Tak ada kekuatan yang terpusat (central power), karena semua power terdistribusi ke segala arah yang dikenal dengan sebutan power going to the roots.
Laporan Pius Rengka
Pria itu, tinggi semampai. Ganteng, necis, klimis, energik, muda dan cerdas pula. Dia, Yusak Victor Benu, Direktur Utama PT Multiguna Maritim (MGM). Orang se-Kota Kupang, umumnya tahu persis, dia adalah penduduk kota anak mantan Rektor Undana Prof Dr August Benu.
Yusak, demikian dia biasa disapa kalangan dekat, membangun bisnis angkutan (manusia dan barang) melalui pengoperasian kapal ferry roro. Kapal penumpang dan barang antar pulau di kawasan Nusa Tenggara Timur.
Tawaran pesona utama adalah servis nan handal. Tak hanya kualitas pelayanannya dipastikan amat sangat kompetitif, juga kapal penumpang ini menawarkan aneka layanan prima yang memikat para penumpang, biar para penumpang tidak jenuh mengarungi perjalanan laut.
Bukan hanya itu, ujar Yusak. Kata kunci pelayanannya adalah disiplin. Tiada bisnis jasa apa pun yang boleh menafikan disiplin. Disiplin dan fokus adalah dua kata niscaya karena darinya lahirlah trusty, ujarnya berkali-kali. Trust itu bukan sekadar teks kosong, tetapi kultur yang dilakukan berulang kali. “Saya percaya Anda karena Anda telah berulang kali tepat waktu, berkali-kali setia pada janji,” begitu dia berteori.
Berjumpa dengan pria kelahiran Kota Kupang itu, seperti terasa selalu kekurangan waktu. Pikirannya cepat, skenario masa depannya pun terukur, tetapi juga bukan tanpa keluhan.
Sekali waktu ia berkisah. Ia berkisah tentang impiannya, juga tentang profil linkages kerja sama program dengan program pemerintah yang mengarusutamakan pariwisata di NTT.
“Saya kira, pariwisata sebagai prime mover pembangunan itu sudah sangatlah tepat. Soalnya sekarang ialah, apa kiranya partisipasi kalangan privat sector untuk menggerakkan pembangunan di NTT khususnya pariwisata. Kepedulian itu, bukan tanpa modal. Apakah generasi muda NTT atau generasi muda seusia saya di kawasan timur Indonesia sudah membaca tanda-tanda zaman? Ekonomi dunia bakal mengalir deras ke kawasan Pasifik Selatan. Lalu, bagaimana kita. Menjadi penonton? Pengagum atau ikut bermain?” ujarnya menganalisis.
Solidaritas kaum muda perlu ada. Tentu juga diperlukan pihak yang menggerakkan. Pihak itu tidak lain dan tidak bukan adalah pemuda itu sendiri, pemuda NTT, pemuda kawasan timur Indonesia.
Pemuda harus bangkit dan peduli pada masa depan daerah ini, kawasan ini. Itulah alasan mengapa dia bersama para sahabatnya membentuk satu komunitas para pebisnis dengan tagline KERITING SEJAHTERA atau Kekerabatan Indonesia Timur Bangkit Menuju Sejahtera.
Tampaknya sejalan dengan visi besar Gubernur Viktor B Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi, NTT Bangkit NTT Sejahtera, komunitas KERITING ini membangun spirit solidaritas kawasan untuk menyambut dan ikut bermain dalam derap langkah pembangunan ekonomi di kawasan.
Sedikitnya, jika tidak ku lupa, sudah empat kali saya bertemu pria ganteng ini di berbagai tempat berbeda. Gerak geriknya lincah. Sikapnya santun, dan tutur katanya terukur. Kesan bernas intelektual dan matang kian menyembul tegas manakala menyapa dan berdialog dengan pemuda jebolan Business School Singapore ini.
Lulusan studi ekonomi dan magister manajemen Universitas Airlangga, Surabaya, itu pun bertutur tentang keprihatinannya dengan kondisi kerja sama multipihak di NTT. Kata dia, mobilisasi kemakmuran rakyat NTT mestinya menjadi urusan semua pihak.
