Metode portofolio menawarkan berbagai keunggulan dalam menilai proses dan hasil pembelajaran.
Oleh Umbu Tagela, Pengajar di FKIP UKSW Salatiga
Portofolio menurut Budimansyah (2002) adalah suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis maupun sebagai adjective. Sebagai wujud benda fisik portofolio itu adalah bundel kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang terhimpun, misalnya hasil tes awal, tugas-tugas, catatan anekdot, piagam, surat keterangan tugas dan pelaksanaannya, hasil tes akhir, dan sebagainya.
Sebagai suatu proses, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat dalam pemikiran siswa baik yang berwujud kognitif, keterampilan, nilai dan sikap. Sebagai adjective, portofolio sering disandingkan dengan konsep pembelajaran, maka dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio, sedangkan jika disandingkan dengan evaluasi maka dikenal istilah evaluasi berbasis portofolio.
Evaluasi berbasis portofolio menurut Budimansyah (2002) adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan/kognitif, sikap/afektif dan keterampilan siswa yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya; strategi evaluasi ini berbentuk kumpulan file atau tugas-tugas tertentu yang didukung oleh catatan-catatan/komentar-komentar siswa terhadap tugas-tugasnya, sehingga mengukur kecakapan-kecakapan kreatif siswa dalam menghubungkan antara teori dengan tugas-tugas kreatif yang berkesinambungan (Zaini, Munthe dan Aryani: 2002).
Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seorang/kelompok/kelas siswa. Karya terpilih bermaksud sebagai akumulasi dari segala sesuatu yang ditemukan/dihasilkan siswa dari topik mereka harus memuat bahan-bahan yang menggambarkan usaha terbaik dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya serta mencakup pertimbangan terbaik tentang materi mana yang paling penting.
Paulson (1991) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria evaluasi dan bukti refleksi diri.
Menurut Gronlund (1998) portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang tertarik/berkepentingan. Portofolio dapat digunakan untuk mendokementasikan perkembangan siswa. Kerena menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.
Secara lebih komprehensif dan terinci portofolio adalah koleksi tertentu dari karya-karya siswa baik dalam bentuk karya proses maupun karya jadi, dalam berbagai bidang, di mana siswa terlibat dalam melaksanakan evaluasi terhadap dirinya sendiri yakni dalam memilih isi portofolionya dan dalam mengembangkan kriteria untuk menilai perkembangan dan hasil belajarnya. Kumpulan karya siswa yang tersusun pada portofolio biasanya dihasilkan selama waktu satu semester, satu tahun, atau bahkan tiga tahun (misalnya selama siswa belajar di sekolah). Ada pula portofolio yang hanya meliputi karya-karya yang diciptakan dalam waktu yang relatif singkat misalnya berkisar 4 hingga 6 minggu/”portofolio-mini.”
Dengan demikian portofolio merupakan kumpulan rekaman pekerjaan selama proses belajar siswa yang dirancang dengan maksud tertentu; apa yang telah dipelajari dan bagaimana siswa bekerja, berpikir, bertanya, menganalisa, mensintesa, menghasilkan, mengkreasi; dan bagaimana siswa berinteraksi secara intelektual, emosional dan sosial dengan teman dan lingkungannya; dan merefleksi diri tentang status dan perkembangan siswa beserta bagaimana melaporkan semuanya itu untuk satu pokok/satuan bahasan/mata pelajaran atau lebih selama satu rentang waktu tertentu.
Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, rekaman/catatan hasil observasi guru, catatan hasil dialog (lisan atau tertulis) guru dengan siswa atau dengan pihak lain, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal serta refleksi yang dibuat siswa. Dengan portofolio memungkinkan siswa berpartisipasi mengukur perkembangan dan pekerjaannya sendiri, mengupayakan perkembangan kerja individualnya dan menjadi dasar evaluasi unjuk kerja/performance menyeluruh tentang kualitas siswa.
