Reaksi Keras Warga TTU terhadap Pernyataan Ansy Lema Soal Mantan Presiden Jokowi

Kefamenanu, detak-pasifik.com – Pernyataan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 1, Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema), yang menyebutkan bahwa mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum membangun sektor ekonomi primer di NTT, memicu reaksi keras dari sejumlah warga Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Perkataan tersebut disampaikan Ansy Lema dalam debat kedua Pilgub NTT yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT pada 6 November 2024 di Auditorium Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.

Menurut Edy Ilu, salah satu warga Kelurahan Kefa Tengah, pernyataan Ansy Lema sangat tidak tepat dan cenderung menyesatkan. Edy merasa bahwa Jokowi sudah banyak memberikan perhatian terhadap pembangunan di NTT, termasuk sektor-sektor penting seperti infrastruktur dan pertanian.

“Ini bisa dibuktikan. Contohnya, Pak Jokowi telah membangun Bendungan Rotiklot, Jalan Sabuk Merah Perbatasan, dan Bendungan Temef. Beliau juga aktif memajukan Sumba Tengah sebagai daerah penghasil pangan. Sebagai warga, saya berterima kasih kepada Pak Jokowi atas semua kontribusinya,” ujar Edy, dengan nada geram.

Klik dan baca juga:  Jokowi: Krisis, Resesi dan Pandemi Itu Seperti Api

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Melky Kolo, seorang warga Desa Oelamin, Kecamatan Bikomi Selatan. Melky merasa bahwa pernyataan Ansy Lema itu berusaha menggiring opini publik dengan cara yang tidak adil terhadap Jokowi.

“Pak Jokowi pernah datang ke TTU tanpa pengawalan ketat, hanya untuk bertemu langsung dengan masyarakat di pasar. Sebagai masyarakat, saya sangat menyayangkan pernyataan tersebut,” ungkap Melky.

Christian Nenohaifeto, warga TTU lainnya, juga menilai bahwa pernyataan Ansy Lema itu tidak mencerminkan kenyataan yang ada di lapangan. Menurut Christian, masyarakat, terutama di kalangan akar rumput, sudah merasakan dampak positif dari kebijakan Presiden Jokowi. Bahkan, Christian mengaku menyesal telah memilih Ansy Lema sebagai calon legislatif (Caleg) DPR RI pada Pemilu 2024, karena akhirnya Ansy memilih mundur untuk maju dalam Pilgub NTT.

“Apa yang disampaikan Pak Ansy tidak sesuai dengan apa yang kami rasakan. Kalau saya tahu begini, saya tidak akan memilih dia sebagai Caleg dulu,” tegas Christian.

Klik dan baca juga:  Jaga Kenyamanan Lingkungan Kantor, Pengurus Baru Pimpinan Demokrat NTT Gelar Kerja Bakti

Deri Frans Neonbeni, seorang milenial asal TTU, mengingatkan Ansy Lema untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan politik. Deri menilai bahwa pernyataan Ansy Lema justru bisa menyesatkan masyarakat dengan tujuan politik jangka pendek.

“Pak Jokowi sangat dicintai oleh masyarakat NTT karena sudah merasakan langsung hasil kerjanya. Jika Pak Ansy mengabaikan itu, artinya dia tidak mengakui semua yang telah dilakukan Jokowi untuk NTT,” ungkap Deri dengan tegas.

Perdebatan ini juga mencerminkan ketegangan politik yang semakin memanas menjelang Pilgub NTT 2024, di tengah berbagai klaim dan kritik yang saling dilontarkan oleh calon pemimpin daerah. Sebagai informasi, hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) diketahui telah berakhir sejak Pilpres 2024, yang semakin memperkeruh dinamika politik di NTT.

Pernyataan Ansy Lema yang menyudutkan pemerintahan Jokowi dalam hal pembangunan ekonomi primer di NTT tampaknya bertujuan untuk mendapatkan simpati publik. Namun, respons warga TTU menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang merasa bahwa klaim tersebut jauh dari kenyataan, dan mereka lebih memilih untuk mengapresiasi apa yang telah dilakukan Presiden Jokowi selama masa jabatannya.

Klik dan baca juga:  Politisi Senior Ibrahim Medah Ditahan Jaksa, Diduga Telibat Kasus Tanah

Dengan berbagai proyek besar yang telah selesai atau sedang berlangsung di NTT, seperti bendungan, infrastruktur jalan, dan pengembangan potensi pertanian, banyak warga yang merasa bahwa Presiden Jokowi telah memberikan kontribusi yang nyata bagi kemajuan provinsi NTT.*** (TM)