Karena itu konsolidasi, koordinasi, kolaborasi dan kerja-kerja integratif itu sebagaimana yang selalu diucapkan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, haruslah menyata dalam seluruh kerja-kerja jejaringan multipihak di NTT. “Saya kira kita bias kok. Banyak orang pandai di NTT dan kawasan timur Indonesia ini,” kata pria yang selalu tampil necis ini.
Pertama kali saya bertemu dirinya di ruangan staf khusus kantor Gubernur NTT di Jalan El Tari Kupang. Sepintas, tampilannya layak sebagai foto model. Dia selalu menyapa saya dengan Om Pius atau Bapa Pius. Sopan dan penuh etika.
Kepada detakpasifik.com, dia bertutur. Belakangan ini pihaknya gencar mempromosikan moda angkutan laut dengan pelayanan prima. Mereka menyiapkan sedikitnya dua kapal dengan kapasitas sehat, bersih dan tepat waktu.
“Problem utama transportasi di NTT adalah problem ketepatan waktu. Ketepatan waktu itu ikut menentukan perencanaan para penumpang, terutama kalangan pebisnis yang berjejaringan dengan pihak lain di tempat lain atau tempat tujuan. Jika disiplin waktu tidak dipunyai, lalu kita sulit membuat rencana yang tepat waktu,” ujarnya sekali waktu dalam pertemuan dengan para Staf Khusus Gubernur dan Kepala Dinas Perhubungan NTT, Isaak Nuka, ST.
Dengan hadirnya moda angkutan laut yang tepat waktu, maka para penumpang yang hendak bepergian dapat merancang jadwal dan menyusun rencana kerja secara tepat.
Untuk sementara sesuai dengan kapasitas terpasang, PT Multiguna Maritim mengoperasikan dua kapal dengan trayek Tenau – Rote Ba’a pp sedikitnya dua kali sehari.
Rencananya, ke depan kapal milik PT Multiguna Maritim ini melayani penumpang dan barang di tiga pulau yaitu Kupang – Aimere – Sumba Timur pp.
Jalur ini prospektif untuk kepentingan muhibah para penumpang, tetapi juga untuk kepentingan para pengusaha hasil pertanian dan perkebunan yang ingin mengatur jadwal dan rencana kerjanya terukur dan tepat waktu.
Garda Maritim
Kapal Ferry Roro Garda Maritim 7 adalah kapal kedua Garda Maritim di NTT. Kapal pertama adalah Garda Maritim 3 yang telah beroperasi di Oktober 2020.
Oktober 2021 akan hadir lagi kapal ketiga yaitu Garda Maritim 10 yang telah selesai dikerjakan dari Galangan Kapal di Kuching-Malaysia.
Menurut Yusak, setelah penerbangan dibuka kembali maka crew kami akan segera menjemput Kapal Garda Maritim 10 di Malaysia dan dibawa ke NTT.
“Kapal milik kami adalah kapal baru dengan kapasitas mesin besar, sehingga kenyamanan dan fasilitas unggulan yang ditawarkan berupa car deck dengan tinggi 4,5 meter, ruangan VIP dan eksklusif dengan full-AC, hiburan TV, mushola, klinik, ruangan menyusui, cafetaria dan terkhusus di ruangan cafetaria disediakan kopi gratis untuk semua sopir kendaraan roda 4 tanpa terkecuali,” ujarnya bernada promosi.
Kapal ini dipastikan memangkas banyak waktu perjalanan karena menggunakan mesin berkekuatan 1000HP dikali 2 yang mampu berkecepatan 12 knot, maka waktu tempuh Kupang-Rote tidak sampai 3 jam. Selain itu juga daya tampung mencapai 60 mobil kecil, 45 mobil besar, 150 motor dan 300 penumpang.
Orang Kupang dan Rote akan merasakan naik kapal mereka sendiri karena terdapat banyak sentuhan dan aroma budaya lokal yaitu spot dinding kapal bergambarkan mural destinasi wisata NTT.
“Di atas kapal pun telah saya instruksikan untuk memutarkan lagu-lagu daerah dan juga memutarkan video destinasi pariwisata NTT. Bahkan ketika penumpang naik kapal disambut oleh crew kapal yang menggunakan seragam motif daerah,” kata Wakil Ketua KADIN NTT ini.