Ditinjau dari luas dan dalamnya materi atau pencapaian tujuan pembelajaran yang akan diukur, portofolio itu bisa: (a) hanya berisi satu atau dua pokok/satuan bahasan saja (mini portofolio) yang bisa diselesaikan selama satu sampai dua bulan, (b) satu mata pelajaran untuk satu semester, (c) dua mata pelajaran atau lebih untuk satu atau dua semester, atau (d) beberapa mata pelajaran selama sekolah misal tiga tahun.
Ditinjau dari berapa banyak siswa bekerja untuk satu portofolio, dapat dibedakan: (a) portofolio individual yang dikerjakan oleh setiap orang siswa membuat satu portofolio, (b) portofolio pasangan yang dikerjakan atas kerja sama oleh dua orang siswa, (c) portofolio kelompok yaitu yang dikerjakan oleh sekelompok siswa secara bekerja sama untuk menghasilkan satu portofolio, dan (d) portofolio kelas yaitu satu portofolio yang dikerjakan secara kerja sama semua siswa dalam satu kelas yang bersangkutan untuk menghasilkan satu portofolio.
Prinsip yang Mendasari Evaluasi Berbasis Portofolio
Landasan pemikiran evaluasi ini adalah re-edukasi (membelajarkan kembali); evaluasi pada hakikatnya adalah mencari informasi tentang pengalaman belajar siswa dan menggunakannya sebagai balikan/feedback untuk membelajarkan mereka kembali. Selain itu landasan pemikiran evaluasi portofolio adalah merefleksi pengalaman belajar.
Evaluasi adalah sarana merefleksi/tercermin pada pengalaman dan kegiatan belajar yang telah dimiliki siswa; merefleksi merupakan satu cara untuk belajar, menghindari kesalahan di masa yang akan datang dan untuk meningkatkan kinerja. Maka dari itu beberapa prinsip berikut perlu mendapat perhatian dalam melaksanakan evaluasi yang berbasis fortofolio.
- Evaluasi merupakan bagian yang bermanfaat dan tak terpisahkan dari proses pengajaran dan atau pembelajaran, dan memudahkan dalam memadukan kurikulum dengan pencapaian dan kemampuan/kompetensi siswa.
- Metode evaluasi harus taat atas asas dengan pemahaman kita tentang cara belajar siswa yang terbaik, dan mendukung pembelajaran tersebut.
- Bentuk-bentuk kesepakatan (misalnya tentang penerapan portofolio) harus dapat dikelola, berpautan, sistematik, sahih, terpercaya dan sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan, serta bermakna bagi semua pemakai/pihak.
- Evaluasi mengenai pembelajaran siswa harus mencakup seluruh rentang kegiatan belajar yang digelutinya. Ini tidak hanya mencakup evaluasi sasaran pencapaian Kurikulum Nasional, tetapi juga pengembangan diri, sikap, keterampilan dan sebagainya.
- Evaluasi harus mempertimbangkan berbagai kebutuhan individu termasuk kebutuhan yang berkaitan dengan bahasa ibu dan latar belakang budaya.
- Penilaiah harus berdasar kriteria yang jelas dan dapat dipahami dengan mudah oleh siswa, guru, orang tua, dan pihak lain.
- Seluruh siswa berhak untuk mendapatkan rekaman kemajuan perkembangan dan hasil belajarnya baik mata pelajaran kurnas maupun yang lain.
- Rekaman perkembangan dan hasil evaluasi harus menekankan pencapaian prestasi siswa.
- Siswa harus diberi kesempatan untuk menilai diri dan refleksi diri dalam rangka menggalang kesadaran diri serta mendorong tanggung jawab yang lebih besar untuk belajar.
- Diskusi yang konstruktif, positif, dan teratur antara guru, siswa dan atau orang tua secara periodik untuk meninjau kemajuan dan mengenali kekuatan serta kelemahan siswa dalam belajarnya akan membantu dan memberi informasi guna sasaran belajar di masa yang akan datang.
