilan ini dinilai akan memberhentikan import beras untuk wilayah Kabupaten Sumba Tengah. Selain itu, petani juga tak akan keluar biaya panen karena, sistem tanam, sistem panen dan sistem olahan menggunakan mesin modern.
Dalam kesempatan, Gubernur Viktor mengatakan, “Bencana membawa hikmat bagi NTT. Kita harus tetap semangat dan kompak menyelesaikan masalah rakyat. Sumba Tengah kini jadi surga ketika panen padi 3.000 hektare dan jagung 2.000 hektare,” ujar Viktor.
Menurutnya, keberhasilan ini adalah hasil kerja keras dan doa dari semua pihak.
“Tak ada tempat yang buruk, kecuali pemimpin yang bodoh dan buruk,” tegas Gubernur Viktor.
Sementara itu, Bupati Sumba Tengah, Paulus Limu mengakui komitmen Gubernur Viktor untuk untuk membebaskan Sumba Tengah dari belenggu kemiskinan.
“Gubernur NTT punya komitmen yang kuat untuk bebaskan Sumba Tengah. Gubernur pemberi kebahagiaan,” ungkap Bupati Paulus sembari mengajak Gubernur Viktor untuk duduk di Bukit Jokowi.
The dream comes true; adalah istilah yang tepat menggambarkan perubahan untuk Sumba Tengah saat ini. Masyarakat kini mulai masuk menuju pintu kesejahteraan.* (irfan b)