Dirut PT Alpha Bangkit Sejahtera ini menambahkan, kami bangga sebagai orang NTT karena kecintaan dan dedikasi kami untuk tanah kelahiran kami, dengan menghadirkan transportasi laut dengan cita rasa budaya NTT dan kami sangat bangga mempromosikan budaya NTT.
Kalau bukan kami maka siapa lagi, dan kami pastikan turis nasional dan internasional harus mendapat pengetahuan tentang hebatnya budaya NTT ketika menggunakan kapal kami.
Bukan hanya brosur destinasi wisata yang disiapkan di atas kapal, tetapi di atas kapal ini ikut disiapkan satu spot khusus yang bisa digunakan untuk menjual kain tenunan daerah dan pernak pernik budaya NTT. “Sebagai orang NTT, saya dan juga semua crew Garda Maritim siap menjadi ambassador budaya NTT untuk setiap penumpang,” tandas Yusak, Regional Director FGBMFI NTT ini.
Isu Regional
Ke depan, perkembangan ekonomi sosial dan budaya tidak lagi menjadi monopoli satu negara yang berdaya adidaya. Bahkan sebutan super power dan central power itu perlahan redup seiring kian canggihnya teknologi komunikasi antarmanusia lintas benua dan lintas negara. “There has no other choice kecuali Anda terlibat,” ujar Viktor Laiskodat.
Tak ada kekuatan yang terpusat (central power), karena semua power terdistribusi ke segala arah yang dikenal dengan sebutan power going to the roots.
Dalam percakapan dengan Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat, Senin (23/8/2021), kalangan pebisnis muda NTT ini menuturkan bahwa jaringan pelabuhan laut akan ikut menyumbangkan dan meramaikan lalu lintas perairan di Laut Sawu, tetapi juga masuk meramaikan perdagangan ke Samudra Pasifik hingga NTT punya koneksi dengan Papua di kawasan tepi timur Indonesia, tetapi juga koneksi dengan Darwin di selatan Australia Utara dan Singapura, Hongkong, Sanghai dan Kanton di bagian utara.
Karena itu, NTT cq Kupang, atau port Tenau di Kupang bukan lagi hanya melayani kepentingan diplomasi bisnis lintas pulau di dalam NTT atau dalam negeri, tetapi juga terbuka dan membuka diri ke dunia luas, Darwin Australia, Singapura, Hongkong, Sanghai dan kawasan jasirah China daratan.
Maka isu ekonomi regional dan politik kawasan regional selatan Indonesia menjadi salah satu tema geo ekonomi dan geo politik di hari-hari belakangan ini.
Menurut catatan detakpasifik.com sejak pertemuan negara-negara ASEAN di Denpasar Bali paruh dua dekade silam, isu regional telah mendidih hingga jauh ke tepi selatan Indonesia.
Bahkan Gubernur NTT sendiri telah mengunjungi Papua, dan Maluku untuk membangun solidaritas timur Indonesia dalam skema pembangunan kawasan Indonesia di bagian timur.
Perjumpaan yang sama pun pernah dilakukan di New Zealand dengan negara-negara rumpun Melanesia yang memiliki ciri kultural yang serupa.
Maka rencana menaikkan status pelabuhan Tenau Kupang menjadi gerbang selatan Indonesia menuju kawasan Pasifik Selatan di tepi selatan, juga menjadi gerbang dari selatan menuju utara, bukan semacam konsep kosong strategi.
Dunia kian mengecil dalam skala global dan konteks komunikasi informasi, tetapi juga dunia telah borderless karena sebagaimana kata Kenichi Ohmae, dunia tanpa batas justru mengundang komunitas dunia bebas sekat, apalagi karena uang bebas dari batas warga negara.
Isu pariwisata global telah mendunia, dan gubernur Viktor B Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi sangat optimis NTT akan ikut bermain di dalam kawasan selatan Pasifik.
Hadir pada pertemuan, Senin (23/8/2021) itu, antara lain Kepala Dinas Pariwisata NTT, Dr Zet Sony Libing, Kepala Dinas Perhubungan NTT, Isaak Nuka, ST, General Manager Pelindo III Tenau Kupang, Agus Nasar, Pengusaha Muda Brilian, Boby Lianto MBA, dan Boby Pitoby, Direktur Garda Maritim NTT, Yusak Victor Benu, MM, Denny Sanggarah, Specialis Location Alfamart, para Staf Khusus Gubernur NTT.