- Seluruh proses evaluasi formatif dan penyimpanan rekaman akan merupakan dasar pembuatan laporan akhir.
Prinsip-prinsip dasar yang penting untuk membuat kebijakan evaluasi sebagai berikut :
- Di samping merupakan bagian tak terpisahkan dari pengajaran/pembelajaran, evaluasi harus menyenangkan.
- Evaluasi harus memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk memperlihatkan prestasi dan pencapaiannya, tanpa memandang kemampuan, jenis kelamin, dan sara.
- Evaluasi harus melibatkan siswa (misalnya, tujuan dan sasaran evaluasi harus jelas dan dapat dikemukakan kepada siswa) dengan memberikan kesempatan untuk meninjau hasil evaluasi dan kemajuannya.
- Berbagai bentuk/teknik harus dipergunakan sehingga evaluasi berfungsi sesuai dengan maksud/tujuannya.
- Kiat evaluasi harus disepakati oleh seluruh guru yang terlibat dalam evaluasi.
- Harus tersedia kesempatan bukan hanya untuk menilai hasil tetapi juga untuk memperbaiki bila sudah siap serta jika perlu dan melihat ulang perkembangan terakhirnya.
- Bentuk/teknik evaluasi harus dipilih sesuai dengan kebutuhan siswa; bukan kebutuhan guru mengingat berbagai bentuk/teknik evaluasi dapat digunakan untuk menilai tujuan yang sama pada siswa yang lain.
Selain prinsip dasar kebijakan evaluasi, harus juga diingat bahwa ada beberapa ciri penting tentang evaluasi yang harus diperhatikan yang menyangkut masalah teknis yang mendasari yaitu: kesesuaian dengan tujuan, kesahihan, dan keterhandalan. Kita dapat menggunakan berbagai cara, kiat, dan teknik evaluasi, mulai dari tugas baku dan resmi sampai dengan kegiatan informal yang ditetapkan guru, termasuk cara, kiat dan teknik yang menuntut jawaban tertulis, sajian diagram, atau semacam rekaman sebagai bukti perilaku.
Kesesuaian metode bergantung pada keadaan. Kita perlu mengembangkan keterampilan dalam pemilihan tugas yang cocok untuk menyesuaikan dengan maksud/tujuan evaluasi. Akibatnya, keputusan mengenai penilaian mesti menjadi pumpunan perencanaan kita dan dimasukkan ke dalamnya.
Masalah teknis kesahihan, mengarahkan kita untuk mengajukan pertanyaan “Apakah kita menilai sesuatu yang menurut kita akan kita nilai?” Evaluasi yang kesahihnya tinggi adalah evaluasi yang sedekat mungkin dengan pemahaman siswa, dengan apa yang diketahui, dipahami, dan dapat dilakukan siswa. Keterhandalan berkaitan dengan sejauh mana proses hasil-hasilnya dapat dipercaya. Untuk mencapai evaluasi “yang terpercaya” kita mencoba mengurangi perubah utama yang dapat mempengaruhi evaluasi. Perubah utama dalam kebanyakan evaluasi yang dilakukan oleh guru misalnya: tautan (keadaan evaluasi); dan waktu (beberapa kali dan selang berapa lama, serta luas dan ke dalam materi yang menjadi referensi sasaran evaluasi.
Tujuan Evaluasi Berbasis Portofolio
Secara umum evaluasi itu dilaksanakan atas kebijakan tertentu guna mencapai tujuan tertentu pula:
- Proses evaluasi harus datang dari, dan ditentukan oleh, hakikat kurikulum. Penting untuk diperhatikan bahwa harus dijaga adanya keseimbangan antara tiga unsur utama dalam proses pendidikan: kurikulum, PBM, dan evaluasi.
- Tekanan utama dalam seluruh bentuk evaluasi harus pada pengakuan dan pernyataan prestasi siswa.
- Kita memandang evaluasi itu penting sehingga siswa harus terlibat dalam evaluasi terhadap usaha mereka sendiri sebagai alat untuk meningkatkan keefektifan belajar mereka. Pembangkitan peran belajar yang lebih aktif bagi siswa merupakan cara terbaik untuk meningkatkan penguasaan materi dan pencapaian tujuan.
- Dengan berbagai bentuk evaluasi, bukan hasil melainkan proses evaluasi itulah yang merupakan bagian terpenting. Bila mungkin, evaluasi harus menawarkan petunjuk untuk masa depan. Terlalu banyak evaluasi yang hanya menangani perekaman informasi yang jarang atau tidak pernah digunakan lagi.
- Evaluasi harus memungkinkan siswa untuk mengukur diri secara lebih valid dan terpercaya atas kebutuhan dan tuntutan pelajaran yang mereka pelajari, bukan sekedar atas kinerja siswa atau kelompok atau siswa lain.
- Bila mungkin, hakikat, tujuan, dan bidang kajian utama suatu pelajaran harus diberitahukan kepada siswa pada permulaan sebagai alat untuk memperluas kesadaran tentang perkembangan belajar mereka sendiri dan keterlibatan dalam kemajuan mereka.
Tiga tujuan proses evaluasi yang paling penting melalui portofolio adalah:
- Diagnostik yaitu untuk membantu siswa belajar dengan berhasil.
- Untuk membantu kita mengevaluasi keefektifan pengajaran kita sendiri.
- Untuk memberikan informasi kepada berbagai pihak, contoh paling jelas adalah siswa yang bersangkutan, pimpinan, dan orang tua.
Tujuan pembelajaran/kompetensi yang tepat untuk diukur dengan portofolio adalah:
- Kemampuan bertindak secara cakap.
- Kemampuan menerapkan prinsip-prinsip dan generalisasi yang dipelajari pada situasi dan masalah yang baru.
- Kemampuan berpikir kreatif.
- Kecakapan menggunakan materi, alat dan teknologi dalam pelajaran.
- Mempersiapkan studi/belajar lanjut.
- Mengembangkan komitmen terhadap prestasi pribadi.
Indikator Isi/Komponen Materi Portofolio
Mengingat begitu beragamnya jenis portofolio, guru dapat mengumpulkannya melalui berbagai cara. Cara yang akan dipakai disesuaikan dengan tujuan PBM yang hendak dicapai, tingkat perkembangan siswa dan jenis kegiatan yang dilakukan.
Menurut Budimansyah (2002) indikator portofolio itu terdiri dari: 1) tes formatif dan sumatif, 2) tugas-tugas terstruktur yaitu tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendalami dan memperluas penguasaan materi pelajaran di luar kelas, misalnya mengerjakan LKS, PR, menyusun makalah, pengamatan, wawancara, book review, dan lain-lain, dengan aspek pemahaman argumentasi yang dibuat, kejelasan dan kualitas informasinya, 3) catatan (perilaku) harian baik yang bersifat positif maupun negatif sesuai nilai/norma yang diajarkan/ada dalam masyarakat guna refleksi sebagai cara belajar untuk menghindari kesalahan dimasa yang akan datang dan meningkatkan kinerja siswa yang bersangkutan, 4) laporan aktivitas-aktivitas siswa di luar sekolah yang relevan dengan serta menunjang kompetensi/tujuan pelajaran dengan aspek-aspek signifikansi, intensitas, dan frekuensi kegiatan yang bersangkutan/dilakukan siswa.
Materi portofolio dapat berupa: (1) Contoh pekerjaan siswa, (2) Rekaman/ catatan berbagai bentuk hasil observasi, (3) Catatan dan check list yang dibuat guru, (4) Tes skrening, dan (5) Refleksi diri siswa yang disusun secara kronologis sesuai kategori tertentu.
Contoh pekerjaan yang dimaksud adalah keberhasilan-keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran serta mengerjakan tugas-tugas belajar (bukannya kegagalan, kesalahan, dan atau kelemahan-kelemahannya) seperti menulis, menggambar, membacakan hasil ringkasan dan cerita yang didiktekan, deklamasi, karangan/artikel, tugas, jurnal kegiatan, proyek, dll, yang bisa berupa hasil kerja individual, pasangan, atau kelompok.
Rekaman catatan berbagai bentuk hasil observasi yang dimaksud idealnya adalah: (1) Catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman kejadiaannya, (2) Ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan/perkembangan yang hendak dicapai siswa, (3) Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa, (4) Respon-respon siswa terhadap pertanyaan, tugas, dan lain-lain.
Catatan dan check list yang dibuat guru (lihat contoh) adalah koreksi/saran perbaikan segera berdasar pengukuran perkembangan dan hasil sementara siswa selama proses belajar berlangsung.
Tes skrining adalah tes harian dan formatif atau latihan soal (bukan tes sumatif atau ulangan akhir semester/ujian), PR, LKS, laporan dan tugas yang disiapkan oleh guru untuk dikerjakan siswa guna mengidentifikasi keterampilan dan diagnosa. Dari hasil tes tersebut guru dapat memberi balikan pada siswa untuk memperbaiki cara belajar untuk penguasaan “materi yang sulit” yaitu yang belum dikuasai siswa.
Refleksi adalah perenungan dan pencarian makna secara kreatif atas proses dan hasil yang dicapai siswa dalam belajarnya (lihat contoh pedoman terlampir).
Berikut ini adalah contoh-contoh pekerjaan siswa untuk pelajaran matematika yang berisi:
- Uraian tertulis hasil kegiatan praktik- atau penyelidikan matematika.
- Gambar-gambar dan laporan lisan, perluasan analisis situasi masalah dan penelitian.
- Uraian dan diagram dari proses pemecahan masalah.
- Penyajian data statistik dan grafik.
Berikut ini adalah contoh-contoh pekerjaan siswa untuk pelajaran IPS/Sejarah yang berisi:
- Laporan penyelidikan tentang ide atau konsep yang terkandung dalam peristiwa sejarah seperti hubungan antara dua peristiwa, ide yang mendasarinya, konsep yang ada/tersirat dan relevan untuk masa kini dan yang akan datang.
- Respon terhadap pertanyaan open-ended atau pekerjaan rumah.
- Laporan hasil kerja individual atau kelompok dan rekaman proses kegiatan siswa beserta bukti pelaksanaan atau penghargaan (jika ada).
- Video dan pekerjaan siswa yang menggunakan komputer.
Manfaat Portofolio
Portofolio digunakan bukan untuk membanding-bandingkan siswa seorang dengan yang lain, tapi untuk mendokumentasikan perkembangan siswa secara individu. Dari situ guru menyimpulkan: prestasi, kecakapan, kekuatan, kelebihan dan kelemahan/kekurangan, dan kebutuhan sesuai tahap perkembangan siswa. Fungsi yang lain adalah untuk sarana menjalin kerjasama dengan orang tua. Dampaknya ikut menentukan sikap siswa terhadap kerja/belajar, dan pendidikan/sekolah secara keseluruhan, serta memperbaiki relasi guru-siswa.
Portofolio bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan pemahaman siswa memberikan gambaran autentik kepada guru dan pihak lain tentang apa yang telah dipelajari siswa, kesulitan dan kendala yang dialami siswa dalam belajar dan jenis bantuan yang diperlukan siswa.
Evaluasi portofolio dapat dijadikan alat untuk memvalidasi informasi tentang pemahaman dan penguasaan siswa mengenai satu bahasan atau mata pelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi rasa tanggungjawab dalam belajar, memonitor diri sendiri dalam kegiatan belajar, menanamkan kesadaran untuk meningkatkan kemampuan diri dan membuat argumen-argumen yang logis.
Evaluasi portofolio merupakan evaluasi berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan siswa dalam kurun waktu tertentu. Dalam sistem evaluasi portofolio, guru membuat file untuk masing-masing siswa, berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi belajar mereka selama mengikuti proses pendidikan. Di dalam file portofolio, guru mengumpulkan bukti fisik dan catatan prestasi siswa, seperti hasil ulangan, hasil tugas mandiri, serta hasil praktikum. Selain prestasi akademik, isi file juga dapat dielaborasi dengan lembar catatan prestasi non-akademik, yakni rekaman profil siswa yang relevan misal meliputi aspek kerajinan, kerapian, ketertiban, kejujuran, kemampuan kerja sama, sikap kasih sayang, solidaritas, toleransi, kedisiplinan, prestasi olahraga, kesenian, kepramukaan, dan lain-lain.
Data yang terkumpul dari waktu ke waktu ini kemudian digunakan oleh guru untuk menilai dan melihat perkembangan kemampuan serta prestasi akademik siswa dalam periode tersebut. File portofolio sekaligus akan memberikan umpan-balik (feedback-loop). Bagi guru, file yang berisi perkembangan prestasi siswa ini akan memberikan masukan untuk evaluasi proses dalam memperbaiki cara, metode, dan manajemen pembelajaran di kelas. Melalui analisa file portofolio guru dapat mengetahui potensi, karakter, kelebihan, dan kekurangan siswa.
Sementara itu, bagi siswa, file ini dapat menjadi dasar pijakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kelemahan serta kekurangannya dalam proses pembelajaran maupun penguasaannya atas suatu pokok bahasan atau materi pelajaran tertentu.
Proses terjadinya umpan-balik sangat dimungkinkan karena dalam sistem evaluasi portofolio data yang terekam dalam file tidak hanya dikumpulkan saja kemudian selesai, namun akan dianalisis secara kolaboratif dengan melibatkan guru, siswa, dan orangtua. Pembicaraan dan pembahasan bersama data portofolio merupakan conditio sine qua non bagi efektif tidaknya sistem ini. Analisis data melalui pembicaraan secara periodik dengan orangtua siswa sekaligus merupakan progress report yang akurat tentang kemajuan prestasi belajar siswa serta perkembangan kepribadiannya.
Selain dapat digunakan untuk memantau perkembangan siswa dan mendiagnosa kesulitan belajar mereka, evaluasi portofolio juga banyak memiliki keunggulan lain karena sangat bermanfaat bagi guru untuk mengevaluasi kebutuhan (need), minat (interest), kemampuan akademik (abilities), dan karakteristik siswa secara individual. Hal tersebut penting karena seharusnya dalam suatu sistem atau caraevaluasi, eksistensi siswa secara individual tidak boleh dieliminasikan sebagaimana yang sering terjadi dalam tes hasil belajar.
Portofolio mampu mengembangkan potensi siswa dalam melakukan self-assessment. Keterampilan menemukan kelebihan dan kekurangannya sendiri, serta kemampuan untuk menggunakan kelebihan tersebut dalam mengatasi kelemahannya merupakan modal dasar penting dalam proses pembelajaran
Evaluasi portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya seperti berikut ini.
- Mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu, sehingga mendorong tanggungjawab siswa untuk belajar.
- Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar, sehingga membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.
- Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu dapat mengetahui bagian-bagian materi/kecakapan belajar yang perlu diperbaiki.
- Keterampilan evaluasi sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik.
- Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat /level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum).
- Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.
Dengan demikian manfaat portofolio adalah untuk: (1) Mengembangkan refleksi-diri siswa; (2) Mendorong siswa untuk menilai dirinya sendiri; (3) Mengkomunikasikan tujuan, isi, standar, dan evaluasi belajar; (4) Memberi peluang terjadinya perubahan isi pelajaran selama kegiatan berlangsung; dan (5) Memungkinkan evaluasi yang komprehensif terhadap siswa.
Langkah-langkah Pengembangan Evaluasi Portofolio
Terdapat 7 langkah yang perlu ditempuh oleh guru jika akan menerapkan evaluasi berbasis portofolio yang sudah barang tentu pembelajarannya juga menuntut berbasis portofolio. Adapun langkah-langkah evaluasi yang dimaksud adalah seperti berikut ini.
- Pilih satu topik masalah/pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran.
- Ajaklah siswa merespon masalah tersebut dengan memberi dua tiga contoh dari pekerjaan siswa yang mendemonstrasikan kreativitas.
- Mintalah siswa memberi penjelasan singkat secara tertulis bagaimana bagian/komponen-komponen portofolio itu menjawab topik masalah/pertanyaan yang diajukan guru.
- Beri kesempatan siswa mengerjakan tugas-tugas yang mereka pilih untuk membahas masalah sesuai kreatifitas mereka masing-masing.
- Monitorlah secara periodik perkembangan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang sesuai pilihan mereka, dan
- Menyediakan diri untuk menerima konsultasi dari siswa dan memberi fasilitas dan solusi serta balikan yang tepat dengan periodik.
- Mintalah bundel himpunan pekerjaan beserta komentar/refleksi siswa atas hasil, perkembangan, dan proses pengerjaan siswa dalam map/bendel dan tentukan nilai akhir sesuai patokan/kriteria yang saudara tetapkan yang sudah difahami siswa sejak awal.
Catatan: penggunaan portofolio sebagai alat/pendekatan evaluasi:
- Gunakan untuk evaluasi dengan tugas-tugas yang berkesinambungan yang memungkinkan siswa melihat perkembangan kemajuan belajarnya. Mulai sejak tugas pertama yang belum dinilai tetapi sudah diberi feedback hingga tugas akhir yang menghasilkan satu portofolio yang akan dinilai.
- Untuk mata pelajaran kesenian, sastra/bahasa, dan yang lain, salah satu tugas yang lain yang dapat diterapkan bisa berupa pameran, atau pentas.
Kelemahan Metode Evaluasi Portofolio
Kelemahan portofolio terutama bersumber dari belum atau tidak kondusifnya suasana kelas/sekolah untuk mengimplementasikan metode yang relatif baru ini. Kelemahan tersebut dapat berasal dari kondisi guru dan siswa, serta keterbatasan waktu dan fasilitas.
Guru belum pernah merasakan evaluasi portofolio akan kesulitan untuk mengimplementasikan portofolio di kelasnya bila tidak diberi pelatihan secara intensif. Hal ini disebabkan portofolio memiliki dasar filosofis yang berbeda dengan evaluasi yang lazim dilakukan oleh guru. Selain itu, portofolio menuntut kepekaan guru dalam mengamati kualitas artistik karya siswa. Melalui pelatihan yang intensif, pemahaman tentang hakikat metode portofolio serta kepekaan rasa guru, dapat dibina.
Portofolio menuntut interaksi antara guru dan siswa karena sangat penting dalam penarikan kesimpulan evaluasi. Tujuan interaksi ini untuk memahami dan sekaligus mengarahkan perkembangan kemampuan artistik siswa. Bagi sebagian guru, penciptaan suasana interaktif dalam evaluasi mungkin akan dipandang sebagai kegiatan yang merepotkan dan membuang-buang waktu. Bila hal ini terjadi, maka tujuan yang ingin dicapai melalui portofolio tentu sulit tercapai.
Kelemahan portofolio dalam kaitannya dengan kondisi siswa adalah adanya tuntutan yang mungkin sulit dipenuhi oleh siswa. Siswa diharapkan aktif memberikan komentar tentang karyanya padahal tidak terbiasa untuk “berbicara” atau menuliskannya,demikian juga membuat catatan jurnal mengenai karya-karya yang diciptakannya.
Portofolio menuntut waktu yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan jenis evaluasi yang lain, terutama perlunya waktu khusus bagi siswa untuk mempresentasikan karyanya. Bila waktu kegiatan pembelajaran terbatas, dan banyak digunakan guru untuk presentasi materi, maka evaluasi portofolio sulit dilaksanakan.
Faktor kelengkapan fasilitas juga dapat merupakan hambatan bagi terlaksananya portofolio. Fasilitas yang dimaksud terutama yang berhubungan dengan kegiatan presentasi dan penyimpanan portofolio siswa.
Prasyarat Kesuksesan Portofolio
- Adanya pemahaman, kesiapan dan keterampilan guru bahwa evaluasi portofolio menekankan pada kegiatan interaktif antara guru dan siswa yang memungkinkan guru memahami secara baik karya siswa serta arah perkembangan kemampuannya. Pemahaman ini hanya dapat dimiliki oleh guru bila ia mengenal dengan baik filosofi yang mendasari evaluasi portofolio dan memiliki kepekaan rasa terhadap nilai karya siswa. Tentang prasyarat menyangkut kemampuan guru ini, mengingatkan bahwa kesuksesan evaluasi portofolio menuntut guru yang paham dengan baik akan pedagogi dan materi pelajaran, karena keputusan yang diambil dalam evaluasi portofolio merupakan persyaratan orang yang luwes dan berwawasan luas untuk mengimplementasikan evaluasi portofolio karena menguasai dengan baik materi pelajaran, pedagogi dan metode serta evaluasi portofolio.
- Dimilikinya kebiasaan dan kemampuan berpendapat oleh siswa, baik secara lisan maupun tulisan, yang memungkinkannya untuk memberikan komentar serta membuat catatan jurnal serta refleksi diri mengenai proses dan hasil penciptaan yang dilakukannya.
- Tersedianya waktu yang memadai untuk kegiatan presentasi portofolio bagi siswa. Untuk itu penjadwalan khusus perlu dilakukan.
- Tersedianya fasilitas yang memungkinkan bagi siswa untuk secara efektif menyampaikan presentasinya serta secara aman menyimpan portofolionya. Fasilitas berupa OHP misalnya, memungkinkan siswa untuk mengkomunikasikan catatan-catatan yang dibuatnya di kelas.
Penutup
Metode portofolio menawarkan berbagai keunggulan dalam menilai proses dan hasil pembelajaran. Keunggulan tersebut tercermin pada kedalaman dan kekomprehensifan evaluasi yang memungkinkan untuk dilakukan. Di balik keunggulannya, metode portofolio memiliki kelemahan yang bila tidak diatasi akan menjadi penghambat tercapainya tujuan yang diharapkan. Untuk itu, upaya menghilangkan kelemahan ini merupakan prasyarat suksesnya evaluasi portofolio.
Evaluasi portofolio hanya dapat terlaksana dengan baik bila: (1) guru mempunyai pemahaman yang baik mengenai filosofi evaluasi portofolio dan memiliki kepekaan terhadap kualitas karya dan perkembangan siswa; (2) siswa memiliki kebiasaan dan kemampuan untuk menyatakan dirinya dalam bentuk refleksi diri, komentar lisan dan catatan jurnal; (3) tersedianya waktu yang cukup; serta (4) fasilitas pendukung khususnya dalam memperlancar presentasi siswa serta dalam mengamankan karya portofolio siswa.
Bila keunggulan metode portofolio dalam evaluasi proses dan hasil pembelajaran dimanfaatkan, maka upaya untuk memenuhi prasyarat yang disebutkan di atas perlu dilakukan. Langkah pertama yang disarankan untuk diambil adalah mensosialisasikan portofolio di kalangan guru secara intensif. Guru kelas atau bertugas di sekolah dasar dan menengah di Indonesia pada saat ini memang bukan guru bidang studi saat ini memiliki pengetahuan dan pengalaman yang minim tentang portofolio, bila metode portofolio telah dikenal secara meluas, maka upaya untuk memenuhi prasyarat keberhasilannya menjadi relatif lebih mudah.
Semoga.